Chapter 11 - Curiga

3K 202 2
                                    

Ken berjalan menuju UKS dengan menenteng sekotak bubur untuk Tara, lelaki itu sejak tadi khawatir saat melihat wajah pucat sang gadis, namun tanggung jawabnya tidak bisa ditinggal. Setelah selesai dengan perkara Maba, lelaki itu langsung menghampiri Tara, ia menggeser pintu UKS perlahan, takut kalau Tara masih tertidur.

Ken langsung mengarah ke salah satu bilik yang tirainya tertutup, dan menemukan Tara terduduk disana, memeluk lututnya sendiri. Gadis itu nampak kaget saat melihat kehadiran Ken.

"Tar, you okay? Sori baru bisa kesini". Ucap Ken sembari menghampiri Tara.

Netra gadis itu membesar. "Uhm.. Ng.. Gak apa-apa. Balik yuk, Ken".

"Boleh, tapi makan dulu. Gue bawain bubur, muka lo masih pucet tuh". Ucap Ken sembari menyodorkan plastik bubur padanya.

Tara menggeleng cepat. "Makannya dirumah aja, kita pulang sekarang. Anterin gue balik".

Ken memicingkan matanya. "Kenapa sih lo? Kok panik gitu?".

Baru saja Tara mau membuka mulutnya saat seseorang lagi muncul dari balik tirai. "Oh, well. Your prince charming is here? Sayang dia gak liat kita tadi".

Netra Tara membulat, menggeleng kearah Ken yang kini keheranan menatap Calvin yang berdiri disana. Lelaki itu dengan santai berjalan kearah Tara dan menaruh segelas teh diatas nakas.

"Kalo gitu gue cabut ya, Kak. Enjoy your time. Text me when you're free". Pesan Calvin sebelum beranjak melenggang santai keluar dari ruang UKS.

Ken sampai melongo melihati pemandangan barusan, tatapannya tak henti menghujam kearah Tara yang kini menatapnya takut. "What was that, Tara? Care to explain? Lo kenal anak tengil itu?".

Belum kelar Ken mendesak, lelaki itu terus bertanya. "And what was 'Dia gak liat kita tadi'? Lo ngapain?".

Tara memukul wajahnya sendiri dengan telapak tangannya, merasa frustasi akan dirinya sendiri.

"Girisha Triastara Briel, gue nunggu jawaban". Tuntut Ken, kini menyilangkan tangannya didepan dada.

Tara akhirnya turun dari tempat tidur dan menarik tangan Ken keluar dari sana. "Gue jelasin di mobil, jangan disini".

———

"Kak Kenneth tuh udah punya pacar deh setau gue, yang tadi pake topi itu". Ucap salah seorang Maba putri yang tengah menunggu diluar kampus.

Calvin yang tengah menyalakan rokoknya jadi terdiam, telinganya mendengarkan dengan seksama.

"Yang pake topi? Cantik sih, tapi gue kira seleranya yang modelan secantik barbie gitu, secara dia keren banget. Yang tadi itu kayak tomboy gitu ya?". Balas seorang lagi.

Calvin sampai menyandarkan dirinya ke tembok, berupaya agar tidak terlihat kalau ia tengah menguping.

"Iya, udah gitu pinter lagi. Denger-denger sih mereka udah sahabatan dari dulu, makanya mungkin Ken mau. Aduh, idaman banget ya dia, udah pinter, ganteng, setia lagi".

Kata-kata terakhir itu sontak membuat dahi Calvin menyerngit.

Menjijikan.

Pada akhirnya, Calvin memutuskan untuk pergi dari sana dan masuk kedalam mobil. Ponselnya berbunyi lagi, sejak tadi ponselnya sudah berbunyi, namun lelaki itu memilih mengabaikan. Kali ini ia memutuskan untuk mengangkatnya.

"Calvin Pramudya Morritz, kamu ini kemana aja sih? Aku telfon udah puluhan kali gak diangkat". Keluh Sara, pacar Calvin dari ujung panggilan.

Calvin menstarter mobilnya. "Baru kelar ospek, babe, sorry".

A MILE AWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang