Chapter 8 - Puerto

3.7K 218 2
                                    

Agak joyok ya! 🔞

———

Calvin menenggak gelas whiskey-Nya yang kedua malam ini, lelaki itu menanti kehadiran Tara yang sudah berjanji akan menemuinya demi menjaga agar foto mereka tidak tersebar. Lelaki itu tak berhenti menunjukkan senyumnya, membayangkan ekspresi kesal Tara saat tiba nanti.

Gadis itu masuk kedalam bar dan melihat ke sekitar, Calvin memperhatikan penampilannya dari atas kebawah. Tara mengenakan baju oversize yang menutupi lekuk tubuhnya, sayang sekali padahal tubuh itu punya nilai 100/10 dari Calvin.

Mata Tara akhirnya bertemu dengan Calvin yang sejak tadi menatapnya tajam, gadis itu bergerak cepat dan duduk di seberang Calvin, menatap sinis kearah sang lelaki.

"Hapus foto gue". Desis Tara sinis.

Calvin terkekeh dan kembali meneguk alkoholnya. "Dateng-dateng udah galak aja, kemana perginya cewek penurut yang tadi pagi?".

"Mati. Udah cepetan, gue kesini cuma buat itu". Balas Tara lagi.

Calvin menaruh gelas minumannya dan mengisinya kembali hingga setengah gelas. Lelaki itu kemudian mendorong gelas minuman itu kearah Tara. "Relax, woman. Lo gak bisa paksa gue lakuin sesuatu, emang lo siapa?".

Calvin memajukan duduknya hingga ia dapat berbisik. "Salah siapa lo lupa diri waktu gue jilat sampai gak sadar kalo di belakang lo ada kamera? Hm?".

Tara bersumpah, iblis di hadapannya ini ingin sekali ia bunuh dengan tangannya sendiri. "Psikopat. Mau lo apa?".

Calvin kembali terkekeh. "Spend another night with me, setelah itu gue janji akan hapus foto dan videonya".

Mata Tara membelalak. "Video?! Maksud lo ada videonya juga?".

Calvin menaikkan kedua alisnya. "Of, course sweetheart. Tadi gue habis solo di kamar mandi pake video itu. Lo seksi banget, bet it was your first time getting someone down and licked you?".

Emosi Tara naik bukan main, giginya sampai bergemeletuk menahan amarah. "Brengsek. Lo pikir gue pelacur?".

"Iya, lacur gue. Lacur yang nikmatin waktu gue perlakuin gitu". Desis Calvin balik.

Lelaki itu menjilat bibirnya sendiri dan melirik minuman didepan mereka. "Go on, your choice. Kalo setuju, bottoms up. Kalo gak, gue bakal posting videonya sekarang".

"You're such a walking red flag, kok bisa ya cewek lo mau sama iblis kayak lo". Maki Tara.

Calvin menyeringai. "Red flag, white flag, whatever. I'm a devil with ability to satisfy, babe".

Tara menunjukkan wajah jijiknya, ia dilema bukan main. Namun, rasanya tidak ada pilihan lain selain menuruti perkataan manusia sampah dihadapannya ini. Tidak apa, siapa tau nanti ia bisa menggorok leher Calvin saat lelaki itu tidur?

Dengan satu gerakan, Tara menghabiskan gelas whiskey yang Calvin sodorkan, menenggaknya habis bagai air putih.

Hal itu membuat Calvin menepukkan tangan. "That's my girl".

"Never. Not even in your dreams, bangsat". Desis Tara.

Calvin mengeluarkan senyumnya. "I don't think we'll ever be dreaming tonight, love".

———

Tara dan Calvin akhirnya tiba di apartemen Calvin yang ternyata jaraknya cukup dekat dari Puerto, bar tempat mereka bertemu tadi. Sepanjang perjalanan kesana, keduanya lebih banyak diam. Tara bahkan hanya menatap keluar jendela dan memikirkan bagaimana cara membunuh lelaki sialan disebelahnya itu.

A MILE AWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang