Ada percakapan 🔞🔞🔞 nya ya
Be wise 🙏🏻
———
Tara menggenggam gelas minumannya erat. Entah bagaimana ceritanya, gadis itu berakhir disini, di apartment milik Calvin yang sebenarnya sangat ia hindari sebelumnya. Apartment megah dengan nuansa kayu dan warna hitam itu membuat kepalanya berdentum.
Bagaimana tidak? Apartment inilah yang mengingatkannya akan malam pertama kali mereka menghabiskan waktu berdua.
Apartment ini juga tempat dimana Tara memberikan miliknya yang berharga pada Calvin. Yang entah mengapa, seingat otak Tara, rasanya begitu candu. Kamar Calvin, kamar mandi, dan ruang tamu adalah tempat yang ia ingat dengan sangat jelas.
Gadis itu sekarang tengah teruduk di sofa ruang tamu Calvin, menanti sang lelaki yang baru saja selesai membersihkan diri. Tara meneguk soda yang ia pilih untuk menemani kesendiriannya, meminumnya sedikit-sedikit agar tidak cepat habis.
Lelaki itu datang setelah selesai mandi, menggosok sisa basah dari akar rambutnya dan berdiri menatapi Tara yang duduk kikuk di sofa. Calvin menaruh handuknya asal di ujung ruangan dan beranjak ke kulkas untuk mengambil sebotol minuman dari dalamnya. Lelaki itu mengambil serta dua sloki kecil dan menempatkannya di meja, tepat di hadapan Tara.
Dahi Tara menyerngit menyaksikan saat lelaki itu menuangkan minuman ke dua gelas itu dan menyodorkan salah satunya pada Tara. "Cheers?".
Gadis itu menggeleng, secinta-cintanya ia pada alkohol, malam ini ia sudah berjanji untuk tidak menyentuh minuman itu. Tidak lain dan tidak bukan, guna menghindari kebodohan yang mungkin terjadi diantara mereka lagi. Kebodohan diatas kasur misalnya.
"Gak mau?". Tanya Calvin disertai senyuman mengejek.
Tara kembali menggeleng. "Gue kesini bukan buat minum dan hangout sama lo. Udah cepetan, mana hp lo".
Lelaki itu menatap lekat kearah wajah Tara sebelum menengguk minumannya habis. Setelahnya, Calvin menaruh gelas sloki di meja, mendorongnya dengan jari hingga berada tepat di hadapan Tara. Lelaki itu kemudian menarik meja agar menjauh dari sofa, agar ada jarak yang cukup jauh dan pas untuk mereka duduk di bawah.
Calvin bergerak mengitari meja guna duduk di lantai, tepat di sebelah Tara yang masih setia berada diatas sofa. "Sini, Kak, turun. Duduk bareng. Let's do a round of truth ot drink, abis itu, gue kasih hp gue ke lo. Silahkan hapus sendiri".
Truth or drink? Permainan tolol yang memaksa pemainnya menjawab jujur atau menenggak minumannya jika tak ingin menjawab? Konyol.
"Gak gitu perjanjiannya". Sembur Tara kesal. "Perjanjiannya cuma lo bakal biarin gue liat hp lo dan hapus semua foto gue depan mata gue persis, setelah kita sampai di apart lo, which is now".
Calvin mengisi kembali gelas miliknya dan menenggak isinya habis. "Terserah aja, kalo gak mau, berarti lo izinin gue simpen foto lo, Kak".
Tara berdecak jengkel. Gadis itu tahu betul otak manipulatif lelaki disebelahnya, namun pada akhirnya mengikuti untuk duduk disebelah Calvin dan menenggak minumannya habis. "Udah cepetan deh".
Calvin tersenyum penuh kemenangan dan menggigit bibirnya semangat. "Ok, Kak, your turn, truth or drink, Lo belom pernah ngapa-ngapain sama cowok lain selain gue".
Tara mengisi gelas sloki nya dan menenggak habis isinya, memilih tidak menjawab pertanyaan tolol dari Calvin. Lelaki disebelahnya hanya terus menuai senyumnya, tahu kalau permainannya akan berhasil sesuai dengan keinginannya.
"Your turn, bastard. Truth or drink, Otak lo isinya ngewe doang". Sembur Tara penuh emosi.
Calvin kembali menggigit bibirnya sendiri. "Truth, apalagi kalo lagi sama lo".
KAMU SEDANG MEMBACA
A MILE AWAY
RomanceGirisha Triastara Briel, Tara, gadis yang bahkan dijuliki si tomboy di kampusnya punya hobi mendatangi aktivitas drifting berkat ajakan sang kakak. Di arena balap itulah, Tara menemukan trigger dan juga ketertarikan. Di arena balap itu juga lah, Cal...