5. Sandiwara Nawa

9.8K 540 2
                                    

------------------ Happy Reading ------------------

Sesampainya Kaluna di sekolah, ia langsung melenggang menuju ke ruang kelasnya. Begitu ia memasuki ruang kelasnya, ternyata sudah ada beberapa murid di kelas.

Para siswa menatapnya penuh kagum, sedangkan Kaluna hanya cuek saja dan terus berjalan hingga duduk di bangkunya. Ia langsung memainkan handphonenya karena ia tak mau terganggu dengan tatapan-tatapan dari murid di kelas nya itu.

Ia sebenarnya tidak nyaman dalam situasi seperti ini. Ia berharap Difa cepat-cepat datang dan membantunya untuk bisa keluar dari ruangan ini.

" Hai KALUNA!" pekik Difa di ambang pintu. Kaluna sampai terjengkang kaget mendengar pekikan Difa.

" Difa! Lo bisa gak sih masuk kelas gak usah teriak-teriak gitu?! Suara lo kek toa masjid tau gak?!" sinis Shella, salah satu murid yang sudah ada dikelas itu.

" Sirik ae lo," balas Difa tak kalah sinis.

" Udah-udah, mending sekarang kita keluar aja," ujar Kaluna menengahi. Ia menggeret lengan Difa keluar dari ruang kelasnya itu.

" Lo mau bawa gue kemana astaga? Gue belum naruh tas loh," ujar Difa.

" Lo tau gak sih, daritadi tuh ya murid sekelas natap gue aneh gitu. Gue risi banget sumpah," ujar Kaluna.

" Hahay, biasa. Orang cantik mah ada aja yang kagum. Kayak gue nih, kecantikannya tersebar kemana-mana," ujar Difa menyombongkan diri.

Kaluna memutar kedua bola matanya jengah.
" Iya tersebar kemana-mana sampe-sampe orang lain tuh eneg liat muka lo."

" Haish, nyebelin banget lo."

***

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Kaluna belum juga keluar dari kelas. Ia masih fokus menyalin catatan milik Tesya, salah satu murid yang pintar dikelas.

" Lama banget sih lo nyatet nya. Gue laper tau," keluh Difa. Sedari tadi Difa terus saja mengomel karena Kaluna tak kunjung selesai dalam mencatat.

" Lo kalo laper, ke kantin duluan aja. Gak apa-apa kok," ujar Kaluna.

" Yang bener? Ntar kalo lo di apa-apain gimana?" tanya Difa.

" Tenang aja. Ntar gue langsung manggil lo," ujar Kaluna menyakinkan Difa.

" Bener nih?" Kaluna pun mengangguk.

" Yaudah deh kalo gitu, gue ke kantin duluan ya," ujar Difa. Ia melambaikan tangannya ke Kaluna dan dibalas pula oleh Kaluna.

Kini di kelas hanya ada Kaluna. Kaluna sebenarnya merasa sedikit takut berada di kelas sendirian seperti ini, tetapi mau bagaimana lagi. Difa sepertinya sudah sangat lapar, dan Kaluna tak tega untuk membiarkan Difa kelaparan di kelas hingga perutnya terus berbunyi minta makan daritadi. Jadi lebih baik ia membiarkan Difa ke kantin terlebih dahulu untuk mengisi perutnya.

BRAKKK

Tiba-tiba pintu kelas terbuka karena ditendang oleh seseorang. Kaluna sangat kaget hingga tulisannya tercoret.

" Lo apa-apan sih Darren?!" bentak Kaluna.

" Lo yang apa-apaan. Kenapa lo masih bully Nawa, hah? Gue kira lo beneran udah berubah, ternyata masih sama aja. Queen bullying yang kejam," ujar Darren.

Kaluna mengepalkan tangannya. Ia bangkit dari duduknya dengan kasar hingga bangkunya saja jatuh.

" Atas dasar apa lo nuduh gue, hah? Lo ada bukti?!" tantang Kaluna.

" Tanpa adanya bukti pun gue tau pasti Lo yang udah bully Nawa. Disini cuma Lo yang benci banget sama Nawa," ujar Darren.

" Udah, mending lo ngaku aja, Kal" celetuk Nolan.

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang