Extra Chapter

4.1K 131 8
                                    

Haii..
Huhu, masih ketemu lagi di cerita ini~
Yuks langsung aja baca ^_^
-
-
-

------------------ Happy Reading ------------------

" Pertemuan bukanlah awal dari sebuah kisah, melainkan akhir dari kisah lama yang belum terselesaikan,"~ Kiana Sky Diandra

Dua orang remaja berbeda jenis kelamin itu tampak berjalan bergandengan di sebuah taman dekat kafe. Mereka adalah Kiana dan Askara. Malam itu Askara mengajak Kiana untuk makan malam bersamanya di sebuah kafe. Selesai makan malam, Askara justru membawa Kiana ke sebuah taman samping kafe itu.

" Wow, taman nya bagus banget. Lo yang nyiapin, Ka?" Tanya Kiana memandang takjub taman itu yang dihiasi lampu kelap-kelip di sekelilingnya.

" Cantik 'kan? Lo suka?" Tanya balik Askara.

" Suka dong. Ini cantik banget!" Jawab Kiana semangat.

" Tapi lebih cantik gadis di depan gue ini daripada tamannya," ujar Askara.

Sedangkan Kiana hanya terkikik geli mendengar ucapan Askara. Ia sudah terbiasa dengan pujian yang Askara lontarkan untuknya.

Tiba-tiba Askara menarik kedua telapak tangan Kiana dan menggenggamnya erat. Menatap lekat-lekat mata gadis di hadapannya itu.

" Kia, gue mau ngomong sesuatu sama lo," ujar Askara.

" Ng-ngomong apa?" Tanya Kiana gugup.

" Duh, jantung gue kenapa disko gini sih?" Batin Kiana.

" Mungkin lo gak akan terkejut lagi sama ucapan gue ini. Menurut gue, lo pasti udah tau kalo sebenernya gue- cinta sama lo. Cinta gue ke lo ini melebihi cinta gue ke diri gue sendiri," ujar Askara.

" M-maksud lo?" Tanya Kiana terkejut.

Askara menghela napas panjang.
" Gue suka, sayang, dan cinta sama lo. Gue gak mau kehilangan lo lagi, Kia. Gue mau, lo jadi milik gue. Hidup gue tanpa lo serasa hampa. Gue gak bisa jauh-jauh dari lo, Kiana."

Askara bertekuk lutut di hadapan Kiana. Mencium kedua punggung tangan Kiana. Ia menatap teduh kedua bola mata Kiana yang menghanyutkan.
" So, do you want to be my girlfriend?"

" Be mine, baby," lanjut Askara.

Kiana tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya. Ia langsung mengangguk cepat.
" Yes, I want to be your girlfriend."

Askara langsung bangkit dari posisinya dan memeluk erat-erat Kiana. Bahkan Askara sampai menggendong Kiana karena terlampau bahagia.

" Aaaa! Aska! Turunin gue!" Pekik Kiana.

Askara pun menurut. Ia menurunkan tubuh Kiana lalu memeluknya kembali.
" Jangan pernah ninggalin gue lagi, Kia. Karena gue sayang banget sama lo."

" Gue juga," ujar Kiana.

" Juga apa?" Tanya Askara tersenyum jahil setelah menguraikan pelukan mereka.

" Juga itu," jawab Kiana menggigit bibirnya.

" Itu- apa? Jawab yang bener dong, jangan setengah-setengah," ujar Askara.

" Haish, lo mah!" Ujar Kiana kesal.

" Ayo jawab dong."

" Iya, gue juga sayang sama lo," ujar Kiana lirih namun terdengar jelas.

" Hah? Lo ngomong apa? Gue gak denger."

Bukannya menjawab, Kiana justru menggeplak pelan lengan Askara.
" Gue dah jawab tadi."

Sedangkan Askara hanya terkekeh melihat ekspresi Kiana yang sedang malu itu. Ekspresi Kiana justru terlihat lucu menurutnya.

" Jadi, kita udah resmi nih?" Tanya Askara jahil.

" Apaan sih, Ka. Lo mah gitu. Gue malu, tau," ujar Kiana menyembunyikan wajahnya di dada bidang Askara.

" Kenapa malu? Bener 'kan, lo itu sekarang pacar gue," ujar Askara terkekeh.

Kiana tak menjawab. Ia justru duduk di atas rerumputan taman itu, dan Askara duduk di sebelahnya. Kiana menoleh menatap Askara, lalu mendaratkan kepalanya ke pundak Askara. Ia memejamkan mata menikmati semilir angin malam itu yang mengiringi kebahagiaannya saat ini.

" Gue gak tau mau gimana mendeskripsikan kebahagiaan gue sekarang ini, tapi yang jelas gue senang banget!" Ujar Kiana.

" Kia, sorry ya. Gue gak bisa seromantis yang ada di drakor atau film-film, jadi ya gini," ujar Askara.

" Gak apa-apa. Kayak gini aja udah cukup kok buat gue," ujar Kiana.

" Asalkan lo selalu ada di deket gue, gue akan selalu bahagia," lanjut Kiana.

Askara tersenyum. Menatap kedua bola mata Kiana yang tenang. Entah dorongan dari mana yang membuat Askara mendekatkan wajahnya ke wajah Kiana hingga berjarak hanya setengah centi. Sedangkan Kiana yang kaget pun kini sudah memejamkan matanya karena gugup. Ketika Askara hendak mendaratkan bibirnya ke kening Kiana, ia langsung tersadar.

" Eh sorry, Kia. Gu-gue gak sengaja," ujar Askara.

Kiana sedikit merasa lega karena akhirnya Askara menjauhkan kembali wajahnya darinya.
" I-iya gak apa-apa," jawab Kiana masih gugup.

" Eumm, jalan-jalan sebentar mau gak?" Tanya Askara guna menetralkan rasa gugupnya.

" Kemana? Ini udah malem lho," ujar Kiana.

" Sebentar aja. Nanti gue bilangin ke Tante Anita sama Om Aldi," ucap Askara.

" Eum, oke deh. Gue mau," jawab Kiana akhirnya.

Askara tersenyum simpul.
" Kia, apa pun masalah lo, gue, atau masalah kita berdua, kita harus menjalaninya bersama-sama. Dan gue, akan selalu ada di samping lo kapan pun lo butuh gue. Oke?" Ujar Askara sambil membantu Kiana bangkit dari duduknya.

Kiana terdiam sejenak. Menatap lelaki di hadapannya yang kini resmi menjadi pacarnya itu sambil tersenyum. Lalu ia mengangguk.

Mereka pun melangkah pergi dari taman dan menghabiskan malam itu bersama. Malam itu, di taman itu, menjadi saksi bahwa Askara dan Kiana kini telah resmi menjadi sepasang kekasih.

-

Hai hai hai..
Bingung nih mau gimana buat extra chapter nya, huhu..
Pokoknya ini bagian dimana Askara ngungkapin perasaannya ke Kiana.
Segitu aja mungkin ya, ehehe..

Terima kasih buat kalian semua yang udah jadi pembaca di cerita ini~

Beribu ucapan terima kasih aku untuk kalian semua ^_^

Jangan lupa vote dan komen nya ya guys >_<

Bye~

Salam, author ❤️❤️

24 Januari 2023

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang