29. Kaluna diculik?

2.4K 146 0
                                    

Haii..
Ketemu lagi di cerita Kaluna Transmigrasi, ehehe..
Sebelumnya, terimakasih buat kalian semua yang udah mau baca cerita ini..
Pokoknya, beribu ucapan terimakasih deh buat kalian semuaa..
Oke, langsung aja dibaca, kalo ada typo nya silakan ditandai
Selamat membaca dan semoga sukaa..
-
-
-



------------------ Happy Reading ------------------

Sudah dua hari sejak mendengarkan pembicaraan Nawa dan Gema di taman belakang sekolah itu, Kaluna menjadi lebih tertutup. Ia selalu pulang tepat waktu, tak lagi nongkrong-nongkrong bersama Difa dan Liza. Tidak lagi makan siang bersama Askara di kafe dekat sekolah. Ia juga tidak membawa motor sendiri ke sekolah untuk beberapa hari ini. Ia ingin memperketat penjagaan untuk dirinya sendiri.

Seperti halnya hari ini. Kaluna berangkat sekolah diantar supir pribadinya. Begitu sampai di sekolah, ia juga langsung masuk ke kelas dengan langkah cepat. Ia juga menunda beberapa hari kebiasaannya berkeliling koridor sekolah sebelum bel. Terlebih lagi, ia satu sekolah dengan Nawa dan Gema. Risiko nya lebih besar jika ia berkeluyuran keluar kelas.

Difa dan Liza pun turut merasa keanehan sikap Kaluna akhir-akhir ini yang berbeda. Seperti kali ini, Kaluna tengah berdiam diri di bangku nya, menatap kosong suasana kelas. Difa dan Liza pun mendekati Kaluna.

" Kaluna," panggil Difa.

Kaluna menoleh dan menatap kedua temannya itu.
" Iya, kenapa?" Tanyanya.

" Lo kenapa sih? Akhir-akhir ini gue ngerasa ada yang aneh sama lo. Kenapa gak pernah cerita ke gue sama Liza kalo lo ada masalah?" Tanya Difa.

Kaluna mendengar pertanyaan dari Difa tanpa minat.
" Gue gak kenapa-napa. Santai aja kali," jawabnya.

Difa memicingkan matanya curiga.
" Gak usah bohong! Gue tau lo menyembunyikan sesuatu dari gue sama Liza. Ngaku lo!"

"Enggak yaelah. Suudzon mulu lo," bantah Kaluna.

" Yaudah ah, gue mau makan dulu. Laper gue," ujar Kaluna mengalihkan topik pembicaraan.

Liza memperhatikan gerak-gerik Kaluna. Ia mengerutkan keningnya heran kala melihat Kaluna mengeluarkan sebuah kotak bekal dari laci mejanya.

" Sejak kapan lo bawa bekal ke sekolah?" Tanya Liza yang sedari tadi diam.

Kaluna membulatkan matanya mendengar pertanyaan Liza.
" Sejak kemarin. Lagian, terserah gue lah gue mau bawa bekal apa kagak. Apa urusannya sama kalian? Udah sana jauh-jauh dari gue, gue mau makan."

" Enggak gitu, Kal. Masalahnya, akhir-akhir ini lo aneh banget suer deh. Lo kenapa sih sebenarnya?" Tanya Liza.

" Udah gue bilang, gue gak apa-apa. Dah sana jauh-jauh, gue mau makan, laper," ujar Kaluna. Ia lalu membuka kotak bekalnya dan langsung memakan makanannya itu dengan lahap tanpa mempedulikan keberadaan Difa dan Liza di dekatnya.

***

Suasana SMA Antariksa siang ini begitu sepi. Wajar saja, karena ini sudah jam pulang sekolah. Semua murid sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Terkecuali Kaluna. Ia kini masih berada di sekolah karena ada tugas kelompok yang harus diselesaikannya hari ini dan deadline-nya besok pagi.

Kaluna berkali-kali menguap lantaran rasa kantuk yang menyerangnya. Berkali-kali pula ia mengecek jam tangan yang melingkar indah di pergelangan tangannya, guna memastikan bahwa saat ini belum pukul lima sore, dan itu membuatnya menjadi tidak fokus.

" Udah jam setengah lima nih, guys. Gimana kalo kerja kelompok nya kita akhiri dulu. Nanti biar gue lanjutin sendiri di rumah," ujar Niva, salah satu teman sekelompok Kaluna.

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang