12. Rumah pohon

7.5K 381 1
                                    

------------------ Happy Reading ------------------

Suasana di kelas 11 IPS 1 sangat sunyi. Saat ini Pak Goni, guru mata pelajaran Matematika tengah mengajar. Kaluna sangat bosan dan jenuh. Ia terus saja memperhatikan jam dinding di kelas itu yang menunjukkan pukul setengah dua belas siang kurang beberapa menit.

" Harusnya sekarang udah jam istirahat kedua. Tapi kenapa bel nya belum bunyi juga sih," batin Kaluna kesal.

Ia menengok keadaan kanan dan kirinya. Banyak juga murid yang sedang melawan bosen nya. Murid yang duduk di bangku depan hanya terlihat seperti memahami materi dengan menganggukkan kepalanya tetapi Kaluna yakin jika mereka hanya pura-pura paham untuk menghargai Pak Goni.

Kaluna menolehkan kepalanya ke arah Difa. Tampak Difa tengah bermain handphone sembunyi-sembunyi.

"Psst...psst," panggil Kaluna pada Difa dengan suara lirih seperti berbisik.

Difa menoleh kepada Kaluna.
" Kenapa?" Tanyanya dengan suara yang juga lirih.

" Gue bosen," ujar Kaluna.

" Gue juga. Main hp lo aja sono," ujar Difa lalu sibuk lagi dengan handphonenya. Entah apa yang ia lihat sampai segitu fokusnya. Kaluna hanya memasang wajah cemberutnya lalu balik mengahadap ke papan tulis.

Tiba-tiba Kaluna mengangkat tangannya. Pak Goni pun menatap Kaluna.
" Ada apa Kaluna?"

Sontak saja hal itu membuat semua mata tertuju padanya.

" Emm, maaf pak. Rasa-rasanya sudah mau-" ucapan Kaluna terpotong.

KRIINGG..!! KRIINGG..!!

Bel istirahat kedua telah berbunyi.

" Nah kan bel istirahat nya dah bunyi," lanjut Kaluna.

Difa dan Liza memelototkan matanya menatap Kaluna. Sedangkan Kaluna hanya menyengir.

Pak Goni menggelengkan kepalanya seraya memijat pelipisnya melihat kelakukan anak didiknya itu.
" Yasudah anak-anak, karena bel istirahat sudah berbunyi, pelajaran bapak di pertemuan hari ini bapak cukupkan sampai sini. Silahkan anak-anak bisa istirahat terlebih dahulu," ujar Pak Goni lalu berjalan keluar dari ruang kelas 11 IPS 1 itu.

Setelah Pak Goni keluar, Difa dan Liza menghampiri bangku Kaluna.

" Lo gak sopan banget sih, Kal! Pak Goni tuh guru loh, lebih tua dari lo! Seenggaknya yang sopan dikit lah sama orang tua lo disekolah," tegur Liza.

" Tau tuh. Nekat banget jadi cewek," celetuk Difa.

" Hehe iya-iya," cengir Kaluna.

"Oh iya Kal, kenapa ya gue ngerasa kalo lo itu beda dari Kaluna yang gue kenal. Entah kenapa belakangan ini gue selalu kangen sama lo padahal kita ketemu terus setiap hari. Apalagi sikap Lo yang sekarang ini berubah drastis. Gue sampe bingung jadinya," ujar Difa.

Kaluna terdiam mendengar ucapan Difa.
" Ya jelaslah lo kangen sama Kaluna. Kan gue bukan Kaluna yang asli. Tapi kenapa gue dengernya ikut sedih ya?" Batin Kaluna.

" Ah gak usah mikir yang aneh-aneh deh lo. Mending sekarang kita ke kantin aja yuk," ajak Kaluna mengalihkan pembicaraan. Difa dan Liza pun mengangguk setuju.

***

Ketika mereka sedang berjalan menuju kantin, tiba-tiba ada seorang gadis yang menabrak Kaluna. Gadis itu yang menabrak tapi gadis itu pula yang terjatuh.

" Ma-maaf Kaluna aku gak sengaja," ujar gadis itu, Nawa.

Sedangkan Kaluna hanya berdecih muak melihatnya.

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang