44. Kenyataan tentang Freya

1.8K 123 2
                                    

Haii..
Terima kasih sudah mampir ke cerita ini..
Maklumi jika ada typo yaa..
Oke, selamat membaca dan semoga sukaa..
-
-
-

------------------ Happy Reading ------------------

Kaluna dan Nico kini sudah sampai di rumah Kaluna. Begitu Kaluna masuk ke dalam pagar rumahnya, ia langsung disambut oleh seorang lelaki yang duduk di kursi teras rumahnya. Dia Askara! Askara juga melihat ketika Kaluna baru saja keluar bersama Nico.

Kaluna berjalan dengan langkah pendek mendekati Askara, lalu duduk di kursi sebelah lelaki itu. Ia menatap Askara ragu-ragu, sedangkan lelaki itu hanya menatap kosong ke depan tak berniat menatap balik Kaluna.

" Habis darimana sama si Nico tadi?" Tanya Askara dengan nada dingin. Lelaki itu menoleh ke Kaluna dengan tatapan datarnya.

Kaluna memasang wajah cemberutnya.
" Nico ajak gue ke suatu tempat, dia udah minta dari semalem-- makanya gue sanggupi," jawab Kaluna.

" Jadi ini alasan lo nolak makan siang bareng gue? Karena udah ada acara makan siang sama Nico, terus ternyata di taman, gitu?" Tanya Askara.

Kaluna membelalakkan matanya mendengar ucapan Askara. Bagaimana Askara bisa tahu jika ia dan Nico berada di taman? Itulah pertanyaan Kaluna dalam hati.

" Lo-- tahu dari mana?" Tanya Kaluna.

" Gue tahu dari mana itu gak penting," jawab Askara. Nada bicaranya terdengar dingin.

" Aska, itu gak seperti yang lo liat. Gue bisa jelasin kok," ujar Kaluna.

" Kenapa gue ngerasa kek lagi keciduk selingkuh dari pacar terus ngemis-ngemis buat ngasih penjelasan? Haishh!" Batin Kaluna.

Askara tersenyum remeh.
" Untuk apa?"

Askara bangkit dari duduknya lalu melenggang pergi menjauh dari Kaluna. Baru beberapa langkah berjalan, ia menoleh lagi ke belakang menatap Kaluna.
" Gue bukan siapa-siapa lo, jadi-- lo gak perlu jelasin apa pun ke gue," lanjutnya. Ia lalu melanjutkan langkahnya mendekati motornya yang terparkir di halaman rumah Kaluna.

" ASKARA!" Panggil Kaluna.

" Aska, dengerin gue!" Teriak Kaluna.

Askara tak menoleh sedikit pun ke belakang. Ia langsung menaiki motornya dan menancapkan pedal gas motornya, meninggalkan kediaman keluarga Kaluna.

Kaluna menatap lesu motor Askara yang sudah melesat jauh dari rumahnya. Dadanya tiba-tiba terasa sesak yang teramat mendalam ketika mengingat ekspresi datar dan dingin yang ditunjukkan Askara untuknya.
" Askara, lo kenapa sih?" Tanya Kaluna lirih.

***

Makan malam kali ini terasa sepi. Kaluna yang selalu mengoceh agar suasana menjadi ramai, kini berubah murung dan diam. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu dengan piring. Marchel, Nesha, dan Alvaro pun sampai heran dengan sikap Kaluna hari ini.

" Kal, lo gak apa-apa?" Tanya Alvaro.

" Iya nak, kamu kenapa? Kalo ada masalah, cerita dong sama kami," tambah Nesha.

Kaluna menggeleng lemah, namun ia masih dapat tersenyum tipis.
" Kaluna gak apa-apa kok."

Ia mengambil gelas lalu meminumnya. Setelah itu, ia bangkit dari duduknya.
" Kaluna mau ke kamar, istirahat."

Marchel, Nesha, dan Alvaro menatap bingung pada Kaluna.

" Kaluna kenapa, Varo?" Tanya Nesha.

Alvaro mengedikkan bahunya tak acuh.
" Gak tau tuh, Ma. Mungkin galau," jawabnya.

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang