6. Pembalasan Kaluna

9.3K 514 2
                                    

------------------ Happy Reading ------------------

Kaluna berjalan sendiri tanpa tujuan. Ia tak tahu harus kemana. Jika ia ke kantin atau ke kelas, semua murid pasti sudah tau tentang berita pembullyan yang terjadi tadi dan ia pasti akan menjadi topik pembicaraan. Ia sungguh sangat malas untuk meladeni ucapan orang-orang untuk saat ini.

Akhirnya ia memilih untuk berjalan ke rooftop. Cuaca hari ini tidak terlalu panas, cukup nyaman jika ia berada di rooftop walaupun hanya sekedar duduk-duduk di kursinya saja.

Sesampainya di rooftop, benar saja, tidak ada orang. Ia pun duduk di salah satu kursi. Walaupun ini adalah rooftop, tetapi tetap ada tanaman hiasan di sekelilingnya hingga membuat teduh dan tidak terlalu panas.

Angin sepoi-sepoi begitu menenangkan. Kaluna memejamkan matanya menikmati semilir angin itu.

" Aaaaaaa!" Kaluna berteriak menyalurkan kekesalannya yang tidak bisa terbendung lagi.

" Gue gak nyangka Nawa ternyata gak sebaik yang gue pikir,"

" Kenapa dia bisa selicik itu?"

" Huh, emang sih tampangnya doang yang polos. Tapi ternyata aslinya bener-bener licik. Jauh lebih licik dari Kaluna yang asli,"  monolog nya.

Tiba-tiba ia tersenyum miring.

" Gue ada rencana bagus buat bales perbuatan Nawa," gumam Kaluna masih dengan senyum miringnya. Ia lalu melenggang pergi dari rooftop itu.

***

Suasana siang ini masih cukup ramai. Para murid dari kelas 10 sampai kelas 12 ada ekstra kurikuler hari ini. Kaluna akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membalas perbuatan Nawa pagi tadi.

" Tenang aja Nawa. Pembalasan gue udah otw," gumam Kaluna lirih sambil berjalan menuju ke toilet. Ia menenteng sebuah tas.

Ia menutup rapat dan mengunci pintu toilet itu. Di dalam toilet ia mempersiapkan penampilannya agar jika aksinya dimulai nanti ia akan dengan cepat merubah penampilannya. Ia juga membuka tas yang ia bawa. Tas itu berisi sebuah cutter kecil dan alat make up yang ia pinjam dari salah satu temannya.

Ia memoleskan make up di tangannya hingga tampak berwarna kemerahan seperti luka. Wajahnya juga ia buat se-pucat mungkin hingga orang-orang akan mengira jika Kaluna sedang sakit.

Setelah siap ia keluar dari toilet dan berjalan ke kelasnya. Di perjalanan, tidak murid yang lewat. Begitu juga di kelasnya. Untung saja Nawa sekelas dengannya, sehingga ia akan lebih mudah menjalankan aksinya.

Di kelas, sudah ada Nawa beserta kedua temannya. Kaluna menunda aksinya hingga teman-teman Nawa keluar. Tak lama teman-teman Nawa keluar dari kelas sepertinya akan ke toilet. Kaluna tersenyum senang. Ia langsung masuk ke dalam kelas.

Nawa menatap Kaluna bingung.
" Kenapa muka lo pucet? Sakit lo? Karma tuh kek nya," ejek Nawa.

Kaluna justru tersenyum dan mendekati Nawa. Nawa semakin heran dengan apa yang dilakukan Kaluna.

Tiba-tiba Kaluna langsung memberikan cutter kecil itu di genggaman tangan Nawa. Ia juga mengacak-acak rambutnya dan seragamnya. Keadaannya sangat kacau.

" Ternyata lo jahat ya, Nawa. Lo mau balas dendam karena kemarin gue udah bully lo?!" Teriak Kaluna hingga murid-murid yang mendengar langsung berdatangan. Nawa membelalakkan matanya tidak percaya.

" Kemarin gue cuma bully lo, tapi sekarang lo malah ngelukain gue pake cutter kek gini? Lo bener-bener licik, Nawa," lanjut Kaluna.

Murid-murid yang menyaksikan mulai berbisik-bisik satu sama lain. Mereka tidak percaya jika Nawa membalas dendam pada Kaluna dengan cara yang lebih kasar.

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang