13. Perkara Ayam Gosong

6.1K 360 1
                                    

------------------ Happy Reading ------------------

Kaluna menatap Askara dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
" Kenapa lo bisa se-yakin itu kalo gue baik?" Tanya Kaluna.

" Buktinya lo mau nolongin nyokap gue kemarin. Gue bisa liat dari tatapan mata lo ke nyokap gue, lo bener-bener tulus. Se-aneh atau se-berapa freak nya lo, tapi lo tetep berusaha sopan," jawab Askara.

" Ditambah lagi sekarang. Gue ngeliat pake mata kepala gue sendiri, lo ngomong halus di depan gue. Lo keliatan banget kalo lagi banyak masalah, tapi berusaha lo tutupi. Apa lagi namanya kalo bukan orang baik?" Tanya Askara.

Kaluna lagi-lagi terdiam.
" Lo gak bisa nyimpulin gue gitu aja. Kadang, beberapa orang justru menilai gue kebalikannya dari yang lo bilang," ujarnya.

" Orang yang menilai lo buruk itu yang justru buruk. Salah menilai seseorang. Atau mungkin mereka yang menilai lo buruk itu udah tertutupi oleh rasa benci di hati mereka," ujar Askara.

" Gak tah lah, pusing gue. Kepala gue gak akan mampu buat mikirin ujian kehidupan kek gini yang sulitnya melebihi ujian sekolah," ujar Kaluna.

Kini, Askara yang justru terkekeh.
" Yah, balik lagi deh sikap aneh nya," ujarnya. Kaluna tersenyum melihat tawa Askara. Baru kali ini ia melihat Askara tertawa selepas itu, dan Askara ternyata terlihat tampan jika sedang tertawa seperti ini.

Askara yang merasa diperhatikan pun langsung menghentikan tawanya. Ia menatap Kaluna.
" Kenapa natap gue nya kek gitu? Gue ganteng ya?" Tanya Askara disertai kekehan nya.

" Iya lah. Kalo gak ganteng, males gue ngeliatin lo," jawab Kaluna ikut terkekeh.

Askara terdiam.
" Padahal gue tau kalo jawaban Kaluna tadi pasti cuma becanda. Tapi kenapa gue seneng gini ya waktu Kaluna secara gak langsung bilang gue ganteng," batin Askara.

" Yaudah lah, gue mau balik dulu ya, Askara. Takut ntar bokap nyokap gue nyariin," ujar Kaluna.

" Hmm iya. Hati-hati dijalan," ujar Askara.

" Oke. Bye ganteng!" Teriak Kaluna sambil melambaikan tangannya pada Askara. Sedangkan Askara hanya menggelengkan kepalanya.

***

Kaluna sampai di rumahnya pukul setengah dua siang. Tetapi mengapa di garasi rumahnya ada beberapa motor? Kaluna pun bergegas membuka pintu rumahnya. Tampak lima lelaki sedang bercengkrama di ruang tamu rumahnya.

Kaluna memasang wajah datarnya dan berlalu begitu saja tanpa melirik ke arah mereka.

" Hai dek, dah pulang? Mana salam nya?" Tanya Alvaro.

" Assalamualaikum abang nya Kaluna yang paling ganteng," ujar Kaluna dengan senyumnya. Ia hanya melirik ke abangnya saja.

" Nah gitu dong. Yaudah sana ganti baju dulu," ujar Alvaro.

" Kita gak disapa, Kal?" Tanya Riki.

" Gak," jawab Kaluna cuek lalu menaiki anak tangga menuju ke kamarnya.

Darren menatap Kaluna dengan senyum yang ia paksa.
" Kenapa rasanya ada yang beda ya? Kek ada yang hilang, tapi apa?" Batin Darren.

Di sisi lain, Kaluna kini sedang tertidur pulas di kasurnya. Setelah mengganti seragam sekolahnya ia langsung tertidur. Bahkan handphone, dan tas nya masih tergeletak di sampingnya dan belum sempat ia letakkan di meja.

***

Malam telah tiba. Kaluna yang sudah bangun dari tidurnya sejak sore tadi langsung turun ke bawah untuk mengambil makan malam. Baru saja ia turun dari tangga, masih terlihat komplotan Darren di rumahnya. Bahkan kini mereka berada di ruang makan, sepertinya akan ikut makan malam bersama.

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang