54. Penyelidikan Ervan

1.4K 88 4
                                    

Haii...
Terima kasih sudah mampir ke cerita ini..
Kalo ada typo, tandai aja ya..
Selamat membaca~
-
-
-

------------------ Happy Reading ------------------

Seorang gadis tampak berbaring di kasurnya sambil bergelung selimut. Gadis itu menutup wajahnya dengan selimut. Entah sudah berapa lama gadis itu mengurung diri di kamar sejak kejadian malam itu. Ketika ia mengalami kejadian yang serupa sebelumnya.

TOK.. TOK .. TOK..

Pintu kamar gadis itu diketuk seseorang bersamaan dengan itu, suara decitan pintu terdengar. Dua orang gadis tampak berdiri di ambang pintu.

" Kaluna," panggil Difa. Namun tidak ada sahutan.

" Eumm, kita masuk ya," kini Liza yang bersuara. Tanpa menunggu respons Kaluna, Difa dan Liza pun langsung berjalan masuk ke dalam kamar itu lalu duduk di ujung-ujung kasur itu.

" Jangan sedih terus, Kal. Kita berdua jadi ikutan sedih kalo lo kayak gini," ujar Difa.

Kaluna membuka selimut yang menutupi wajahnya, lalu mendongak menatap dua gadis di sebelahnya itu.

" Kalian? Kenapa bisa ada di sini?" Tanya Kaluna.

" Tadi kita udah izin buat masuk tapi lo gak jawab," jawab Liza.

" Oh iya, gimana keadaan lo?" Tanya Liza.

Kaluna tersenyum tipis.
" Seperti yang kalian lihat. Gue baik-baik aja."

Difa mengangguk-angguk.
" Syukurlah kalo lo baik-baik aja. Soal yang malam itu, engga usah lo pikirin, ya."

" Iya, Kal. Daripada bikin lo jadi pusing. Lupain aja tentang Freya itu. Mungkin, Freya cuma gertak lo doang," ujar Liza.

" Kalian yakin kalo Freya cuma gertak gue doang? Gimana kalo yang dia omongin itu serius? Gimana kalo dia bener-bener mau mencelakai gue?" Tanya Kaluna dengan senyum getirnya.

" Lo gak usah khawatir, kita berdua akan selalu di samping lo dan akan selalu ada untuk lo. Lagian, ada Aska juga yang akan selalu jagain lo," ujar Liza menenangkan Kaluna.

Kaluna tak bisa menahan air matanya, ia pun langsung memeluk erat kedua sahabatnya itu, seakan tak ingin jika mereka meninggalkannya.
" Makasih Difa, Liza. Kalian udah selalu ada buat gue."

" Tentu. Apa pun yang terjadi, gue sama Liza akan selalu ada di sisi lo," ujar Difa.

***

Sore itu udara cukup dingin. Angin berhembus cukup kencang dan menerbangkan anak rambut Kaluna. Kaluna yang sedang duduk di teras depan rumahnya pun sampai merasa kedinginan karena cuaca sore itu yang tak bersahabat.

DRRRTTT...! DRRRTTT...!

Tiba-tiba ponsel Kaluna bergetar. Kaluna melirik layar handphonenya guna melihat nama orang yang meneleponnya itu. Ketika nama " Ervan " terpampang di layar atas handphone nya, Kaluna langsung mengangkat telepon itu.

" Halo, assalamualaikum."

" Waalaikumsalam, hai Kaluna."

" Hai juga. Btw tumben lo nelepon gue, ada perlu apa?"

" Ada yang mau gue omongin, tapi sebelumnya gimana kabar lo?"

" Kabar gue baik, lo sendiri?"

" Gue juga baik. Oke, gue langsung ke intinya aja ya."

" Iya, jadi ada apa?"

" Eumm, sebenarnya gue udah dapet informasi tentang kecelakaan lo beberapa bulan yang lalu."

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang