7. Bertemu Hanna

8.6K 473 3
                                    

------------------ Happy Reading ------------------

Pagi menjelang, Kaluna masih saja belum bangun dari tidurnya. Hari ini hari Sabtu, dan sekolah Kaluna libur. Oleh karena itu Kaluna masih bermalas-malasan di kasurnya.

TOK..!! TOK..!! TOK..!!

Pintu kamar Kaluna diketuk. Kaluna masih setia memejamkan matanya tanpa terganggu oleh suara itu.

" Non, sarapan dulu," ujar Bi Uci.

" Nanti Bi, Kaluna masih ngantuk," jawab Kaluna masih memejamkan matanya.

" Udah jam setengah tujuh, Non. Sarapan dulu. Bibi siapin ya," ujar Bi Uci.

Kaluna pun bangun dari tidurnya. Ia duduk bersandar pada ujung ranjang. Ia menguap lebar sambil mengucek matanya berkali-kali.

" Yaudah Bi, Kaluna bangun nih," jawab Kaluna.

" Ya non, kalo gitu bibi siapin sarapan buat non Kaluna dulu ya," ujar Bi Uci dan langsung pergi menjauh dari kamar Kaluna.

Kaluna pun turun dari kasurnya. Ia mencepol asal rambutnya itu hingga menyisakan beberapa anak rambut. Ia  belum mencuci mukanya. Bahkan ia masih memakai piyama baby doll lengan pendek dan celananya yang juga pendek.

Ia berjalan menuruni tangga lantai rumahnya. Ia langsung duduk di sofa ruang tamu dengan keadaan nyawa yang belum terkumpul, dan masih mengantuk.

Ia tak menyadari keberadaan beberapa lelaki di rumahnya itu, lebih tepatnya lagi di sofa ruang tamu itu.

Mereka adalah Darren beserta ketiga temannya. Ya, Darren kerumah Kaluna karena ada urusan dengan Varo, abang Kaluna yang juga merupakan mantan kakak kelas Darren. Darren berniat bertemu dengan Varo karena ada sesuatu hal yang ingin dibicarakan mengenai gengnya. Varo adalah pendiri geng motor ALLEGRA sewaktu Varo masih kelas 11 SMA. Ketika itu Varo adalah ketua pertamanya. Darren yang saat itu masih kelas 10 bergabung di geng itu. Setelah Varo lulus SMA, ia menyerahkan posisinya sebagai ketua geng motor kepada Darren.

Darren dan ketiga temannya menatap Kaluna yang sepertinya baru bangun tidur itu. Kaluna terlihat cantik dan imut dengan penampilannya saat ini. Rambut yang dicepol asal, baju tidur yang lucu, dan jangan lupakan muka bantalnya yang terlihat jelas itu.

Riki tak bisa menahan tawanya ketika melihat Kaluna.
" Pfft," Riki berusaha menahan tawanya.

Kaluna yang mendengar itu pun langsung membuka kedua matanya. Ia terkejut melihat keberadaan Darren dan ketiga temannya itu.

" Aaaaaa!" Teriak Kaluna kaget.

Darren dan ketiga temannya juga sama terkejutnya. Begitu pula dengan Varo yang baru saja datang dari dapur sambil membawakan nampan berisi tiga gelas minuman itu.

" Lo kenapa teriak-teriak, Kaluna?" Tanya Alvaro.

Kaluna menatap abangnya itu dengan kesal. Ia lalu memukul-mukul dada Alvaro.
" Lo kenapa gak bilang kalo mereka ada disini sih, bang? Gue malu banget, sumpah. Mana mereka sampe ketawa gitu. Huwaa, Lo jahat banget," ujar Kaluna masih memukul-mukul dada Varo.

" Sshh, sakit tau, Kal," ringis Alvaro.

" Tadi gue dah berusaha bangunin lo tapi lo nya aja yang kebo, keenakan tidur jadi gak denger omongannya gue," lanjut Alvaro.

" Haish," Kaluna mencebikkan bibirnya kesal. Ia lalu melenggang menaiki tangga lagi.

" Loh Non kok ke atas lagi? Ini sarapannya?" Tanya bi Uci yang membawakan sepiring makanan dan segelas air.

" Anterin ke atas aja, Bi!" Teriak Kaluna.

BRUKK..!!

Kaluna menutup keras pintu kamarnya hingga Alvaro, Darren, hingga Bi Uci juga mendengarnya.

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang