Hai..
Terimakasih sudah mampir ke cerita ini..
Kalo ada typo, tandai aja yaaa..
Chapter ini juga ya lumayan panjang loh, wkwk...
Selamat membaca dan semoga sukaa..
-
-
------------------- Happy Reading ------------------
Hari sudah semakin gelap. Di rumah keluarga Kaluna, sudah ada Marchel, Nesha, dan Alvaro yang risau menunggu Kaluna pulang. Sekarang sudah lebih pukul setengah enam sore. Adzan Maghrib pun akan segera berkumandang, tetapi Kaluna belum juga pulang. Sang sopir pun bahkan sudah dimarahi oleh Marchel karena tidak bisa menjemput putri-nya itu dengan baik.
Nesha pun demikian. Ia begitu khawatir dengan keadaan Kaluna saat ini yang tak ada kabar. Ia sudah mencoba menelpon Kaluna, tetapi tidak ada satupun yang diangkat ataupun sekadar mengirimkan pesan.
Hingga akhirnya terbesit di benaknya untuk menelpon Difa, sahabat putri-nya itu. Setelah dicoba beberapa kali, hasilnya nihil. Difa pun tidak mengangkat telepon-nya. Apa saat ini Difa juga menghilang seperti Kaluna?
Sayang sekali, karena baik Nesha maupun Marchel tak memiliki nomor handphone teman-teman Kaluna selain Difa. Selama ini, mereka terlalu disibukkan urusan pekerjaan, sehingga tidak pernah tahu kehidupan anak-anak mereka selama ini disekolah. Selain Kaluna yang tidak bercerita apapun tentang hari-harinya disekolah, Marchel dan Nesha juga gak pernah ada waktu untuk mendengar cerita anaknya.
Disisi lain, kini Difa, Liza, dan Darren tengah fokus mencari lokasi Kaluna ditengah jalanan yang semakin gelap itu. Handphone Difa lowbat beberapa saat yang lalu karena ia lupa untuk mengisi baterai handphonenya itu. Alhasil, mereka pun menggunakan handphone Liza untuk mencari keberadaan Kaluna.
Semakin dekat lokasi Kaluna, semakin jauh juga mereka masuk ke dalam hutan. Tapi itu tak membuat semangat mereka reda untuk menemukan Kaluna. Hingga akhirnya, kini titik maps itu berhenti tidak jauh dari tempat mereka saat ini.
Mereka bertiga turun dari mobil Darren. Darren menyalakan senter dari ponselnya, berusaha mencari petunjuk. Dan tak jauh dari situ, ternyata ada sebuah rumah tua yang berdiri di tengah-tengah hutan.
" Mungkin disitu tempat Kaluna diculik," ujar Darren dengan jari telunjuknya menunjuk ke arah bangunan itu.
Difa dan Liza mengangguk bersamaan.
" Yaudah ayo kita kesana, keburu malam," ujar Liza.Mereka pun berjalan beriring mendekati bangunan itu. Setelah dekat, mereka dapat melihat dengan jelas lampu di dalam rumah itu menyala.
Darren melangkahkan kakinya terlebih dahulu di teras bangunan itu. Berusaha membuka pintunya perlahan, tetapi tak bisa.
" Pintunya dikunci dari dalam," ujar Darren." Dobrak aja," celetuk Difa memberi usul.
" Jangan! Kalo di dobrak, kemungkinan besar kita ketahuan dan lebih sulit menemukan Kaluna," cegah Liza.
" Terus kita harus gimana?" Tanya Difa.
" Rumah ini pasti memiliki pintu belakang atau jendela belakang yang tidak dikunci. Kita bisa masuk lewat pintu atau jendela itu," usul Liza.
Darren mengangguk.
" Baiklah, kita akan mencari dulu apa ada pintu atau jendela di bagian belakang rumah ini yang tidak terkunci."Setelah mereka cari, ternyata benar saja. Ada pintu kayu tua yang sudah rapuh di bagian belakang rumah ini. Baru saja Darren akan membuka pintu, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepuk pelan pundaknya.
Darren yang terkejut pun langsung membalikkan tubuhnya. Begitu pula dengan Difa, dan Liza. Difa bahkan hampir berteriak jika saja Liza tidak menutup mulut Difa dengan jari tangannya. Ternyata yang datang adalah Askara. Bala bantuan untuk Kaluna kini bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaluna or Kiana [ END ]
Fiksi Remaja[ BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] [ JUDUL AWAL : KALUNA TRANSMIGRASI] Transmigrasi series #1 Highest rank : #2 in fiksi [04/02/2023 ] ~ Kiana Sky Diandra. Gadis cantik yang bar-bar dan freak yang tersesat di raga seorang gadis bernama Kaluna. Set...