16. Melihat Kiana?

4.9K 279 0
                                    

------------------ Happy Reading ------------------

"Hooammmm" Kaluna menguap lebar. Telinganya terasa begitu panas mendengar ocehan yang terlontar dari bibir mamanya itu. Mamanya sedari tadi menasehatinya agar ia bersikap lebih sopan pada guru. Ya, Kaluna menceritakan kejadian sewaktu ia bersikap kurang sopan pada guru matematika nya.

" Kamu denger gak, Kaluna?" Tanya mamanya.

" Denger," jawab Kaluna malas.

Nesha hanya menggelengkan kepalanya berusaha bersabar menghadapi putri bungsunya itu.
" Mama capek lama-lama ngadepin kamu."

" Kaluna juga capek diomelin sama Mama terus," ujar Kaluna.

" Huft," Nesha menghela nafasnya panjang. Ia lalu melangkahkan kakinya menjauh dari Kaluna.

" Jadi kangen sama bunda," gumam Kaluna lirih menatap punggung Nesha yang sudah semakin menjauh.

Kaluna lalu merogoh sakunya mengambil handphonenya. Ia menelpon seseorang.

" Halo."

Kaluna tersenyum tipis ketika panggilan itu masuk.
" Ghani. Lo masih nyimpen alamatnya Hanna kan?"

" Masih. Kenapa, Kal?"

" Kirimin ke gue ya sekarang."

" Oke, Kal."

" Thanks ya, Ghan."

" Santai aja, Kal."

TUT~

Panggilan pun dimatikan oleh Kaluna.

TING~

Tak lama ada sebuah pesan masuk dari Ghani. Alamat rumah Hanna telah dikirimkan ke Kaluna. Kaluna tersenyum simpul. Ia lalu bangkit dari duduknya dan bergegas bersiap-siap.

***

Bandung

Kaluna menatap sebuah rumah di hadapannya. Sekelebat memori kenangannya bersama Hanna langsung terlintas di benaknya.

" Gue kangen," gumamnya lirih.

Ia lalu mendekati pintu rumah itu. Mengetuk pintunya perlahan.

CEKLEK

Perlahan pintu itu terbuka. Tampaklah seorang gadis sepantarannya itu berdiri di ambang pintu.

" Kiana," lirih gadis itu dengan mata berkaca-kaca. Tanpa aba-aba ia langsung memeluk erat Kaluna.

Kaluna terdiam ditempat ketika gadis di depannya itu memeluknya sambil menangis.

" Gue kangen banget sama lo, Ki. Kenapa lo gak kesini-sini lagi?" Tanya Hanna.

" Maafin gue, Han. Gue belum sempet kesini lagi," jawab Kaluna.

" Sini masuk dulu, Ki," ujar Hanna. Hanna dan Kaluna pun masuk ke kamar Hanna.

" Oh iya, Han. Gimana keadaan orang tua gue?" Tanya Kaluna.

" Tante Anita sama Om Aldi baik-baik aja kok. Tapi ya mereka masih berharap lo cepat sadar dari koma," jawab Hanna.

" Gue kangen banget sama ayah bunda. Hiks.. hiks," lirih Kaluna.

Hanna mengelus punggung Kaluna.
" Yang sabar ya. Gue yakin Lo pasti bisa balik ke tubuh asli lo dan Lo bisa ketemu lagi sama orang tua lo."

" Iya. Selama gue jadi Kaluna, gue mohon jagain orang tua gue ya," pinta Kaluna.

Hanna mengangguk mantap.
" Pasti. Tante Anita dan Om Aldi udah gue anggap seperti orang tua kandung gue."

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang