27. Tentang Nico

2.7K 156 0
                                    

Haii..
Terimakasih sudah mampir ke cerita ini..
Sebenarnya up malem ini karena kebetulan gabut, hehe
Kalo ada typo dalam penulisan, tandai aja ya, biar aku perbaiki..
Selamat membaca dan semoga sukaa..
-
-
-

------------------ Happy Reading ------------------

Kaluna melepas cekalan tangannya pada Askara saat mereka sudah memasuki kafe. Kaluna langsung memasang wajah kesalnya kembali. Askara menggelengkan kepalanya lalu duduk di sebelah Kaluna.

" Gak usah ngambek, kan gue udah minta maaf. Tadi itu beneran gak sengaja," ujar Askara. Namun, Kaluna masih diam saja.

" Gue traktir mau? Terserah lo mau pesen makanan atau minuman apa pun yang-" ucapan Askara terpotong.

" Mau," ujar Kaluna menyela ucapan Askara dengan cepat.

Askara menghela nafas panjang. Kemudian ia memanggil seorang pelayan.

" Eumm gue pesen Club sandwich, sama minumannya Iced Taro latte."

Askara mengernyitkan dahinya menatap heran Kaluna.
" Yakin cuma itu?" Tanya Askara memastikan.

" Iya yakin," jawab Kaluna.

" Gak mau pesen lagi? Ini kan udah jam nya makan siang, makan yang bener lah," ujar Askara.

" Iya itu juga makan, Aska. Udah deh, kalo lo mau makan ya makan aja gak apa-apa. Gue temenin sampe selesai kok." Ujar Kaluna.

" Kalo lo akhirnya cuma pesen itu doang, kenapa lo seneng banget saat gue bilang mau traktir lo?" Tanya Askara.

" Ya seneng lah. Seenggaknya, duit gue masih aman dan lebih hemat. Hehe."

Askara menghela nafas. Ia menggigit bibirnya menahan senyum kala melihat Kaluna yang tengah tersenyum cengengesan itu.
" Terserah lo. Yang penting lo seneng."

" Tapi gue mau makan dulu. Lo beneran gak apa-apa kalo nungguin gue?" Tanya Askara.

Kaluna langsung mengangguk cepat.
" Gak apa-apa banget dong. Malah bagus, jadi gue bisa banyakin nyemil disini sambil nungguin lo selesai makan."

Kini Askara tak bisa lagi menahan senyumnya. Ia tersenyum tipis tapi terlihat jelas.
" Iya, terserah lo. Mau beli kafe nya sekalian pun gue ladenin."

" Hehehe," cengir Kaluna.

***

BRAKKK..!!

Pintu markas LITOSVER terbuka lebar dan tampaklah seorang lelaki berjaket hitam yang berdiri di ambang pintu. Ternyata Askara lah yang datang.

" Yaelah bos, pelan-pelan aja kali buka pintunya," ujar Kenzie.

" Tau tuh, hobi banget bikin kita ini jantungan," celetuk Devan.

Sedangkan Askara tak menggubris ocehan teman-temannya itu. Ia berlalu dan duduk di salah satu sofa panjang dekat tv.

" Kemana aja lo jam segini baru nyampe?" Tanya Wira.

" Biasalah, paling juga kencan dulu," sahut Kenzie.

" Diem lo!" Bentak Askara.

Wira menggelengkan kepalanya.
" Bener?" Tanyanya.

Askara termenung.
" Hmm."

" Tuh kan, udah gue duga. Pasti lo habis berduaan sama calon bu bos kita," ujar Kenzie. Sedangkan yang lain hanya tersenyum-senyum menjahili Askara.

Askara memutar kedua bola matanya malas menghadapi teman-temannya itu. Ia menatap sekeliling.
" Theo mana?"

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang