18. Masih Ada Rasa

5.1K 277 5
                                    

------------------ Happy Reading ------------------

Pagi-pagi sekali Kaluna sudah siap dengan seragam sekolah nya. Hari ini ia akan berangkat ke sekolah menggunakan motornya sendiri. Ya, setelah beberapa hari yang lalu Kaluna belajar mengendarai motor bersama Varo, kini Kaluna sudah lancar dalam mengendarai motornya itu.

" Loh Non, gak mau sarapan dulu?" Tanya Bi Uci ketika melihat Kaluna yang sudah bersiap berangkat sekolah.

Kaluna melirik masakan yang sudah dibuat oleh Bi Uci, lalu menatap jam di pergelangan tangannya. Masih pukul setengah tujuh pagi. Kaluna sebenarnya tidak tega jika tidak memakan sarapan yang telah disiapkan oleh Bi Uci sejak subuh itu.

" Eumm, Kaluna hari ini mau berangkat sekolah sendiri pake motor baru Kaluna. Tapi Kaluna bisa gak minta tolong sama bibi, tolong masakannya bibi untuk bekal nya Kaluna aja. Nanti disekolah pasti Kaluna makan," ujar Kaluna.

Bi Uci mengangguk senang.
" Bisa Non. Kalo gitu bibi siapin dulu ya bekalnya," ujar Bi Uci lalu melenggang pergi untuk menyiapkan bekal Kaluna.

Setelah siap, Kaluna langsung pamit berangkat sekolah. Jika ditanya dimana Alvaro, ia sudah berangkat terlebih dahulu. Sedangkan orang tua nya juga sudah berangkat kerja disaat Kaluna sedang bersiap-siap. Begitulah orang tua Kaluna, selalu sibuk dengan pekerjaannya. Tetapi Kaluna tak ambil pusing. Ia tetap happy menjalani kehidupannya.

***

Sesampainya di area SMA Antariksa, Kaluna langsung menjadi pusat perhatian seluruh murid karena kedatangannya yang menggunakan motor sendiri.

Berita itu langsung tersebar di seluruh penjuru sekolah. Ada yang tidak percaya, tetapi ada juga yang mengangumi Kaluna karena perubahannya yang sekarang sungguh sangat berbeda dengan Kaluna yang dulu.

Sedangkan Kaluna hanya cuek saja membiarkan orang-orang terus saja mengatakannya. Ia tetap santai berjalan hingga sampai di kelasnya.

" Hai Kaluna," sapa Liza begitu melihat Kaluna masuk dari ambang pintu kelas

Kaluna tersenyum.
" Halo, pagi juga,"  jawabnya.

" Eh gue denger-denger dari murid sebelah, katanya lo ke sekolah naik motor sendiri. Emang itu bener?" Tanya Difa.

" Menurut lo?" Tanya balik Kaluna.

Difa terdiam sebentar seperti sedang berpikir.
" Menurut gue gak bener sih. Soalnya lo kan gak mungkin bisa ngendarain motor secepat ini, kapan latihannya coba," ujar Difa.

Kaluna mendengus kesal.
" Lo tuh bener-bener ya! Gue kesini emang naik motor sendiri tau!" Ujar Kaluna.

Difa menaikkan satu alisnya dengan tatapan tak percaya.
" Massa sih? Gak percaya gue."

" Yaudah kalo gak percaya. Gue juga enggak minta lo buat percaya, kan?" Ujar Kaluna lalu duduk di bangkunya, mengabaikan gerutuan yang keluar dari bibir Difa.

***

Berita tentang Kaluna yang berangkat ke sekolah menggunakan motornya sendiri itu tersebar juga sampai ke ALLEGRA. Termasuk ke  Darren, Nolan, Riki, dan Regan.

Darren sempat tak percaya jika Kaluna bisa mengendarai motor. Tetapi dari bukti foto yang diberikan oleh salah satu teman sekelasnya yang kebetulan melihat Kaluna disaat turun dari motornya di parkiran sekolah, Darren menjadi percaya.

Ia yakin jika Kaluna yang sekarang memang benar-benar sudah berubah. Dan karena perubahannya inilah, Darren menjadi semakin tertantang untuk mendapatkan hati Kaluna kembali.

Kini Darren sudah berada di depan kelas 11 IPS 1, kelas Kaluna. Tampak Kaluna tengah fokus bermain gadget di bangkunya. Darren tersenyum lalu mendekati bangku Kaluna.

Merasa ada seseorang di dekatnya, Kaluna menoleh ke samping. Ternyata ada Darren yang duduk di sebelahnya. Kaluna memutar kedua bola matanya malas.

" Kenapa lo kesini?" Tanya Kaluna ketus.

" Gue denger-denger tadi lo berangkat sekolah naik motor sendiri?" Tanya Darren.

" Bukan urusan lo!" Jawab Kaluna.

Darren berusaha tidak melunturkan senyumnya.
" Urusan gue lah. Perubahan lo yang sangat drastis ini malah buat gue tertarik sama lo," ujar Darren.

" Hah? Apa tadi gue gak salah denger? Lo tertarik sama gue? Yang bener aja," ujar Kaluna.

" Beneran, Kal," ujar Darren.

Kaluna tersenyum miring.
" Lo gak salah ngomong? Yakin kalo lo tertarik sama gue? Dulu-dulu kenapa lo selalu mandang gue jijik? Selalu mencaci, bahkan gak segan-segan lo main tangan ke gue. Tapi sekarang, dengan gampangnya lo bilang kalo lo mulai tertarik sama gue?"

" Cuih, basi tau gak?!" Lanjutnya.

Entah kenapa mengucapkan kata-kata seperti itu membuat dadanya terasa sesak.
" Kenapa dada gue rasanya sesak gini ya? Apa Kaluna yang asli masih ada rasa sama si Darren dan gak rela kalo gue ngomong kek tadi?"  Batin Kaluna. Entah sejak kapan pula, air mata Kaluna menetes mengalir ke pipinya dengan sangat memalukan.

" Kenapa gue malah jadi nangis sih? Perasaan, gue gak ngerasa kenapa-napa dah,"  batin Kaluna heran.

Darren menatap air mata Kaluna yang turun ke pipinya itu. Tangannya terulur untuk menghapus air mata itu.
" Gue tau gue salah. Gue juga tau, harusnya dari dulu gue bilang sama lo. Gue tau, seharusnya gue gak nyakitin lo. Dan gue juga tau, seharunya gue sadar kalo gue yang buat lo berubah kek gini, berubah 180 derajat ke gue," ujar Darren sambil menghapus air mata Kaluna.

Kaluna sempat terdiam. Ia sangat yakin jika perasaan senang dan kecewa di hatinya ini adalah perasaan yang dirasakan oleh Kaluna yang asli, Kaluna Adiba Loovi. Kaluna yang asli sepertinya masih memiliki rasa untuk Darren.

" Gu-gue eng-gak tau," ujar Kaluna gugup lalu melenggang meninggalkan Darren yang masih terdiam.

Darren menatap punggung badan Kaluna yang mulai menjauh.
" Apa gak ada kesempatan buat gue?" Tanyanya lirih. Kebetulan ruang kelas Kaluna sedang sepi karena memang sekarang ini sedang jam istirahat, dan sebagian besar murid berada di kantin, sehingga Darren dapat leluasa mengobrol dengan Kaluna seperti tadi.

Darren membuka handphonenya dan menatap foto Kaluna yang terpampang jelas di layar handphonenya itu. Mengusapnya pelan dengan penuh kelembutan.

" Kenapa rasanya sesek pas gue ngeliat air mata lo yang tersakiti karena perbuatan gue," gumamnya.

" Dan ini bukan untuk yang pertama kalinya. Tapi udah ke sekian kalinya gue melihat air mata lo gara-gara gue."

" Gue brengsek ya, Kal?" Tanyanya pada diri sendiri.

" Gue bodoh karena udah menyia-nyiakan lo," lanjutnya.

Sekali lagi ia mengusap pelan foto Kaluna yang tampak di layar handphonenya itu.
" Cantik," gumamnya lirih dengan tersenyum.

" Andai masih ada kesempatan buat gue. Gue bakalan perjuangin lo, Kal. Maaf, karena udah buat lo sedih selama ini. Maafin Kara ya Luna."

-






Hai..
Terimakasih sudah membaca cerita ini.
Jangan lupa follow akun author dan vote cerita ini ya..
Sampai ketemu di chapter selanjutnya..
Salam, author
Bye ❤️❤️




30 Agustus 2022

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang