10. Murid Baru

7.5K 442 3
                                    

------------------ Happy Reading ------------------

Pagi ini Kaluna berangkat ke sekolah bersama Difa. Maklum saja, Kaluna kalo sudah bangun terlambat dan bingung harus bagaimana, ia akan lebih memilih untuk berangkat bersama sahabatnya. Persis seperti yang ia lakukan sebagai Kiana dulu.

Seperti pagi ini, gerbang sekolah masih terbuka. Kaluna dan Difa menghembuskan nafas bersyukur. Mereka pun segera memasuki kelasnya. Begitu mereka duduk di bangku, bel tanda masuk sudah berbunyi. Guru yang mengampu mata pelajaran pagi itu pun masuk ke kelas. Anehnya sang guru masuk bersama seorang gadis cantik di belakangnya.

" Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru. Silakan perkenalkan dirimu nak," ujar Bu Ira dan diangguki oleh gadis itu.

" Selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya Laliza Pramudhita, atau biasa dipanggil Liza. Salam kenal semua," ujar Liza memperkenalkan dirinya.

" Hai Liza, salam kenal juga," jawab semua murid menyambut baik kedatangan Liza.

" Baiklah Liza, kamu bisa duduk di bangku kosong sebelahnya Kaluna dan Difa ya," ujar Bu Ira menunjuk ke arah bangku yang kosong itu.

" Terimakasih Bu," ujar Liza lalu berjalan menuju ke bangku yang ditunjuk oleh Bu Ira.

" Hai Liza, gue Kaluna. Salam kenal," ujar Kaluna mengulurkan tangannya.

Liza menerimanya dengan senyuman.
" Laliza, salam kenal juga."

" Kalo gue Difa. Semoga bisa berteman baik," kini Difa yang berbicara.

" Iya, semoga," ujar Liza dengan senyum yang masih setia terukir di bibirnya.

***

Bel istirahat telah berbunyi. Para murid berbondong-bondong memenuhi area kantin. Begitu pula dengan Kaluna, Difa , dan teman baru mereka yaitu Liza. Mereka berjalan bergandengan memasuki area kantin.

Sontak saja hal itu membuat mereka menjadi sorotan seluruh murid di kantin.

" Kaluna, Difa. Mereka kenapa natap kita kek gitu?" Tanya Liza heran.

" Gak usah heran, Liz. Kita berdua kan seleb. Kalo lo gabung sama kita, Lo juga ikutan tersorot," jawab Difa dengan sombongnya.

Kaluna menyenggol lengan Difa.
" Pede banget lo! Mereka natap kita kek gitu karena si Liza itu murid baru disini. Ya wajar lah."

" Hehe, santai aja kali, Neng," cengir Difa. Sedangkan Liza hanya terkekeh menyaksikan perbicangan Kaluna dan Difa.

" Eh sana cepetan pesenin makanan. Kasihan nih Liza," suruh Kaluna.

" Lo nyuruh gue?" Tanya Difa.

" Ya iyalah, masa minta tolong," ujar Kaluna.

" Lo yang pesen makanan, biar gue sama Liza yang nyari tempat duduknya," lanjut Kaluna. Akhirnya Difa hanya mengangguk pasrah saja.

" Oh ya Liza, btw lo pindahan dari SMA mana?" Tanya Kaluna memulai pembicaraan.

" Gue pindahan dari Bandung. SMA Bina Bangsa," jawab Liza dan Kaluna yang mendengarnya langsung terkejut.

" SMA Bina Bangsa?" Beo Kaluna dan diangguki oleh Liza.

" Emang kenapa?" Tanya Liza.

" Hah? Enggak kok enggak apa-apa," ujar Kaluna sedikit gugup.

" Berarti dulu gue sama Liza satu sekolah? Kok gue kek gak pernah liat dia? Apa karena gue terlalu sibuk temenan sama Hanna mungkin ya?" Batin Kaluna.

Mengapa Kaluna bisa terkejut seperti itu? Ya karena SMA Bina Bangsa adalah sekolah Kiana dulu.

Tak lama Difa datang membawakan nampan berisi bakso pesanan mereka.

***

Jam istirahat kedua kali ini Kaluna justru lebih memilih untuk bersantai di rooftop. Sesampainya di rooftop keadaan sangat sepi. Wajar saja, karena sekarang ini sedang panas-panasnya cuaca. Matahari tepat berada di atas kepala.

Kaluna mendudukkan tubuhnya di bangku rooftop yang cukup teduh karena ada pepohonan hiasan yang menutupinya.

Kaluna memejamkan matanya merasakan semilir angin yang berhembus.

" Aaaaaaa!" Teriak Kaluna.

Rasanya ia ingin melepaskan semua keluh kesahnya.

" Gak usah teriak-teriak, berisik lo!" Tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki. Kaluna pun membuka matanya dan mencari sumber suara itu.

Tak jauh dari tempat duduknya, ada seorang lelaki yang sedang tiduran di bangku rooftop sambil memejamkan matanya.

" Regan? Lo ngapain disini?" Tanya Kaluna.

" Seperti yang lo liat," jawab Regan singkat.

Kaluna memutar kedua bola matanya malas.
" Males banget gue kalo harus ketemu sama anggota geng ALLEGRA."

" Abang Lo sendiri yang buat ALLEGRA sekaligus jadi ketua pertamanya, kalo lo lupa," ujar Regan.

" Gak ada hubungannya. Sekalipun Abang gue sendiri yang ngebuat itu geng, tapi kalo ada sangkut-pautnya sama di duren gue jadi males dengernya," ujar Kaluna.

Regan mengganti posisinya menjadi duduk. Ia menatap Kaluna dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

" Segitu bencinya lo sama Darren?" Tanya Regan.

Kaluna tersenyum miring.
" Lo pikir aja sendiri. Setelah semua perlakuan Darren ke gue, apa gue bisa gak benci sama dia?" Tanya balik Kaluna.

Regan tersenyum tipis.
" Lo bener. Darren emang udah keterlaluan. Gue juga merasa bersalah karena selama ini gak pernah bela lo, Kal. Maafin gue," ujar Regan lirih.

" Hey, lo gak salah. Gue juga gak pernah benci sama lo, Gan. Karena gue tau, di ALLEGRA cuma lo yang paling ngertiin gue," ujar Kaluna. Ia menepuk pelan pundak Regan.

" Ekhem ekhem," tiba-tiba terdengar suara seseorang berdehem.

Kaluna dan Regan pun sontak menoleh ke belakang. Tampak dua gadis berdiri menatap Kaluna dan Regan.

" Gue cariin lo kemana-mana, ternyata Lo disini?" Tanya Difa.

" Kalian nyariin gue? Emang ada apa?" Tanya balik Kaluna.

" Lho katanya kita mau diskusi tentang tugas kelompok yang dikasih sama Bu Ira," jawab Liza. Regan menatap Liza seperti takjub.

" Oh iya gue lupa, hehe," cengir Kaluna.

" Ini siapa,Kal?" Tanya Regan tiba-tiba sambil menunjuk Liza.

" Ooh ini Liza, murid baru di kelas gue," jawab Kaluna.

Liza menyodorkan tangannya pada Regan.
" Gue Liza," ujarnya dengan senyum manis di bibirnya.

Regan mengerjapkan matanya berkali-kali. Jantungnya seketika berdetak 3 kali lebih cepat ketika melihat senyuman gadis itu.

" Gue Regan. Eumm salam kenal," ujar Regan menyalami tangan Liza.

" Lo kenapa,Gan? Terpesona ya?" Goda Kaluna.

" Apaan sih lo!" Ujar Regan. Sedangkan Liza hanya terkekeh kecil. Regan yang melihat tawa Liza pun semakin gugup.

" Jantung gue mleyot astaghfirullah," batin Regan memegang dadanya.

" Kenapa jantung Lo? Aman?" Kini giliran Difa yang menggoda Regan.

" Udah dong, kasian tuh Regan nya," ujar Kaluna walaupun sebenarnya dia juga ingin tertawa melihat ekspresi Regan.

" Yaudah lah, yuk kita bahas tugasnya dari Bu Ira dulu," ujar Liza.

Lalu ketiga gadis itu pun berjalan pergi meninggalkan Regan yang masih terdiam menatap Liza dari kejauhan.

" Apa ini yang namanya cinta pada pandangan pertama?" Gumam Regan.

" Murid baru itu ngasih efek besar buat gue," lanjut Regan dengan senyum tipisnya.

-

Terimakasih sudah membaca cerita ini ya

Don't be a silent readers ygy~

Bye..

Salam, author ❤️❤️

20 Agustus 2022

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang