30. Pencarian

2.2K 139 2
                                    

Haii..
Selamat datang lagi di cerita ini..
Spesial untuk chapter ini lebih panjang~
-
-
-

------------------ Happy Reading ------------------

Seorang gadis cantik dengan kedua tangan dan kaki yang diikat itu perlahan membuka kedua matanya. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, mengedarkan pandangannya. Pertama kali ia membuka mata, ia disambut oleh ruangan gelap yang asing dan luas. Gadis itu terperangah ketika melihat dirinya diikat dengan tidak etis seperti ini. Ya, dia Kaluna. Terakhir kali yang ia ingat, ia di hadang dua lelaki besar itu, setelah itu ia tak mengingat apapun.

" Akhh," rintihnya saat menggerakkan kakinya. Ia ingat betul, sebelum ia tertangkap dua lelaki besar itu, Kaluna sempat terjatuh karena berlari menghindari mereka hingga berakhir dengan kakinya yang terkilir.

" Sialan emang tuh orang," umpatnya.

" Lagian siapa sih mereka? Gue aja kagak kenal, main bawa-bawa gue."

" Eh ini berarti gue lagi diculik?" Tanya Kaluna pada dirinya sendiri. Ia termenung beberapa saat.

" Emm, apa jangan-jangan ini ulahnya si Nawangan sama gaung Gema?" Tebaknya. Kaluna menghela napas panjang. Ia tak mungkin berdiam diri disini sampai dua lelaki itu datang.

Kaluna menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk melepas ikatan di tangan dan kakinya ini. Hingga akhirnya, ia melihat ada sebuah pecahan kaca yang terletak tak jauh dari posisinya.

Dengan cepat Kaluna mulai beringsut di lantai mendekati pecahan kaca itu. Dalam sekejap, ikatan tali di tangannya terlepas meskipun harus mengorbankan luka di beberapa daerah pergelangan tangannya. Setelah ikatan tali di kaki juga terlepas, bergegas Kaluna bangkit.

Baru saja ia bangkit dari duduknya, kakinya kembali sakit hingga ia terjatuh lagi. Ia meringis tertahan sambil memijat kakinya yang masih terasa sakit akibat terkilir itu.

Ia pun beralih mencari ponselnya. Ia membuka tas nya dan melabrak isinya. Ternyata, ponselnya masih aman berada disitu.

Kaluna mengambilnya, dan menyalakan handphone itu. Ternyata, tadi ada beberapa pesan dan panggilan masuk dari Difa dan Liza. Kaluna yakin, mereka pasti khawatir akan keadaannya saat ini.

Kaluna pun menelepon Difa. Tak sampai sepuluh detik, Difa mengangkat telepon-nya.

" Halo, Kaluna! Lo dimana sekarang? Lo di apa-apain gak? Lo baik-baik aja kan? Sumpah ya gue sama Liza khawatir banget sama lo, Kal," cerocos Difa dalam telepon.

" Satu-satu aja kali nanyanya. Gue ini gak tau lagi dimana, tapi yang jelas, tadi tangan sama kaki gue diikat pake tali gitu. Ini ruangannya sepi, agak gelap juga."

" Lo diculik? Serius demi apa?!!"

" Yaudah sekarang lo share lokasi nya. Gue sama Liza kesana sekarang buat bantuin lo"

" Oke, thanks ya. Yaudah gue tutup dulu telponnya. Bye Difa."

Tut~

Kaluna mematikan sambungan teleponnya dan memasukkan ponselnya ke dalam tas semula. Ia memejamkan matanya, ia merasa sudah tersesat sangat jauh dari kehidupan Kaluna yang sebenarnya. Niat awalnya hanya untuk menyelesaikan masalah dengan Nawa dan Darren, tetapi mengapa jadi merembet kemana-mana seperti ini? Ia hanya berharap, semoga Difa dan Liza bisa membantunya keluar dari sini.

TUK.. TUK.. TUK

Terdengar bunyi tapak sepatu mendekati ruangan tempat Kaluna berada. Kaluna pun segera memasangkan kembali tali itu dan diikat ala kadarnya di pergelangan tangan dan kakinya. Setelah itu ia langsung pura-pura masih pingsan.

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang