Kaluna or Kiana [ END ]

22. Pindah Sekolah (1)

Haii..
Terimakasih sudah mau mampir ke cerita ini..
Maaf baru sempat update lagi, karena disibukkan dengan urusan sekolah..
Selamat membaca dan semoga sukaa..
-
-
-

------------------ Happy Reading ------------------

Seorang lelaki berseragam putih abu-abu dengan atasan seragam yang dikeluarkan, dasi yang di lepas, dan tas yang tersampir di bahunya itu sangat terlihat jika ia adalah sosok badboy. Tapi itu semua tak sesuai dengan penampilannya. Ia adalah sosok lelaki dingin yang berperilaku baik, tak seperti lelaki berandalan di luar sana. Dia adalah Askara.

Bunyi tapak sepatu nya terdengar begitu nyaring di ruangan besar yang kosong ini. Ia melangkah membuka pintu besar di hadapannya. Ketika pintu terbuka, tampaklah banyak lelaki berkumpul disitu. Ada yang duduk santai di sofa panjang sambil menonton TV, ada yang duduk bergerombolan di sebuah karpet besar, ada pula yang tengah berjoget-joget tidak jelas di depan cermin dengan sebuah handphone yang disandarkan di depannya.

Askara memilih untuk mengabaikan teman-temannya itu dan duduk di sebuah sofa panjang yang masih kosong. Kini ia berada di markas LITOSVER. Sepulang sekolah ia langsung kesini untuk memeriksa keadaan markas dan anggota nya.

" Gimana keadaan markas kita? Aman?" Tanya Askara.

Wira berjalan mendekati Askara dan duduk di sebelah lelaki itu.
" Aman kok, santai aja," jawab Wira.

Askara hanya mengangguk. Ia memilih untuk memainkan handphonenya. Ia membuka aplikasi Instagram dan menggulirkan halaman beranda Instagram nya. Tak ada yang menarik. Hingga ia kepikiran untuk mencari akun Instagram milik Kaluna. Ia sedikit penasaran dengan gadis itu yang sedari awal sudah menarik perhatiannya.

Hingga tak lama, ia menemukan nama pengguna Instagram milik Kaluna. Ada beberapa postingan disitu. Askara pun men-stalking isi feed Instagram Kaluna. Begitu melihat postingan-postingan itu, ia langsung tersenyum tipis. Ternyata gadis itu juga cantik jika dilihat-lihat.

Wira yang melihat Askara tersenyum-senyum sendiri itu pun menjadi bergidik ngeri. Ia takut Askara terserang virus cinta seperti anggotanya yang lain, karena lelaki itu tersenyum-senyum sambil matanya menatap handphonenya.

" Jangan dilihatin terus, nanti kalo jatuh cinta, lo repot," peringat Wira.

Askara langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi datar semula. Ia menatap Wira datar.
" Gak usah kepo lo. Lagian kalo gue suka sama seseorang pun wajar, daripada lo, kek gak normal," cibir Askara.

" Gue masih normal!" Sungut Wira. Sedangkan Askara hanya tersenyum miring seakan meledek.

" Hai bos, seneng amat tuh muka, kenapa?" Tanya Kenzie yang tiba-tiba menghampiri Askara dan Wira.

" Lihatlah, bos kita tiba-tiba senyum-senyum sendiri sambil liat hp gitu. Ada apa ya gerangan?" Celetuk Devan.

" Jatuh cinta" Jawab Wira singkat berhasil membuat semua orang disitu terkejut.

" Hah?!" Teriak mereka bersamaan.
" Lo jatuh cinta sama siapa? Kenapa gak cerita?" Tanya Theo.

" Gak usah dengerin Wira. Gue gak lagi jatuh cinta," jawab Askara. Sedangkan mereka hanya memicingkan matanya curiga.

" Ya udah, terserah," ujar Wira ketus.

Ketika ia hendak melangkah menjauh, Askara justru mencekal lengannya. Ia pun menoleh menatap Askara dengan penuh tanda tanya.

" Lo ada urusan gak?" Tanya Askara.
" Gak. Kenapa?" Tanya balik Wira.

" Bantuin gue," Ujar Askara.
" Kalo ngomong jangan setengah-setengah, bisa?" Geram Wira.