24. Darren Cemburu?

3.9K 207 4
                                    

------------------ Happy Reading ------------------

Bel pulang sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Kaluna tidak langsung keluar kelas karena ia harus piket terlebih dahulu. Aturan di kelasnya, jika bertugas piket harus membersihkan kelas di pagi dan saat pulang sekolah. Oleh karena itu, Kaluna masih harus membersihkan kelasnya terlebih dahulu sebelum pulang sekolah. Difa dan Liza bahkan sudah pulang terlebih dahulu karena tidak mau menunggu Kaluna piket, sahabat laknat memang.

Akhirnya kini Kaluna bersama kelompok piket nya telah selesai membersihkan kelas.

" Gue balik duluan ya. Bye semua," satu persatu murid mulai pulang.

Kaluna sebenarnya juga ingin cepat pulang, tetapi sayangnya supir pribadinya belum menjemput. Tadi ketika ia telpon, supir pribadinya mengeluhkan kendala macet di jalan. Kaluna hanya bisa memaklumi, toh ini Jakarta, bukan kota nya yang sebelumnya.

" Belum pulang?" Tanya seseorang dari arah belakang Kaluna. Kaluna menoleh ke belakang dan mendapati Askara yang berdiri di belakangnya.

" Emm iya, tadi habis piket. Ini ternyata malah belum dijemput. Supir gue kejebak macet," jawab Kaluna.

" Oh gitu. Mau pulang bareng?" Tanya Askara menawari.

Kaluna terdiam sejenak.
" Gak ada salahnya kan kalo gue nerima tawaran Askara? Lagian gue juga gak mau lama-lama ada disekolah. Yaudah lah gue iyain aja, ntar gue bilang sama supir gue," batin Kaluna.

Kaluna mengangguk.
" Boleh. Tapi bentar ya, gue mau ngasih tau ke supir gue dulu," ujar Kaluna dan diangguki oleh Askara.

Kaluna pun dengan cepat menelpon supir pribadinya itu untuk memberi kabar bahwa ia pulang bersama salah satu teman sekolah nya.

" Udah gue telpon nih. Eh tapi ini beneran gak ngrepotin lo?" Tanya Kaluna memastikan.

" Santai aja kali, Kal. Lagian rumah kita searah," jawab Askara.

Kaluna mengernyitkan dahinya.
" Emangnya iya?"

Askara menganggukkan.
" Iya," jawabnya.

" Yaudah yuk," ajak Askara. Ia berjalan mendahului Kaluna dan di ikuti oleh Kaluna di belakangnya.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedari tadi mengawasi gerak-gerik mereka. Dia adalah Darren. Darren menatap dua manusia itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Tetapi dari tatapan matanya, Darren terlihat seperti orang yang sedang cemburu. Mungkinkah Darren cemburu melihat Kaluna diantar pulang oleh Askara?

" Kok gue panas gini ya ngeliat Kaluna pulang bareng Askara? Apa iya gue cemburu?" Tanya Darren bingung pada dirinya sendiri.

***

Selama perjalanan menuju kerumah Kaluna, tidak ada percakapan diantara dua manusia itu. Askara maupun Kaluna, tidak ada yang mau memulai pembicaraan. Semua fokus pada dunianya masing-masing. Hingga tak terasa mereka telah sampai dirumah Kaluna.

CIITT..!!

Askara mengerem motornya mendadak membuat Kaluna yang semula melamun menjadi memeluk erat Askara. Askara pun sama terkejutnya ketika merasakan dipeluk erat oleh gadis dibelakangnya.

Tiba-tiba Askara merasakan jantungnya berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya. Ia takut jika Kaluna merasakan detak jantungnya itu.

Kaluna yang tersadar akan apa yang ia lakukan pun langsung melepas pelukannya dari Askara.

" Eh sorry-sorry. Gue bener-bener gak sengaja. Tadi itu gue kaget karena lo ngerem mendadak gitu, ya gue jadinya kelepasan meluk lo," ujar Kaluna menjelaskan dengan gugup.

Askara berusaha menetralkan wajahnya menjadi datar.
" Iya gak apa-apa. Padahal tadi gue kira lo nyadar kalo kita dah nyampe di rumah lo."

" Makanya, kalo lagi perjalanan kek tadi itu, lo jangan ngelamun mulu. Gini kan jadinya. Sebenarnya sih gue gak apa-apa kalo lo meluk-meluk gue gitu, yang gue khawatirin itu kalo lo sampe kesurupan gara-gara ngelamun tuh. Gimana coba ntar jadinya?" Lanjut Askara.

Kaluna mendelikkan matanya.
" Lo gak apa-apa gue peluk-peluk? Itu mah lo nya aja yang kesenengan entar," ujar Kaluna sinis.

Askara terkekeh kecil.
" Enggak kok. Yaudah sana masuk, gue juga mau balik," ujar Askara.

" Eh lo gak mau mampir dulu? Nanggung loh dah nyampe rumah gue," ujar Kaluna.

" Kapan-kapan aja deh, Kal. Gue lagi banyak urusan. Sorry banget ya," tolak Askara halus.

" Oh yaudah kalo gitu, gak apa-apa. Lo hati-hati dijalan, jangan ngebut-ngebut," pesan Kaluna.

Askara mengangguk. Tangannya terulur untuk mengelus pucuk rambut Kaluna. Kaluna mematung di tempatnya, antara terkejut dan tidak percaya. Ketika Askara mengelus pucuk rambut nya itu, seperti ada desiran aneh dalam tubuhnya.

Kaluna menatap polos Askara. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Seperti tidak percaya jika seorang Askara melakukan hal itu padanya. Wajahnya pun memerah terlihat seperti kepiting rebus.

Askara lagi-lagi hanya terkekeh. Menurutnya, wajah Kaluna yang seperti ini sangat terlihat lucu dimatanya.
" Kenapa malah bengong? Sana masuk," ujar Askara.

Kaluna langsung terkesiap. Tubuhnya seketika kaku, bingung mau berbuat apa.
" Eumm iya, kalo gitu gue masuk duluan ya. Bye," ujar Kaluna lalu berjalan cepat memasuki rumahnya masih dengan eskpresi terkejutnya.

Askara hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Kaluna. Ia pun lalu menaiki motornya dan bergegas pergi meninggalkan rumah Kaluna.

" ASSALAMUALAIKUM! " Teriak Kaluna memasuki rumahnya dengan wajah berseri-seri.

" Waalaikumsalam. Bisa gak sih lo kalo salam gak usah sambil teriak-teriak? Suara lo kedengeran sampe ujung kompleks noh," omel Alvaro yang sedang bermain game di handphonenya.

Kaluna hanya menyengir lebar.
" Hehe, santai aja kali bang. Lagian gue kek gini juga biar salam gue kedengeran sama lo."

" Lah gue aja cuma disini, ya kali gak kedengeran suara cempreng maut lo itu," ujar Alvaro.

" Hehe. Btw, mama sama papa kemana?" Tanya Kaluna.

Alvaro mulai mengalihkannya pandangan nya dari handphone ke Kaluna. Ia meletakkan handphonenya di meja depannya.
" Gak tau gue. Tadi udah pulang tapi pergi lagi. Kenapa lo?"

" Eumm gak apa-apa sih. Gue kira mama sama papa belum pulang," ujar Kaluna.

" Mama sama papa sekarang emang lebih sering meluangkan waktu buat kita. Gue juga gak tau kenapa, tapi ya gue seneng sih," ujar Alvaro.

" Yaudah deh. Gue mau ke kamar dulu, capek. Bye Abang aku terlaknat," ujar Kaluna sambil melambaikan tangannya ke arah Alvaro. Sedangkan Alvaro hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakukan adiknya itu.

Kaluna berjalan menuju ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Sejenak, ia membayangkan kejadian bersama Askara tadi. Ia yang tidak sengaja memeluk Askara, dan Askara yang mengelus pucuk rambut Kaluna.

" Aaaaaaa!" Teriak Kaluna.

" Gue bisa gila lama-lama kalo kek gini terus," lanjutnya.

Ia menutup wajahnya dengan bantal. Sudah ia pastikan, wajahnya pasti sangat memerah karena baper saat ini.

" HUWAAAAAA!"

" ASKARA, LO HARUS TANGGUNG JAWAB. BIKIN ANAK ORANG JADI BAPER!!" Pekik Kaluna.

-

Haii...
Terimakasih sudah membaca cerita ini
Jangan lupa follow akun author dan vote cerita ini ygy..
Vote dari kalian itu sangat berarti buat author ❤️
Bye all
Salam, author ❤️

13 November 2022

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang