32. Gema Sialan

2.3K 139 0
                                    

Haii..
Terimakasih sudah mampir ke cerita ini..
Kalo ada typo, tandai aja ya..
Selamat membaca dan semoga sukaa..
-
-
-

------------------ Happy Reading ------------------

" Darren, selamat datang. Kita ketemu lagi. Gue kangen banget sama lo,  saking kangennya jadi pengen bunuh lo. Hahaha," tiba-tiba terdengar suara seorang gadis yang mereka kenali bersamaan dengan datangnya bayangan seseorang yang mendekat ke arah mereka.

Darren, dan Liza menoleh bersamaan. Mereka melebarkan kedua matanya melihat sosok Nawa yang datang mendekati mereka.

" Nawa," gumam Darren, dan Liza bersamaan. Mereka terkejut dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat ini.

" Haha, kenapa? Terkejut?" Tanya Nawa.

" Sesuai dugaan gue, kelemahan lo adalah Kaluna. Dengan gue menculik Kaluna, maka lo pasti akan datang dan berusaha buat menyelamatkan Kaluna,"  lanjut Nawa.

Darren mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia menatap penuh amarah pada gadis licik di hadapannya ini.
" LO! Gue gak nyangka ternyata lo selicik ini! Gue nyesel, gue salah milih cewek dan malah menyia-nyiakan Kaluna!"

Nawa tertawa. Tawa-nya menggelegar di ruangan itu. Liza bahkan sudah bergidik ngeri mendengarnya.

" Gue benci lo, Nawa!" Lanjut Darren dengan penuh penekanan di setiap katanya.

" Gue jauh lebih benci lo, DARREN BAGASKARA!" Teriak Nawa.

" Gak usah banyak drama lo. Sekarang, cepet kasih tau gue dimana keberadaan Kaluna," ujar Darren.

Nawa tersenyum remeh.
" Gak semudah itu, karena gue gak akan ngasih tau keberadaan Kaluna."

Darren menatap Liza penuh arti. Seakan tahu dengan maksud Darren, Liza pun langsung maju mencekal kedua tangan Nawa. Nawa yang terkejut pun langsung berontak. Tapi sayang, ternyata cekalan Liza lumayan kuat sehingga Nawa tak bisa membebaskan diri.

Darren berjalan mendekati mereka dan melempar sebuah tali tambang ke arah Liza.
" Ikat dia dengan tali itu, gue mau nyusul Kaluna," ujar Darren. Liza mengangguk lalu mulai mengikat Nawa dengan kuat agar Nawa tidak terlepas.

" Lepasin gue woy, lo gak akan gue maaafin," ujar Nawa berontak.

" Gue gak bakal lepasin lo dan gak akan minta maaf sama lo, jadi gue gak butuh pemaafan dari lo," ujar Liza lalu bangkit meninggalkan Nawa dan menyusul Darren.

***

Disisi lain, kini Askara dan Difa telah berada di sebuah ruangan luas dengan banyak kamar. Mereka bingung, kamar mana yang terdapat Kaluna di dalamnya.

" Difa, Askara, Liza, tolongin gue!" Tiba-tiba terdengar suara Kaluna yang berteriak minta tolong dari arah barat.

" Itu suara Kaluna, kita kesana sekarang!" ujar Askara.

Askara pun berlari mendekat ke sebuah kamar sebelah barat dengan pintu berwarna coklat tua. Ia berusaha membuka pintu itu namun tak bisa, ia lalu menggedor pintu dengan keras.
" Kaluna! Lo ada didalam?" Tanya Askara.

" Askara, iya ini gue. Gue ada disini, tolongin gue.." Terdengar jawaban dari dalam.

" Oke, lo agak jauh dari pintu ya. Gue mau dobrak ini pintunya," ujar Askara.

Setelah mengambil ancang-ancang, ia langsung mendobrak pintu dengan sekali dobrakan keras. Pintu pun terbuka dan menampakkan seorang gadis cantik yang terkulai lemah di lantai.

Difa langsung menyerobot masuk ke dalam mendahului Askara. Ia memeluk erat-erat Kaluna.

" Kaluna, gue khawatir banget sama lo," ujar Difa semakin mengeratkan pelukannya.

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang