19. Salah Jepret

4.3K 227 3
                                    

------------------ Happy Reading ------------------

Sepulang sekolah, Kaluna mengegas motornya menuju ke sebuah tempat yang pernah ia singgahi beberapa hari yang lalu, yang kini akan menjadi tempat favoritnya setelah pulang sekolah.

Ya, Kaluna datang untuk kedua kalinya ke rumah pohon yang pernah ia kunjungi beberapa hari yang lalu. Kaluna selalu merasa tenang jika berada di tempat tinggi dan jauh dari keramaian seperti saat ini.

Berbeda dengan waktu itu, kini tidak ada Askara di rumah pohon itu. Entah belum datang atau memang tidak datang Kaluna tak memikirkannya. Yang ia suka dari rumah pohon ini adalah suasana tenang yang ia rasakan, dan juga memang rumah pohon ini memiliki bentuk yang unik. Itulah sebabnya mengapa Kaluna menyukai tempat ini.

KREK..!!

Terdengar suara seseorang yang menaiki tangga rumah pohon ini  dari arah belakang Kaluna. Kaluna pun langsung menoleh dan berbalik ke belakang. Ia mendapati seorang lelaki. Ya, dia adalah Askara.

Kaluna hanya memilih cuek. Ia justru duduk santai di kursi kayu di rumah pohon itu.

" Lo ngapain ada disini? Sampe belum ganti baju," tanya Askara.

" Males gue dirumah. Sepi. Enakan juga disini," jawab Kaluna masih duduk santai sambil memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang begitu terasa karena Kaluna sedang berada di atas ketinggian dari rumah pohon itu.

Askara hanya cuek. Ia duduk di seberang Kaluna. Ia mengeluarkan handphone dari sakunya. Ia sangat menyukai pemandangan. Oleh karena itu ia juga menyukai foto-foto pemandangan alam. Ia berusaha memfokuskan titik kameranya pada objek yang ia tuju.

Kaluna menatap Askara.
" Ngapain lo?" Tanyanya.

" Seperti yang lo liat," jawab Askara singkat. Kaluna hanya menghela nafasnya mendengar jawaban Askara yang selalu singkat.

GUBRAK..!!

Kaluna tiba-tiba tersandung kakinya sendiri ketika ia ingin bangkit dari duduknya. Askara saat itu sedang menekan tanda kamera yang ia arahkan ke pemandangan di depannya itu, tetapi justru meleset hingga akhirnya justru menangkap foto Kaluna disaat detik-detik Kaluna jatuh tersandung itu.

CEKREK..!!!

Askara melihat hasil jepretannya. Awalnya ia terlihat kesal karena jepretannya meleset gara-gara Kaluna, tetapi itu sebelum ia melihat hasil jepretannya. Setelah ia melihat foto yang berhasil ia tangkap itu, ia langsung mengembangkan senyumnya lebar. Menatap foto itu dengan tersenyum seperti menahan tawa.

" Aws, sakit huwaa,"

Askara pun langsung membantu Kaluna untuk bangun dan ia dudukkan di kursi kayu itu lagi.

" Kenapa lo tadi senyum-senyum?" Tanya Kaluna curiga.

" Engga kenapa-napa," jawab Askara.

Kaluna memicingkan matanya tak percaya dengan jawaban Askara.
" Gue tadi denger suara jepretan kamera. Itu lo kan? Lo ngambil foto gue pas lagi jatuh tadi diem-diem?"

" Enggak. Tadi itu gue mau nge-foto pemandangan, bukan lo. Tapi ya meleset, itu pun gara-gara lo yang tiba-tiba jatuh alay," ujar Askara.

Mata Kaluna mendelik.
" Enak aja lo bilang gue alay! Ini namanya musibah!"

" Hapus cepetan fotonya!" Suruh Kaluna.

" Siapa lo nyuruh-nyuruh gue?" Tanya Askara.

" Hapus, Askara!" Teriak Kaluna.

" Gak! Lagian ini lucu kok. Buat koleksi di galeri gue," ujar Askara santai.

Kaluna yang mulai kesal pun berusaha merebut paksa handphone Askara namun Askara langsung menjauhkannya.

" Lo gak akan bisa nge-hapus foto itu," ujar Askara.

"Yaudah gue ngambek nih," ujar Kaluna merajuk.

" Sana ngambek aja. Ngambek kok bilang-bilang," ledek Askara. Kaluna semakin kesal. Akhirnya ia membuat wajahnya seolah-olah seperti mengambek.

" Lagian fotonya gak bakal gue sebar kok, tenang aja," ujar Askara.

Kaluna mendongak menatap Askara.
" Beneran?" Tanyanya.

Askara mengangguk.
" Bener."

" Yaudah deh, tapi awas aja kalo sampe di sebar-sebar ke orang lain," ujar Kaluna.

" Enggak, tenang aja," ujar Askara menyakinkan.

***

Askara duduk santai di sofa panjang markas LITOSVER. Sedari tadi ia terus saja memandangi foto Kaluna yang tidak sengaja ia jepret tadi siang itu. Untuk pertama kalinya, ada sebuah foto perempuan di galeri foto nya selain foto mamanya.

Foto yang menampilkan ekspresi terkejut Kaluna yang hampir terjengkang itu justru terlihat lucu. Entah suatu kebetulan atau bukan. Askara bisa secara tidak sengaja nya menjepret foto Kaluna yang tidak terduga itu. Dan entah mengapa pula, Askara menjadi betah berlama-lama menatap foto itu.

" Ternyata nih cewek cantik juga," gumam Askara lirih.

Tiba-tiba ia menggelengkan kepalanya.
" Lo ngomong apaan sih? Gak, gak boleh gue sampe naksir sama tuh cewek aneh," lanjutnya.

"Tapi kalo dipikir-pikir, mending gak usah mikirin nih cewek,"ujarnya.

Askara sebenarnya trauma untuk mencintai perempuan lagi. Karena dulu, ia pernah mencintai bahkan berpacaran dengan seorang perempuan cantik, dan hubungannya itu sudah berjalan cukup lama, kurang lebih selama setengah tahun. Tetapi entah apa yang dipikirkan oleh pacarnya itu hingga bisa-bisanya menduakan Askara dengan pria lain. Sejak saat itulah Askara trauma jika harus mencintai perempuan lagi. Ia takut akan disakiti seperti sebelumnya. Dan sejak saat itu pula, ia memutuskan untuk lebih cuek pada perempuan, karena ia takut akan mengalami hal yang sama, yang membuatnya sakit hati dan terjatuh dalam luka .

" Gue cuma berharap, semoga gue gak jatuh cinta sama lo, Kal," ujarnya.

" Gue gak sanggup."

" Gak sanggup kalo harus ngalamin kejadian yang sama, yang bikin gue terpuruk."

" Cukup dia yang bikin gue sakit hati, lo jangan," lanjutnya.

" Lo emang beda dari cewek kebanyakan. Lo gak ada anggun-anggun nya jadi cewek."

" Aneh, bar-bar, narsis."

" Tapi justru itu yang nge-buat gue ngerasa tertarik sama lo."

" Lo beda dari dia," lanjutnya.

Tak terasa, sudut bibirnya mengembangkan senyumnya tipis. Sangat tipis. Bahkan orang-orang tak akan menyadari jika itu adalah sebuah senyuman.

-



Hai..
Terimakasih sudah mampir baca cerita ini
Jangan lupa vote dan komen nya ya~
Bye..
Salam, author ❤️



5 September 2022

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang