Haii..
Terimakasih sudah mampir ke cerita ini..
Jika ada typo, tandai aja ya..
Selamat membaca dan semoga sukaa..
-
-
------------------- Happy Reading ------------------
Hubungan Kaluna dengan Difa masih dingin. Tak ada yang ingin memulai pembicaraan lagi semenjak perkataan Kaluna yang terakhir waktu pulang sekolah saat itu.
Kaluna berjalan melewati koridor kelas 11. Berjalan-jalan keliling sekolah sebelum bel masuk berbunyi sudah menjadi kebiasaan Kaluna di sekolah. Saat ia melewati ruang tari yang sudah lama tak dipakai, ia mendengar suara sayup-sayup di dalamnya. Ia mengernyitkan dahinya heran.
" Bukannya ruang tari di situ udah lama gak dipakai? Kenapa ada suara?" Tanya Kaluna heran. Ia pun mendekati pintu itu.
Suara di dalam ruang tari itu semakin terdengar jelas. Suaranya perempuan!
Kaluna bergidik ngeri mendengar suara gadis di dalam ruang tari itu.
" Jangan-jangan itu suara hantu?!" Pekik Kaluna dalam hati.Ia membuka pintu ruangan itu sedikit. Tampak sosok gadis berpakaian seragam sekolah putih abu-abu yang duduk di pojok sudut ruangan dengan kepala menunduk.
" Itu hantu sekolah? Huwaa sejak kapan sekolah ini ada hantu siswa kek gini!" Jerit Kaluna takut dalam hati." Apa gue salah karena belum bisa nerima Kiana..? Hiks..."
Kaluna mengerjapkan matanya berkali-kali mendengar suara itu.
" Itu, suara Difa? Iya gue yakin banget itu suara Difa! Difa, jadi hantu..?" Tanyanya lirih.Ia menyipitkan matanya untuk memperjelas sosok gadis di dalam ruang tari itu. Karena ruangan itu sangat gelap, Kaluna menjadi kesulitan untuk dapat melihat orang itu. Tapi satu yang pasti, sosok itu memiliki bayangan tubuhnya.
" Ah berarti itu Difa beneran. Tapi, ngapain Difa ada di sini?" Tanyanya heran." Gue gak bisa benci Kiana, karena gue juga udah terlanjur nganggep dia sahabat gue. Tapi, dia bukan Kaluna!" Teriak Difa.
Kaluna terdiam mendengar ucapan Difa.
" Mungkin bener kata Liza, Difa butuh waktu sendiri untuk bisa menerima kenyataan ini."Kaluna pun melangkah menjauh dari ruangan itu, membiarkan Difa masih berada di tempat itu.
***
Siang ini jemputan Kaluna datang lebih lama. Kaluna duduk menunggu di bangku panjang dekat pos satpam sekolah. Tiba-tiba seorang gadis duduk di sebelahnya. Kaluna terkejut ketika melihat ternyata Difa yang duduk di sebelahnya itu.
Difa menoleh ke arahnya, lalu tersenyum manis.
" Hai," sapa Difa." Eh hai juga," jawab Kaluna.
Kaluna mengerjapkan matanya berkali-kali, memastikan bahwa gadis di sebelahnya itu benar Difa.
" Lo bener-bener Difa?" Tanyanya." Ya iyalah, masa kembarannya Difa," jawab Difa sambil terkekeh.
Kaluna yang mendengar itu pun langsung memeluk erat Difa, seolah tidak ingin kehilangan sosok gadis di sebelahnya itu. Difa juga membalas pelukannya.
" Aaaa, gue seneng banget karena lo udah gak marah lagi sama gue," ujar Kaluna melerai pelukan mereka.
" Hehe, gue gak marah sama lo. Gue cuma ngerasa belum bisa nerima ini semua aja. Tapi tenang aja, sekarang gue udah sedikit bisa menerima kenyataan kalo lo ini sahabat baru gue," ujar Difa tersenyum.
Kaluna menatap Difa dengan mata berkaca-kaca.
" Huwaaaaa, lo tau gak sih? Hidup gue kerasa hampa tanpa lo, huhu."" Alay lo! Tapi gue seneng sama sikap lo yang kek gini. Walaupun berbeda dari Kaluna, tapi Kiana juga gak kalah asyiknya ternyata," ujar Difa.
" Setelah ini, gue akan berusaha menerima lo menjadi sahabat gue tapi sebagai Kiana. Lo gak usah ngerasa bersalah lagi, ya," ujar Difa.
Kaluna tersenyum lalu mengangguk cepat.
" Makasih ya Difa, gue juga seneng bisa kenal dan berteman sama lo."" Eumm, karena kita dah baikan, gimana kalo kita merayakan hari ini dengan nginep bareng di rumah lo nanti malem, ajak Liza sekalian juga. Gimana?" Usul Difa.
Kaluna langsung mengembangkan senyumnya mendengar ucapan Difa.
" Mau banget! Gue kasih tau Liza kalo gitu," jawabnya dengan antusias.***
Sore ini, Difa dan Liza telah berkumpul di halaman depan rumah Kaluna. Hari sudah mulai petang. Sebelum mereka mengobrol ria di kamar Kaluna, mereka memutuskan untuk membeli cemilan di minimarket terdekat terlebih dahulu.
Begitu sampai di minimarket dekat rumah Kaluna, mereka berpencar mencari kebutuhan mereka bersama. Difa mencari beberapa cemilan, sedangkan Liza yang mencari beberapa minuman ringan. Sedangkan Kaluna? Gadis itu malah mengambil tisu-tisu besar. Setelah selesai, mereka membayarnya di kasir.
" Lo ngapain beli tisu segala?" Tanya Difa ketika selesai membayar dan keluar dari minimarket itu.
" Buat kalo kita mewek saat nonton drakor atau baca novel lah. Kalo gak ada tisu, bisa-bisa kalian ngelap ingus nya di bantal-bantal gue," jawab Kaluna dengan entengnya.
" Astaga Kal, kita juga gak mungkin sejorok itu kali. Huwaaa, jadi ikutan jijik gue," ujar Difa.
" Tapi harusnya gak beli tisu sebanyak ini juga kali. Ini lo beli tisu nya sepuluh pack tisu loh, mau buat apa coba?" Tanya Liza heran.
Kaluna menyengir lebar.
" Buat di jual lagi ke pedagang tisu jalanan."Difa menggeplak lengan Kaluna.
" Bukannya dapet untung, malah rugi itu pedagangnya lah, Kal. Mereka jual tisu-nya dengan harga murah biar cepet laku, malah lo mau jual tisu ini ke mereka. Heran gue sama lo."" Yaudah lah kita balik yuk, keburu Maghrib nih, urusan tisu nanti aja," ujar Liza yang langsung diangguki oleh Kaluna dan Difa.
Mereka pun akhirnya sampai di rumah Kaluna. Kebetulan hari ini rumah Kaluna cukup sepi. Kedua orang tuanya sedang pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Jadi, mereka bisa bebas bermain di rumah Kaluna.
Selesai makan malam, mereka pun langsung menuju ke kamar Kaluna. Kamar Kaluna memang cukup besar dan luas, bahkan ranjangnya saja bisa cukup untuk tiga orang.
Begitu masuk ke dalam kamar Kaluna, Difa langsung menyalakan televisi di kamar Kaluna.
" Awas jangan makan di kasur!" Pesan Kaluna sambil menyorot tajam Difa. Pasalnya, Difa sudah siap membawa beberapa kantong plastik berisi cemilan dan minuman itu ke atas ranjang tempat tidurnya.
Difa hanya menyengir.
" Santai-santai, gue turun nih."Difa pun mulai menggelar karpet milik Kaluna di lantai di dekat TV. Gadis itu lalu langsung membongkar isi kantong plastik yang dibawanya itu. Snack-snack cemilan itu pun mulai berserakan di karpet.
Kaluna dan Liza juga segera bergabung dan duduk dekat Difa. Mereka mulai menonton drama Korea kesukaan mereka itu sambil memakan cemilan. Tak lupa, mereka juga sudah menyiapkan beberapa kotak tisu dan mengambil bantal guling Kaluna untuk menambah kelengkapan mereka.
Sedangkan Alvaro? Lelaki itu kini keluar dari rumahnya untuk menginap di rumah temannya karena tak kuat jika berlama-lama berada di rumah dan mendengar teriakan cempreng Kaluna beserta kedua sahabatnya itu.
-
Haii..
Terimakasih sudah membaca cerita ini..
Jangan lupa berikan vote dan komen kalian di setiap chapter nya ya..Don't be a silent readers, ygy...
Salam, author ❤️❤️
26 Desember 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaluna or Kiana [ END ]
Teen Fiction[ BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] [ JUDUL AWAL : KALUNA TRANSMIGRASI] Transmigrasi series #1 Highest rank : #2 in fiksi [04/02/2023 ] ~ Kiana Sky Diandra. Gadis cantik yang bar-bar dan freak yang tersesat di raga seorang gadis bernama Kaluna. Set...