35. Kangen

2.5K 133 0
                                    

Haii..
Terimakasih sudah mampir ke cerita ini..
Jika ada typo, tandai aja ya..
Selamat membaca dan semoga sukaa..
-
-
-

------------------ Happy Reading ------------------

Beberapa menit telah berlalu. Nesha, Marchel, dan Alvaro telah bangun dan kini mereka telah bersiap untuk melaksanakan aktivitasnya masing-masing. Marchel tidak bisa terus menunggu Kaluna karena hari ini ia akan ada pertemuan penting dengan klien-nya. Begitu pula dengan Nesha, wanita itu hanya bisa menunggu Kaluna sampai nanti pukul 10.00, karena ia sudah memiliki janji untuk menghadiri arisan. Sedangkan Alvaro, tentu saja lelaki itu tak bisa berlama-lama. Karena ia juga disibukkan urusan kuliahnya. Meski begitu, mereka tetap peduli dan perhatian pada Kaluna.

Tak lama, pintu ruangan itu diketuk seseorang. Setelah pintu terbuka, tampaklah tiga orang memasuki ruangan ini. Ternyata itu adalah Askara, Difa, dan Liza.

" Assalamualaikum," ucap mereka bertiga ketika memasuki ruang rawat Kaluna.

" Waalaikumsalam," jawab Kaluna berserta keluarganya.

" Ini tadi saya belikan makanan untuk sarapan kita semua," ujar Askara sopan lalu menyodorkan tiga kantong plastik besar berisi makanan itu kepada Alvaro. Alvaro pun menerimanya dengan senyuman.

" Gak usah repot-repot sebenarnya, tapi thanks ya," ujar Alvaro.

" Ah Askara, kami jadi ngrepotin ya?" Ujar Nesha.

" Enggak repot kok Tante, bang Varo. Lagi pula, Kaluna itu teman saya, jadi sudah seharusnya saling membantu seperti ini, kan?" Ujar Askara.

Difa dan Liza saling bertatapan mendengar ucapan Askara.
" Temen atau demen tuh? Bisa aja dah si Aska ngeles nya," Batin Difa. Sedangkan Liza hanya bisa mengulum senyumnya agar tidak kebablasan menjadi tertawa.

" Yasudah kalo begitu, kita sarapan bersama dulu yuk," kini Marchel yang bersuara.

" Mama, papa, bang Varo, Askara, gue bisa minta kalian untuk keluar dari ruangan ini sebentar aja gak? Ada yang mau Kaluna omongin sama Difa dan Liza," pinta Kaluna tiba-tiba.

Nesha, Marchel, dan Alvaro cukup terkejut dengan permintaan Kaluna. Tetapi tidak dengan Askara, karena ia sudah dengar permintaan Kaluna itu sebelum ia memanggil Difa dan Liza. Meskipun begitu, mereka tetap mengiyakan permintaan Kaluna.

" Yaudah, kalo gitu mama sama yang lain keluar dulu ya. Nanti kalo Kaluna dah selesai ngomongnya sama Difa dan Liza, bisa panggil mama, oke?" Ujar Nesha mengelus lembut rambut Kaluna.

" Oke, siap Ma," jawab Kaluna.

Nesha, dan yang lainnya pun segera keluar dari ruangan itu, tak lupa menutup pintunya. Mereka menghargai urusan Kaluna dengan para sahabatnya itu.

Setelah mereka keluar, Kaluna kini menatap kedua sahabatnya itu.
" Difa, Liza, sini duduk," ujar Kaluna.

Difa dan Liza pun berjalan mendekat dan duduk di kursi yang berada di samping ranjang Kaluna. Kaluna mengganti posisinya menjadi duduk bersandar ujung ranjang.

Keadaan cukup hening untuk beberapa detik, hingga akhirnya Difa memberanikan diri untuk mengeluarkan suaranya.
" Gimana keadaan lo, Kal?" Tanya Difa.

" Sudah membaik. Btw, thanks ya kalian udah nolongin gue semalam," ujar Kaluna.

" Santai aja Kal, kita kan sahabat lo," kini Liza yang menjawab.

" Oh iya Liz, gue baru tau kalo Gema pacarnya Nawa itu ternyata kakak lo," ujar Kaluna menatap Liza.

Liza menundukkan kepalanya. Ia merasa bersalah atas perbuatan kakaknya pada Kaluna hingga menyebabkan Kaluna masuk rumah sakit seperti ini.
" Kal, maafin kakak gue ya. Gara-gara kakak gue, lo jadi masuk rumah sakit gini," ujar Liza.

Kaluna or Kiana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang