Ditengah-tengah perjalanan menuju rumah sakit, tiba-tiba saja motor Scoopy gue mendadak mogok. Entah apa penyebabnya, soalnya gue bukan ahli dalam memperbaiki mesin. Di lihat di depan, Jamal sama Siti sudah melaju jauh. Rasanya tidak mungkin mereka bisa mendengar teriakan gue. Mana Jamal boncengan lagi dengan Siti, jadi makin semangat mengendarai motornya. Lihat aja tuh, sampai ngebut kayak dikejar-kejar hantu.
Gue merogoh hp dari kantong celana, berniat ingin menelpon Jamal. Barang kali aja datanya di nyalakan. Saat ingin memencet tombol telpon di WA, muncul notifikasi dari operator tercinta. Melihatnya hanya bisa tersenyum tabah dan mengelus dada sabar.
PENTING: Kuota kamu habis, Pulsa safe berlaku, akses internet sdh tdk aktif. Beli Freedom Internet di *123*333# atau klik im3.id/CFI (gratis)
"Sabar, orang sabar banyak yang suka." Gue menoleh kesana-kemari, mencari-cari keberadaan bengkel. Sialnya, di kanan-kiri semak-semak semua. Bahkan rumah para warga letaknya pada bercelah-celah. Apesnya lagi, disini juga sepi. Jadi jera gue lewat jalan sini. Mau tidak mau gue harus jalan kaki sambil nyeret nih motor.
'Tit!
'Tit!
'Tit!
Berulang kali bunyi klakson mobil dinyalakan, gue menoleh ke samping. Dimana ada seorang cowok yang kira-kira sepantaran dengan gue menurunkan kaca mobilnya penuh. Sampai gue melihat wajahnya total, yang mana dia lagi memakai kacamata hitam sama rokok surya yang nangkring di bibirnya. Entah itu rokok surya apa bukan, habisnya gue tidak bisa merokok. Faedahnya apaan coba? Hisap terus di buang, gitu aja terus sampai mampus. Pernah nanya ke teman apa manfaat merokok, katanya merokok itu bikin badan jadi lebih bugar. Bukannya minum kuku Bima ya biar lebih kuat? Ah sudahlah, lupakan soal rokok.
"Ganteng doang, motor sekarat hahahaha ...!"
Sehabis mengejek, orang songong itu melaju mobilnya cepat. Genangan air bekas hujan mengenai wajah gue, akibat dari lindasan ban mobilnya.
"WOI ANJING!" teriak gue nyaring. Bangsat tuh orang, mentang-mentang pakai mobil seenaknya aja ngatain orang. Dia aja yang belum tau sama gue. Andai dia tau, di Bogor gue punya dua mobil pribadi, itu pun masih baru. Belum lagi punya bokap, nyokap, Joni, sama mobil lainnya. Ya, mobil lainnya, karena bokap gue jualan mobil.
Tapi gue memang sengaja nggak bawa mobil ke sini. Alasannya bagi gue terlalu mencolok aja pergi ke sekolah pakai mobil, mending pakai motor bisa balapan. Kalau macet juga bisa terobos.
"Awas aja tuh orang kalau ketemu lagi, nggak bakalan gue biarkan dia lolos." Ingin rasanya gue mencubit kedua ginjalnya, saking kesalnya. Kenal aja enggak, malah sembarangan mentertawakan. Gue tandai tuh muka.
Tidak ada gunanya meracau tidak jelas, mending gue meneruskan menyeret motor. Hampir setengah jam lamanya gue berjalan, pada akhirnya ketemu juga bengkel yang buka. Sambil menunggu di perbaiki, gue pergi ke warung mau beli minum sama tissue buat mengelap keringat yang deras bercucuran di pelipis. Beruntung gue bawa parfum, buat di semprot ke ketek. Biar tambah wangi aja.
"Totalnya berapa?" Gue menyodorkan sebotol air mineral sama tissue, lalu mengambil dompet. Tiap kali melihat isi dompet gue merasa miskin sekali. Cuma ada dua lembar uang. Seratus sama sepuluh ribu. Nanti aja dah gue pergi ke bank, mau narik duit. Di bank aja duit gue sisa 5.700.000,00. Di tarik sejuta sisa 4.700.000,00. Gue harus kudu menghemat gini mah ceritanya.
Lama nggak di balas total belanjaannya berapa, gue menatap mbak-mbak yang rambutnya berkepang dua, dengan gincu setebal harapan orang tua itu tengah menatap gue sambil senyum-senyum. Mbak yang gue nggak mau tau namanya siapa, lagi memainkan rambutnya.
"Maaf, ini totalnya berapa ya?"
"Eh? Oh ini anu harga totalnya jadi sembilan ribu. Airnya delapan ribu, tissuenya seribu dan gratis aku. Bawa aku pulang denganmu pangeranku kyaaa ...!"
Gue bergidik ngeri, tanpa membalas ucapan ngawurnya. Cepat-cepat gue menyodorkan duit sepuluh ribu. "Kembaliannya ambil saja, makasih." Tak ingin berlama-lama disana, gue secepat kilat berlari, sembari menutup kuping.
"MAS I LOVE YOU! YOU AND ME BERJODOH! SAMPAI KETEMU LAGI PANGERAN TAMPANKU, KALAU KANGEN DATANG AJA KEMARI! PINTU RUMAH SELALU TERBUKA UNTUKMU JODOHKU!"
Najis, kegatelan banget jadi cewek. Siapa juga yang mau kawin sama cewek modelan kek gitu. Kalau wajah belum cakep, setidaknya sikap harus cakep. Ini mah ngelunjak anjir, kenal aja enggak. Amit-amit dah gue, jera ke warung situ.
"Sudah selesai Mas?" tanya gue setelah sampai kembali ke bengkel.
"Sebentar lagi selesai kok Mas."
Gue mengangguk saja, lalu duduk di kursi kayu yang sudah disiapkan untuk pelanggan. Sambil menunggu, gue meminum air tadi. Akhirnya tenggorokan gue tidak kering seperti gurun lagi.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA [End]✓
Teen FictionStory 4 (Bromance, no BL!) ❝𝓚𝓲𝓽𝓪 𝓼𝓪𝓶𝓪-𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓶𝓮𝓵𝓲𝓱𝓪𝓽 𝓴𝓮𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹𝓪𝓷 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓮𝓻𝓳𝓾𝓽𝓪 𝔀𝓪𝓻𝓷𝓪. ❞ "Lebih baik disembunyikan, daripada diungkapkan." 🄳🄾🄽 🄲🄾🄿🅈 🄼🅈 🅂🅃🄾🅁🅈 🄿🄻🄴🄰🅂🄴‼️