Bab 61 ; Last War vol.2

85 4 1
                                    

Hayyy, balik lagi sama gue. Makasih yaa kalian masih dukung sampai bab ini and byee👋.
__________________________________________________
HAPPY RIDING🍁
^
^
^
Seluruh pasukan Loz Zetas yang ditugaskan untuk turun ke dalam peperangan pun sudah disiapkan oleh riel atas rencana milik devan.

"Untuk misi kita kali ini, kita akan beraliansi dengan Loz Zetas. Dan gue harap lo semua bisa mengerti maksud dari aliansi yang kami lakukan ini.

Dan yaa, seluruh pasukan milik riel pun sudah menempati posisi yang diberikan oleh devan sesuai rencana yang ada.

"Baik disini saya sebagai pemimpin dari misi aliansi kita ini, tetap memiliki tujuan yang sama. Serta kita tetap akan menjalankan sesuai rencana awal"jelas devan lagi.

Riel pun berposisi disamping devan dan tangan kanannya, karena mereka lah yang akan menjadi kepala dalam peperangan ini dan menjadi pasukan bantuan jika ada kendala yang mendesak.

"Untuk tim pengalihan silahkan turun ke lapangan"ucap tangan kanan devan dan terlihatlah dua orang sedang berjalan menuju pintu gerbang utama markas Bloods.

Orang itu adalah devon dan andrew, kenapa mereka yang dikirim? Karena mereka lah yang meminta walaupun sudah ditolak oleh para pemimpin.

Flash Back On

Bertepatan saat devan sedang berbicara dengan riel, masuklah devon dengan topeng yang selalu sedia di wajahnya.

Niat awal devon memang untuk membahas penyerangan yang direncanakan secara rahasia, tetapi devon mendengar segala percakapan riel dengan devan dan seluruh rencana yang mereka siapkan pada saat itu juga.

"Tapi dalam menjalankan rencana ini, kita harus mengirim dua orang yang terlatih untuk melancarkan rencana ini"jelas riel dan hanya dijawan dengan diamnya devan.

Bukan karena apa, itu sama seperti rencana miliknya pada saat hari pelenyapan Black Cobra. Semua berawal dengan cara yang sama seperti rencana yang disarankan oleh riel.

Tapi devan tau, dalam menjalankan misi kita harus profesional dan tidak mencampur adukan masalah markas dengan personal.

"Tap-"belum selesai devan menyelesaikan ucapannya, devan pun masuk secara tiba-tiba. Baru saja riel ingin marah, tetapi saat ia melihat topeng milik devon langsung saja ia mengurungan niat awalnya dan memilih untuk diam.

"Gue yang akan turun sesuai rencana"ucap devon dengan datarnya, tentu hal itu tidak diterima oleh devan. Bagaiman bisa ia menempatkan kembarannya dalam misi itu.

Walaupun ia tau devon sangatlah jago dan sebelas dua belas dengan dirinya, tetap saja itu sangat berbahaya.

"Tidak, saya tidak setuju"bantah devan dengan tak kalah dinginnya. Devon pun segera menatap devan dan mencoba agar ia percaya dengan dirinya.

"Gue akan ikut turun dalam misi ini"ucap andrew secara tiba-tiba, dan hal itu pun disetujui oleh riel karena ia percaya bahwa mereka akan berhasil.

"Baik, kita berdua yang akan turun"putus devon dan berjalan menuju meja yang berisikan senjata rahasia milik devan dan devon.

"Lo ikut gue"tunjuknya kepada andrew, dan andrew pun segera menyiapkan dirinya untuk turun kedalam medan perang.

Flash back off

Sampailah devon dan andrew didepan gerbang utama markas Bloods, penjaga yang melihat itu pun segera mendatangi mereka untuk mengusirnya.

Mengapa orang itu tidak mengetahui identitas mereka, yaa karena mereka telah menyamar menjadi pengembala yang tersesat dengan domba yang mereka bawa.

"Maaf silakan kalian pergi"ucap penjaga itu dan mereka berdua pun tetap diam menatap bangunan yang lebih seperti tembok pembatas dalam diam.

SOZHALENIYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang