Part 71

21 2 1
                                    

Halooo... Wow akhirnya kita kembali lagi di part selanjutnya.

Thanks yaa, kalian selalu dukung cerita ini hingga detik ini, dan makasih karna kalian mau menunggu semua proses yang ada.

Jangan lupa vote n comment okeyy.
__________________________________________________
HAPPY RIDING🍁
^
^
^

"Mereka..".

BRAKK!!

Tampa ketukan atau apapun itu yang menandai kedatangan mereka, devan pun memasuki ruangan dengan kursi roda yang didorong oleh jake dan joshua yang mengikuti disampingnya.

Tentu hal itu membuat seluruh pandangan tertuju kepada mereka, begitu juga dengan lexa.

Lexa semakin mengerutkan keningnya melihat keadaan abangnya yang bisa dibilang cukup parah, dengan tubuh terbalut kain kasa yang tertutup dengan kemeja putih yang ia gunakan sebagai pelapisnya.

"Abang.."panggil lexa dengan suara lemahnya.

Jake yang mendengar itu pun segera membawa devan untuk lebih dekat lagi dengan lexa, dan devan yang melihat adik perempuannya telah sadar sangat bersyukur karena Tuhan telah mengabulkan doanya.

"Hai.. Princess nya abang.."ucap devan dengan suara seraknya menandakan dirinya sangat menahan rasa haru dalam dirinya.

Dengan perlahan ia mengambil tangan kanan lexa yang sudah lebih hangat dibanding pada beberapa hari yang lalu.

"Bagaimana perasaan kamu hmm.. Ada yang sakit? Atau apa? Bilang ke abang".

Bukannya menjawab, lexa lebih terfokus dengan wajah tirus abangnya dengan rambut yang terlihat sudah semakin panjang dibanding terakhir ia lihat dan terlebih balutan kain kasa yang membuatnya sangat khawatir dan penasaran.

Tangan kiri lexa pun perlahan terangkat untuk menyentuh setiap inci wajah tirus abang sulungnya yang terlihat tidak baik-baik saja.

"Ada apa dengan kondisi abang saat ini? Mengapa banyak sekali luka diwajah maupun tubuh abang? Dan satu lagi, kenapa wajah abang semakin tirus..".

Pertanyaan demi pertanyaan lexa luncurkan begitu saja, ia sangat khawatir melihat kondisi abangnya saat ini. Dan satu lagi, ia masih merasa bingung mengapa bisa berada di rumah sakit? Dan siapa orang-orang disekitarnya saat ini?.

"Abang tidak apa-apa"jawab devan dengan lembut dan mengambil tangan lexa yang masih setia menjelajahi wajahnya.

"Bagaimana bisa tidak apa-apa. Lihat lah diri mu sekarang, banyak sekali luka disana"tegas lexa dengan suara pelannya karena memang belum bisa mengeluarkan seluruh suaranya.

"Sudah, kamu tidak usah khawatir dengan abang. Sekarang beritahu abang, bagaimana kondisi mu saat ini?".

"Baik-baik saja".

Devan merasa senang mendengarnya, dengan begini adiknya telah melewati semuanya.

"Mereka siapa?"tanya lexa dengan sesekali melirik ke arah belakang abangnya.

Devan pun yang mengetahui siapa orang-orang yang dimaksud oleh adiknnya menatap sedikit kebelakang untuk memastikan semuanya dan kembali menatap lexa dengan wajah yang sulit diartikan.

"Kamu serius tidak mengetahui mereka?"tanya devan dan dijawab dengan gelengan oleh lexa.

"Kamu serius tidak mengingat apapun?"tanya devan lagi untuk memastikan semuanya, dan tetap lexa menjawab dengan gelengannya.

Devan yang mendengar itu merasa bingung, bukan karena lexa kehilangan beberapa memorinya. Tapi, ia merasa bingung juga mengapa lexa tidak mengenali jake yang notabenya telah sangat lama ia kenali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SOZHALENIYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang