Bab 62 ; Last War vol.3

92 5 2
                                    

Haii... Ketemu lagi sama cerita gue ini, makasih yaa masih mau dukung sampai dititik ini.

Jangan lupa vote and comment yaa.

Byee👋
___________________________________________________
HAPPY RIDING🍁
^
^
^

Byee👋___________________________________________________HAPPY RIDING🍁^^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(jalan yang mereka lintasi)

Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara antara riel dan tangan kanan devan, dan riel yang sudah jera pun segera angkat suara.

"Gue rasa kita saling kenal"ucapnya to the point. Tetap tidak ada balasan dari tangan kanan itu.

"Gue sangat kenal dengan suara lo"jelasnya dengan tepat dan hal itu membuat orang itu diam seribu bahasa.

Bukan karena apa, memang ia tidak bisa menunjukkan wajahnya pada saat menjalankan misi kepada sembarang orang.

"Gue rasa lo salah orang"elaknya dengan cepat dan memilih untuk tidak melakukan aye contact dengannya.

"Semakin gue dengar, semakin tepat dugaan gue. Lo pasti jak-"ucapan riel pun terhenti saat mobil mereka melakukan rem yang sangat tiba-tiba.

Dengan cepat riel pun menyambungkan dirinya dan bertanya melalui HT yang sudah mereka gunakan selama menjalankan misi.

"Ada apa ini?"tanyanya dan baru persekian detik ia bertanya.

Secara tiba-tiba mobil mereka pun telah ditembaki dari berbagai sisi perbukitan. Dengan cepat riel dan tangan kanan devan keluar dari mobil, dan pergi ke belakang untuk menjaga tawanan mereka.

"Mayday... Mayday... Kami diserang!!"lapor riel dan diselingi beberapa kali tembakan yang mengarah ke musuh.

Dor...

Dor...

Dor...

Tangan kanan devan pun fokus menyerang musuh yang tak terlihat itu, dan mencoba untuk bertahan hingga datang bantuan.

Tidak mereka berdua saja yang bertempur, tetapi supir dan dua penjaga yang ikut bersama mereka pun. Ikut serat dalam pertempuran ini.

Tak lama mereka menunggu, akhirnya datanglah bantuan dan mereka pun segera masuk kembali ke dalam mobil.

Dor...

Dor...

Dor...

Dor...

Belum mereka sempat masuk, bertepatan saat itu juga terdengar empat kali tembakan dan hal itu membuat serangan yang diluncurkan terhadap mereka berhenti seketika.

Tangan kanan devan dan riel yang sempat ingin naik ke dalam mobil pun berhenti seketika karena kejadian itu. Mereka merasa bingung mengapa serangan berhenti secara tiba-tiba.

SOZHALENIYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang