32

3K 83 1
                                    


H A P P Y R E A D I N G





Malam gelap yang membuat alana Ketakutan Tadi malam dengan cepat menyingsing dengan di ganti kan oleh Pagi yang Sudah mendatang. Kicauan burung telah menyaut-nyaut dengan nyaring nya di luaran sana membuat Tidur alana terganggu.

Kelopak mata itu bergerak pertanda alana Akan membuka mata nya. dan benar saja. mata itu terbuka dengan pelahan. Ia mengerjap-ngerjap kan mata nya untuk menyesuai kan Cahaya yang masuk ke retina mata nya. Alana perlahan Merubah Posisi baring nya menjadi duduk

Meringis pelan saat kepala nya terasa sangat nyeri. Ia memegang satu sisi kepala nya sejenak. Menggeleng kan kepala nya Sebentar. tapi rasa pening itu semakin Menjadi-jadi.

Alana menghela napas nya pelan. ia turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersih kan Tubuh nya Sebelum Melakukan Aktivitas nya.

30 menit telah berlalu. Akhirnya alana telah selesai dengan rutinitas Mandi nya. ia keluar dengan sudah Memakai pakaian lengkap di tubuh nya yang khas Dengan baju kantor. Melangkah ke arah meja rias untuk menatap penampilan diri nya

Ia menghela napas pelan saat menatap pantulan wajah nya yang begitu pucat. Mata Sembab yang di sebab kan oleh tadi malam yang membuat nya menangis. AH! Alana sangat mengingat dengan jelas kejadian tadi malam.

Tangan nya mulai terulur mengambil Bedak Tabur Dan mengoles kan nya ke wajah pucat itu. Dan beralih mengoles kan lipbalm ke bibir tipis nya. Alana Menghembus kan nafas nya pelan ketika wajah itu masih memperlihat kan Raut pucat di sana.

Sudahlah! Ia tidak perduli. Ia mulai melangkah keluar kamar setelah mengambil tas Selempang milik nya. melangkah kan kaki nya menuju meja makan untuk mengisi perut nya. Suara hentakan Heels yang ia pakai dapat terdengar di Ruangan Yang begitu sepi itu.

Alana duduk di kursi meja makan. Menatap bi ima yang tengah menyajikan makanan di Meja makan Tersebut.
"Maaf ya bi, karena Gak bisa bantu bibi hari ini masak"

Ucapan alana membuat bi ima menatap ke arah nya.
"Aduh atuh non, Kenapa harus minta maaf seperti itu, Lagi pula ini bukan Tugas Nona alana, tapi tugas bibi, Kan Seharus nya bibi yang harus menyiap kan makanan seperti ini" ucap Bi ima Tidak enak

Alana hanya tersenyum kecil
"Ini juga tugas saya kok Bi, Tugas seorang istri" Ucap nya pelan di akhir Kalimat nya

Bi ima hanya tersenyum. Menatap Lekat Wajah alana yang tampak tidak seperti biasa nya
"Nona alana, Wajah nona kenapa pucat seperti itu? Nona sakit?" Tanya Nya khawatir.

Alana Terdiam sejenak, menggeleng kepala nya  tidak membenar kan ucapan Bi Ima
"Gak kok bi, Saya gak kenapa-napa, Mungkin bedak nya terlalu ketebalan maka nya membuat Wajah saya pucat seperti ini" Alibi nya

Bi ima Mengangguk percaya.
"Oh begitu..bibi kira nona alana sakit, yaudah non, kalau gitu bibi balik ke dapur dulu ya" Ucap nya dan mendapat anggukan dari alana. langsung saja Bi ima melangkah kan kaki nya berlalu dari ruang makan.

Suara langkah kaki terdengar dari Tangga membuat alana Memutar kepala nya untuk melihat ke arah tangga. yang dimana Xavier telah turun dengan Pakaian Rapih nya.

Mata mereka saling bertubrukan satu sama lain. Hingga alana lebih dulu memutus kan kontak mata mereka. sungguh alana tidak ingin berlama-lama menatap tatapan yang begitu mengerikan itu. apalagi sekedar menatap wajah yang begitu tampan itu. bisa-bisa ia akan jatuh dalam pesona seorang Xavier maximillian Robbertson. ia sendiri yang susah nanti.

Ia langsung saja melahap makanan nya. berusaha tidak perduli dengan kehadiran Xavier yang sudah duduk tepat di sebelah nya.

Sedangkan Xavier hanya melihat Alana sejenak. menatap wajah pucat itu Dalam diam. ia menghela napas pelan dan mulai mengambil makanan nya sendiri dan mulai melahap makanan itu.

ANHEDONIA | 3.000 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang