05

3.6K 116 0
                                    

'H A P P Y R E A D I N G'






RS. KENARA.

Pukul.10.00. Wib

Alana kini tengah Berdiri didepan ruang Operasi. Menunggu Sang kakak dengan Perasaan cemas. Alana tak henti-henti nya Merapal kan doa Untuk Violetta yang sedang Berjuang dengan keras di dalam sana.

Alana menatap Ke arah Kaca yang di sengaja tidak di tutupi. Alana hanya bisa menatap para dokter dan suster yang sedang bekerja dengan keras untuk mengeoperasi Violet di dalam sana.

2 jam kemudian...

Lampu yang berada di atas pintu ruang Operasi itu perlahan mati yang Berarti Operasi telah selesai.

Alana yang melihat itu menunggu sang dokter keluar dari ruang operasi dengan tidak sabaran. Perlahan pintu Ruang operasi terbuka dan keluar lah Dr.Maya. Alana segera menghampiri Dr. Maya.

"Gimana keadaan Kakak saya dok?" tanya Alana menatap Dr. Maya tidak sabaran.

Dr. Maya hanya menghembus kan Nafas nya pelan. Dan membuka kaca mata yang melekat di mata nya.
Dr. Maya menatap Alana dengan raut Sedih.
"Operasi nya berjalan dengan lancar. Tetapi keadaan Pasien tidak ada perubahan sama sekali. karna tumor otak nya sudah mencapai Stadium akhir. Harapan kehidupan Pasien hanya. 0,9%" ucap Dr. Maya menatap Alana prihatin.

Alana yang mendengar ucapan Dr. Maya. Menateskan air mata nya.
"Dokter. Anda Mengatakan kepada saya. Jika Kakak saya di operasi. Kakak saya bakalan sembuh"

Dr. Maya hanya mengusap Bahu Alana lembut.
"Saya tidak sepenuh nya mengatakan jika Pasien bisa sembuh. Jika saja Pasien lebih dulu Di operasi, Kemungkinan Pasien bisa sembuh."

Alana menjatuh kan dirinya dilantai. Hati nya benar-benar sesak. Ia menangis tersedu-sedu Di lantai dingin itu.

Dr. Maya yang melihat itu hanya menatap sedih ke arah Alana. Dr. Maya berjongkok di depan Alana dan memeluk Alana erat.
"Tenang Lah. Kita pasrakan semua ini kepada yang diatas." ucap Dr. Maya lembut.

"Dok. Saya gak mau kehilangan Kakak saya, Hanya dia satu-satu nya harapan saya" ucap Alana menangis.

Dr. Maya mengangguk kan kepala nya.
"Saya paham. Kamu hanya perlu berdoa untuk kesembuhan Kakak kamu, Dan siapa tau mukjizat datang menghampiri Pasien dan membuat pasien bisa sembuh" ucap Dr. Maya seraya melepaskan pelukan nya dengan alana.

Dr. Maya membantu Alana berdiri.
"Sekarang Pasien masih dalam Kritis. Kamu bisa menemui pasien setelah kami memindahkan Pasien keruang inap." ucap Dr. Maya seraya mengelus punggung Alana.

"Kalau begitu saya permisi" lanjut Dr. Maya seraya berlalu dari hadapan Alana

Alana hanya terdiam. Ia menduduk kan bokong nya di kursi tunggu yang berada dekat Ruang operasi. Alana melipat tangan nya diatas paha nya dan meletak kan Kepala nya dilipatan tangan nya dan kembali menangis tersedu-sedu.
"Tuhan kenapa harus aku yang kau uji seperti ini! Tolong jangan ambil Kak vio dari kehidupan ku. Hanya dia satu-satu nya keluarga yang ku punya" Batin Alana menangis tersedu-sedu.

Drttt Drtttt

Suara dering telpon dari Tas selempang nya Berbunyi dengan keras. Alana hanya diam dan tidak memperdulikan Suara dering Telpon itu. Alana hanya Sibuk dengan Tangisan nya.

Drttt Drttt Drttt Drttt

Suara dering telpon itu terus menerus berbunyi tak henti-henti nya. Membuat Alana menegak kan kepala nya dan mengambil Ponsel nya yang berada di tas selempang. Alana mengernyit kan dahi nya saat yang menelpon nya nomor tidak dikenal. ia segera mematikan Panggilan itu. dan ingin meletak kan Ponsel nya di tas selempang nya kembali.

ANHEDONIA | 3.000 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang