56

2K 56 0
                                    


H A P P Y R E A D I N G








Malam yang panjang telah Alana lewati bersama dengan Xavier kini Ia sedang bersantai ria diruang tamu saat Suami nya itu berangkat ke kantor, Alana hanya mampu berdiam diri dirumah, ia masih belum Bisa berjalan dengan benar akibat kelakuan Suami nya yang bringgas itu membuat nya sulit untuk berjalan apalagi melakukan sebuah Aktivitas yang membuat Milik nya semakin perih.

Alana hanya mampu menahan kebosanan nya dengan menonton Di Televisi datar dan besar itu seraya mengemil Jajanan ringan di tangan nya.

"eh non Alana tidak berangkat Magang?" ucap Bi ima yang melewati ruang tamu.

Alana membalik kan tubuh nya dan menatap ke arah bi ima
"Gak bi, Hari ini Aku gak Ke kantor,  Badan Aku lagi gak enak"

Bi ima mengangguk mengerti.
"nona Sudah meminum obat?"

Alana hanya mengangguk kan kepalanya
"Sudah bi"

"Yasudah kalau begitu non, saya ke taman dulu ya non" ucap Bi ima dan mendapat anggukan dari alana, bi ima dengan cepat berlalu dari sana.

Alana menatap lurus Ke depan. Tatapan Teduh itu Berganti dengan tatapan kosong milik nya. Netra indah itu menatap sendu Dengan Pandangan lurus ke depan.

TES

Sesuatu Cairan dingin Mengalir Dari Hidung mungil Itu. Cairan merah pekat itu perlahan menetes mengenai punggung tangan nya membuat alana Tersadar dari lamunan nya.

Tangan Kecil itu Perlahan Menyentuh cairan Merah itu dengan tangan bergetar nya. Menatap Darah Itu Dengan Pandangan Rumit. Seperdetik kemudian Bibir Ranum itu terangkat membentuk senyuman kecil.

Ia tersenyum kecil menatap Darah di jari Telunjuk nya.

"Sebentar lagi?" Gumam nya Dengan suara Tercekat.

Alana Terkekeh hambar Dengan mata berkaca-kaca Sambil menatap Darah Di tangan nya tanpa Memperdulikan Darah yang ada di hidung nya yang sudah banyak keluar dan menetes Mengenai baju yang ia pakai.

"Tidak bisakah kau memberikan ku waktu lebih lama tuhan..??" Lirih alana kembali. Napas alana Tercekat bersamaan dada nya yang begitu terasa sangat sesak seakan-akan terhimpit Oleh sebuah batu besar. Alana memukul-mukul Dada nya Kuat. Ini Benar-benar sakit.

Napas nya terengah-engah. Ia menangis dalam diam. Meratapi Seluruh rasa sakit pada dirinya. Rasa sakit yang tidak kunjung Menghilang dari dirinya.

Alana benar-benar lelah dengan Semua yang terjadi kepadanya. Kenapa kehidupan nya semenyedih kan ini? Apakah ia tidak pantas untuk hidup dengan rasa bahagia? kenapa dirinya selalu mendapat kan penderitaan yang tidak tahu Kapan akhir nya. Alana juga ingin Berakhir bahagia bukan malah seperti ini.

Alana tidak Mempermasalah kan dengan rasa sakit pada dirinya. Tapi alana Ingin hidup Lebih lama bersama orang yang ia cintai. bukan malah seperti ini. Alana benci dengan Kehidupan ini. Jika ia bisa memilih. ia akan memilih untuk tidak hidup di dunia kejam ini dari pada Membuat nya hidup tapi di penuhi oleh setiap penderitaan pada kehidupan nya.




******


Robbertson Group

Xavier kini tengah sibuk dengan berkas-berkas yang ada di meja kerja nya. Wajah tampan dengan kaca mata baca Yang bertengger di hidung mancung itu Benar-benar membuat nya semakin memukau. Tampang Sempurna itu membuat siapa saja akan menjerit Ketika Melihat Wajah sempurna itu. Apa lagi Saat ini. dengan wajah serius semakin membuat nya Berkali-kali begitu tampan.

ANHEDONIA | 3.000 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang