44

2.3K 77 0
                                    


H A P P Y R E A D I N G





alana sampai Di rumah Sehabis Dari taman. Melempar Tubuh Kecil nya Di sofa empuk yang ada di ruang keluarga. Percakapan nya dengan Reza Masih Teringat dengan jelas Di kepala nya.

Alana Tidak tega Menatap raut Wajah yang nampak terluka itu dari Wajah Tampan Reza. Bagaimana lagi? Ia harus melakukan Itu Kepada Reza, jika tidak dirinya akan membuat Reza semakin berharap kepada nya Dan itu akan membuat Reza semakin terluka.

Alana menghirup dalam-dalam nafas nya. menghembus kan nya dengan perlahan. Tatapan yang Menatap Kosong diri nya masih dengan jelas alana Ingat. Hati nya benar-benar merasa bersalah. Jujur alana tidak tega membuat Reza Seperti itu.

'Maafin gue Za, Gue benar-benar gak bermaksud untuk buat lo kecewa, tapi gue harus ngelakuin ini supaya lo ngerti dan buang jauh-jauh perasaan itu untuk gue' Batin nya sambil menunduk kan wajah nya Dalam. 'Karena gue memang gak pantes untuk Dapetin cowok sebaik dan setulus lo, gue harap nanti nya ada Seseorang Yang hadir di hidup lo dan begitu tulus mencintai lo'

*****

_23.00 Wib

Hari yang begitu cerah dengan cepat nya berakhir. Dan kini Awan cerah itu di ganti kan Dengan awan gelap yang Telah Menurun kan Air yang begitu lebat dari sana Sehingga air itu jatuh di kota Yang Indah itu.

Seorang Gadis meringkuk Di Atas Sofa empuk itu Sembari tertidur lelap. Hawa dingin akibat dari hujan lebat di luaran sana Membuat Seorang gadis yang sudah menjadi Wanita Beberapa bulan yang lalu Meringkuk dengan memeluk dirinya sendiri akibat dingin nya hawa dari hujan tersebut.

Ia masih saja tertidur dengan lelap tanpa terganggu sedikit pun dengan Hawa Dingin itu.

Tidak lama Kemudian Suara bunyi Klakson mobil dari luar rumah berbunyi, pertanda seseorang Datang. Tidak lama kemudian Seorang pria tampan Berkharismatik itu masuk Ke rumah mewah milik nya dengan baju kemeja yang sedikit Terciprat air hujan. Sedangkan Jas Milik nya sudah bertengger di lengan nya. Walau Tampilan nya terkesan berantakan. bukan terlihat Buruk tapi justru malah telihat Seksi dengan Wajah Rupawan yang Ada di wajah Tampan itu.

Kaki besar nya melangkah ingin menuju kamar nya. Melewati Ruang keluarga yang berdekatan dengan tangga. langkah besar nya terhenti melihat Istri tercinta nya tengah tertidur lelap di sofa dengan tubuh meringkuk.

Ia dengan cepat melangkah kan kaki nya mendekati sang istri. menatap wajah lelap yang masih menampil kan Raut Cantik dari wajah itu. Xavier berjongkok di depan Alana.

Mengelus lembut pipi berisi itu pelan. takut membangun kan sang istri dari tidur nya. Kedua tangan nya perlahan terulur Menuju Tengkuk Dan lipatan Lutut. Menyalip kan tangan nya di sana. seperdetik kemudian. alana telah Berada di gendongan Ala bridal style Xavier. ia dengan cepat melangkah kan kaki nya kembali untuk menuju kemar mereka.

Setelah sampai. ia Membaringkan tubuh alana Dengan hati-hati ke atas tempat tidur. Menyelimuti Tubuh alana menggunakan selimut sampai sebatas Dada.

TOK..TOK..

Suara ketukan dari pintu kamar Berbunyi. Xavier Melirik ke arah pintu kamar yang Terketuk. Dengan cepat ia kembali berjalan Menuju Pintu kamar. membuka pintu kamar Itu.

"Maaf tuan telah mengganggu istirahat anda" Ucap Bi ima menatap tidak enak majikan nya ini

Xavier hanya mengangguk singkat.
"Ada apa?"

Bi ima Menyodor kan sebuah Botol kecil yang berisi beberapa Pil Di Botol kecil itu. Sedangkan Xavier hanya menatap bingung Ke arah Botol kecil yang berisi obat itu.

"Tadi siang saya sempat membersih kan Kamar Tamu yang sempat di tempati Nona Alana waktu itu, Dan saya tidak sengaja Menemukan botol ini berada di meja rias" Ucap nya sambil menyerah kan Botol itu kepada Xavier.
"Mungkin ini milik nona alana. saya Ingin memberikan Botol ini secara langsung kepada nona alana. tapi saya lupa Dan baru ingat sekarang"

Xavier mengambil botol obat itu. ia Menatap bingung botol obat itu. Pasal nya botol itu tidak Ada tulisan Sama sekali di Botol transparan tersebut. Jadi ia tidak mengetahui apa nama obat tersebut.

Bi ima menatap Raut bingung dari Xavier.
"Hanya itu saja yang ingin saya sampai kan. Kalau begitu saya permisi" Setelah mengatakan itu bi ima langsung berlalu dari hadapan Xavier

Xavier kembali Menutup pintu kamar dan berjalan Menuju meja nakas. membuka laci meja nakas dan Menyimpan botol obat itu Ke dalam laci. ia beralih menatap Wajah Alana Dalam.
'Obat apa itu sebenar nya?'

****


_07.15 Wib

Malam telah menyingsing dengan cepat nya dan di gantikan Pagi yang Begitu cerah.

Alana telah bersiap dengan Pakaian kantor yang melekat di tubuh indah nya. ia begitu sangat antusias di pagi ini. pasal nya ia Ingin kembali ke kantor dan melanjut kan magang nya yang beberapa hari ini Sempat libur.

Alana menatap pantulan diri nya di kaca rias. Senyum nya merekah Dengan indah ketika menatap Pantulan Wajah nya yang begitu cantik di Kaca rias tersebut.

Pintu Kamar Walk In closed Terbuka. Dan keluar lah Xavier dengan pakaian Kemeja Yang Sudah Melekat di tubuh kekar nya sambil menenteng Jas dan Dasi di lengan kekar itu.

Xavier berjalan mendekati Alana.
"Sayang" Panggil nya Membuat alana mendongak menatap wajah tampan suami nya itu

"Kenapa?"

Xavier menyodor kan Dasi nya kepada Istri cantik nya itu. Dan di terima baik oleh alana.

Alana berdiri dari duduk nya. Xavier yang melihat itu Mulai Sedikit membungkuk kan Badan nya Sehingga membuat istri nya ini dengan mudah memasang kan dasi itu di leher nya. pasal nya alana hanya setinggi dada nya saja.

Alana mulai memasang kan dasi itu dengan telaten. Xavier hanya mampu menatap wajah Cantik Alana Dengan Dalam. Kedua tangan nya mulai melingkar di pinggang ramping alana. Mendekat kan Wajah nya Ke arah alana

CUP

Satu Kecupan Ia hadiahi Di dahi mulus alana Sedikit lama.

Alana hanya mampu menahan nafas nya sejenak. Rasa Berdebar ketika berdekatan dengan Xavier masih Ia rasa kan Saat ini. padahal ia Sudah terbiasa berdekatan dengan Laki-laki ini.

Alana berdehem sebentar sambil terus memasang kan dasi itu
"Kamu Kemarin pulang jam berapa?" Tanya alana menghilangan Kecanggungan pada diri nya

Xavier mengelus Lembut pipi Alana
"Sekitar jam Dua belas malam" Xavier meraih sebelah telapak tangan alana yang telah selesai memasang kan dasi di leher nya. Di kecup nya telapak tangan itu dan menatap alana lembut.

"Sayang.. kalau aku pulang nya telat seperti kemarin, Jangan Tunggu aku pulang Seperti tadi malam Dan berakhir kamu tertidur Di Ruang keluarga."

"Cukup tunggu aku di kamar"

Alana mengangguk mengerti.
"Baik lah. Bisa kita Turun ke bawah sekarang?"

Xavier mengangguk. Menggenggam sebelah tangan alana dan membawa nya keluar kamar menuju Meja makan.









ANHEDONIA | 3.000 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang