35

3.1K 85 0
                                    


H A P P Y R E A D I N G





Reza dan Dr.maya Telah tiba Di depan ruang inap, Mereka segera memasuki ruang inap itu seraya membawa tubuh lemah Alana yang berada di gendongan Reza.

Reza segera meletak kan Tubuh Alana di brankar rumah sakit, Dr.maya segera mengecek kondisi Alana menggunakan stetoskop.

Ia menempel kan stetoskop itu ke Area Dada Alana dengan telaten.

"Detak jantung nya Normal, Nona alana tidak apa-apa, Hanya saja dia terlalu syok, yang mengakibat kan nya Pingsan seperti ini" ucap Dr. Maya setelah memeriksa keadaan Alana

"Nanti saya akan menyuruh Suster untuk menyuntik kan Vitamin pada tubuh Nona Alana, Kalian bisa membawa nya besok, dan untuk sekarang biar kan nona Alana berada disini" Ujar Dr. Maya menatap ke arah reza dan Naomi yang sedari tadi Menatap wajah Pucat Alana. "kalau begitu saya pamit, permisi." lanjut nya dan segera berlalu dari ruang inap Alana.

Reza menatap sendu wajah Alana, ia duduk di kursi yang berada di sebelah brankar. tangan besar Reza perlahan menyentuh tangan Kecil alana, menggenggam nya dengan erat.
'Al gue gak sanggup ngeliat keadaan Lo saat ini, itu membuat dada gue sesak Al' Reza bergumam dalam hati, Takut jika Naomi mendengar kan ucapan nya.

Naomi Menatap sedih kondisi alana, Ia beralih menatap Reza.
"Za, Lo pulang aja duluan, Biar gue yang jagain alana di sini"

Reza mengalih kan tatapan nya dari alana Dan menatap naomi, Ia menggeleng kecil. menolak ucapan Naomi.
"Gua mau tetap disini nao, Kasihan alana, Dia pasti butuh kita berdua disini" Ucap nya sedikit berbohong. pasal nya ia Ingin tetap berada di dekat alana.

Naomi hanya menghembus nafas kecil. Ia perlahan mengangguk.
"Yaudah, Kalo gitu gue balik bentar ya. Nanti gue dateng kesini lagi"

Reza mengangguk, Naomi yang melihat itu Segera beranjak keluar dari sana.

Setelah Kepergian naomi. Reza hanya bisa menatap wajah teduh alana dalam diam. Mengagumi setiap Pahatan wajah alana. begitu cantik pikir nya. Walau dengan kondisi ini Saja. alana Bahkan jauh lebih cantik

Ia mengerat kan genggaman nya pada Tangan mungil alana.
"Gue Gak salah jatuh cinta sama Perempuan Seperti lo al, Walau Cinta gue bertepuk sebelah tangan, Tapi gue gak akan Pernah mau menjauh dari lo atau sekedar menghapus perasaan ini sedikit aja dari lo" Reza menatap Sendu alana. Ia masih mengingat dengan jelas Ketika ia mendapat penolakan Dari alana. membuat perasaan nya benar-benar kecewa. tapi bukan berarti ia membenci alana atau bermaksud menjauh dari alana.

"Gue bener-bener terjebak dengan pesona Lo al, sampe gue gak tau kapan Semua ini berhenti" ucap nya terkekeh kecil.

***


Xavier telah Tiba di rumah mewah nya, ia berjalan memasuki rumah, menatap ke arah Ruang tamu yang kosong. Biasa nya Alana Berada di Sana dengan menonton Televisi sambil menunggu kepulangan nya.

'Kemana Gadis itu, biasa nya dia akan duduk di sini menunggu kepulangan ku, Apa dia belum pulang?' batin Xavier

Xavier menatap ke arah Bi ima yang sedang menyajikan makanan di atas meja makan, ia berjalan menuju meja makan dan menatap bi ima
"Bi kemana Alana?" tanya nya membuat Bi ima menatap Xavier

"Nona alana Belum pulang sedari tadi Tuan" Ucapan Bi ima membuat Xavier Tersentak

"Belum pulang? Ini sudah pukul delapan malam dan dia belum juga pulang" Xavier nampak Cemas. Merogoh saku celana nya dan Mengeluar kan ponsel milik nya. mengutak-atik layar datar itu mencari nomor alana. tapi nihil. Nomor alana sama sekali Tidak ada di ponsel nya

Xavier berdecak kesal. Ia lupa untuk meminta nomor alana. Dengan cepat ia berbalik Keluar Rumah. Memasuki kembali Mobil nya.

Mobil itu keluar dari Perkarangan Kediaman mewah milik nya. Melesat membelah jalanan yang padat Oleh kendaraan. Tangan kiri nya mengutak atik ponsel sambil Fokus pada jalanan. Menekan nomor Dario untuk ia hubungi

Panggilan tersambung..

"Lacak Dimana lokasi Istri saya sekarang, Dan segera kirim lokasi nya" Tanpa Mendengar kan ucapan Dario. ia langsung menyerobot Ucapan Dario, kemudian mematikan Panggilan itu sepihak.

TING

Tidak berselang lama. Suara notifikasi ponsel nya berbunyi, Xavier langsung Mengemudi kan mobil nya menuju ke rumah sakit. Ketika Dario telah mengirim kan Lokasi itu Kepada nya

Xavier bertanya-tanya. untuk apa alana kerumah sakit? Apa terjadi sesuatu kepadanya. Perasaan cemas kembali menghantui dirinya.

Tidak berselang lama. Akhir nya mobil sport itu Sampai di depan rumah sakit. ia langsung keluar mobil menuju Salah satu ruang inap yang sempat di kirim oleh Dario.

sampai nya di depan Pintu ruang inap. Kaki nya terhenti ketika menatap sang istri yang terbaring di brankar dengan Di temani seorang pria Di samping Brankar itu sambil menggenggam Tangan alana.

Tangan nya terkepal ketika melihat laki-laki itu dengan Mesra Mengecup Punggung tangan Alana. Perasaan gejolak aneh menghampiri Hati nya. Hati Xavier memanas melihat itu. Kedatangan Nya ternyata sia-sia. Padahal ia sudah sangat mencemas kan alana.

Membuang muka nya ke samping
"Sialan" Umpat nya Dan dengan cepat berlalu dari Ruangan itu.

Di sepanjang perjalanan nya menyusuri lorong Rumah sakit itu. ia tak sengaja berpapasan dengan naomi. Xavier hanya menatap Datar dan kembali melanjut kan langkah nya untuk keluar dari rumah sakit.

sedangkan Naomi yang Tidak sengaja berpapasan dengan Xavier membola kan mata nya Terkejut.
"Ngapain pak Xavier kerumah sakit? Apa jangan-jangan dia tau alana disini?" Gumam nya menatap kepergian Xavier.

Naomi Terdiam sejenak. Ia mengedik kan bahu nya dan kembali Melanjut kan langkah nya yang sempat tertunda.

Setelah sampai di ruang inap alana. Ia membuka pintu dan masuk kedalam. Reza yang menyadari kedatangan naomi melepaskan tautan tangan nya pada alana dan menatap naomi yang sedari tadi pergi.
"Syukur lah kalo lo udah balik, Gue mau keluar cari makanan, Lo mau nitip?" Reza langsung berdiri dari duduk nya.

Naomi menggeleng
"Gak usah, gue tadi sempat makan di rumah"

Reza hanya mengangguk saja dan berlalu keluar dari ruangan Alana.

Naomi segera menduduk kan bokong nya Di Kursi yang ada di samping brankar. tangan nya terulur menggenggam tangan Alana erat seraya menatap wajah pucat itu.
"Al, Gue baru ini ketemu sama orang sekuat Dan sehebat lo, Lo bahkan Bisa bertahan sampai sekarang, dan Alasan nya Adalah Karena kak Vio" ucap Naomi menatap sendu Alana.

"Lo bahkan tanpa pikir panjang menerima Pernikahan Kontrak itu demi untuk membiayai operasi kakak lo, tapi Perjuangan Lo selama ini sia-sia, karena tuhan lebih sayang Sama kak vio, Tapi percaya sama gue Al, pasti di atas sana kedua orang tua lo dan kak vio bangga memiliki anak dan adik sehebat lo" lanjut Naomi lirih.

"Bahkan gue bangga Mempunyai Sahabat sebaik dan sehebat Lo, Gue gak Akan pernah nemuin Orang di luaran sana sama seperti lo"

"Al gue janji akan selalu ada disamping lo, gue gak akan pernah pergi dari sisi lo" ucap Naomi seraya membaring kan Kepala nya di atas lengan Alana.

Naomi menguap Lebar, ia mengerjap-ngerjap saat merasakan mata nya mulai memberat, Kantuk Menyerang Naomi membuat Naomi memejam kan mata nya dan tertidur di lengan Alana.

Beberapa menit kemudian..

Reza datang kembali ke ruang inap seraya menenteng Plastik Kresek yang berisi makanan, ia berjalan ke arah brankar dan menatap ke arah Naomi yang sudah tertidur. menghela nafas nya dan meletak kan makanan itu di meja Nakas.

Reza berjalan ke arah naomi, ia menggendong tubuh Naomi dengan Ala bridal style dengan hati-hati, takut membangun kan Tidur naomi, ia berjalan ke arah Sofa yang Berada di ruang inap itu lalu membaringkan tubuh Berisi Naomi disana.

Ia kemudian berjalan ke arah brankar dan kembali duduk di Kursi disamping brankar.
Reza menghela nafas nya saat merasakan kantuk menyerang nya, ia menggenggam tangan Alana, lalu ia membaringkan kepala nya di lengan alana untuk tertidur.

ANHEDONIA | 3.000 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang