2

8.5K 575 10
                                    

"Sial, aku benar-benar malas sekarang."

Wooyoung berjalan kearah ruangan madam Hye, pemilik dari club tempat ia bekerja. Ia bahkan harus mematikan ponselnya karena mantan kekasihnya itu terus-menerus menelponnya.

Wooyoung masih berharap agar ia tak perlu melayani pria tua yang sudah bau tanah, meskipun mereka selalu membayarnya dengan cukup mahal, tapi itu tak menyenangkan.

"Kau sudah datang Woo? ini adalah hari keberuntunganmu."

Wooyoung mengerutkan dahinya saat mendengar madam Hye tiba-tiba berkata jika hari ini adalah keberuntungannya. Beruntung karena ia banyak pelanggan atau apa, bahkan jika iya itu hanya melelahkan.

"Apa maksudnya itu?"

"Mingi memesanmu malam ini, bukankah kau menyukai saat dia memesanmu?"

"Benarkah?!"

Wooyoung tak dapat lagi menahan senyumannya sekarang, ia memang suka saat Mingi memesannya terlebih saat dia membawa kekasihnya itu karena ia tak harus melakukan sex.

Tapi bagaimana jika Mingi membawa teman-temannya, terakhir saat dia membawa teman-temannya itu, ia benar-benar tak bisa berjalan dengan benar untuk beberapa hari.

"Entah ini memang keberuntungan atau kesialannya sekarang."

"Kamu dapat langsung pergi sekarang, ke ruangan nomor 798."

Wooyoung mengangguk pelan, ia berharap jika Mingi tak membawa teman-temannya yang waktu lalu, mereka benar-benar tak memiliki belas kasihan sama sekali, meskipun mereka juga ikut membayarnya.















"Aku dengar kau masih bertukar pesan dengan Seonghwa?"

"Tidak juga, aku tak ingin membuat keributan."

Yunho memajukan bibirnya, meskipun San berkata begitu tapi mustahil jika dia dapat mengabaikan Seonghwa, dan seharusnya Hongjoong juga tau seberapa mereka saling mencintai satu sama lain.

Mingi melihat kekasihnya bersikap menggemaskan itu, sedikit tersenyum tipis, ia mengecup bibir Yunho yang sedari tadi memajukan bibirnya itu.

San yang melihat itu mulai memutar bola matanya malas, mereka benar-benar membuat dirinya seperti hanya pajangan saja di ruangan ini. San sedikit melirik kearah pintu saat mendengar suara pintu terbuka.

"Akhirnya kamu datang juga Wooby, kemarilah sayang."

"HEI! KAU TAK LIHAT ADA AKU DISINI?!"

Mingi tertawa pelan mendapatkan tatapan tajam dari Yunho, ia langsung memeluk erat pinggang Yunho dan memberikan banyak kecupan padanya, Yunho sangat menggemaskan saat sedang kesal.

"Aku bercanda sayang."

"Wooby duduklah disini."

Wooyoung hanya mengangguk pelan, ia berjalan mendekat pada Mingi dan mulai mendudukan dirinya ditengah-tengah Mingi dan juga orang asing yang baru pertama kali ia lihat sekarang.

Jika boleh jujur, pria disampingnya ini benar-benar sangat tampan, terlebih dia sudah termasuk kedalam tipenya. Apakah ia akan diminta untuk melayani temannya ini, karena Mingi membawa kekasihnya.

"Tapi lihatlah itu, bahkan dia terus menatap jijik padaku. Dan itu membuatku jadi terangsang."

"Kau menyukainya Wooby? hati-hati, dia membenci orang-orang sepertimu."

Wooyoung mengerutkan dahinya, apa maksudnya itu, apakah pria ini bukan seorang gay, atau apa. Wooyoung sedikit menjilat bibirnya sendiri, meskipun begitu ia tetap ingin mencicipinya.

"Jangan mendekatiku."

Wooyoung menghentikan pergerakannya saat ia ingin mendekat pada pria tampan itu, sepertinya dia benar-benar tak menyukai dirinya, karena sedari tadi dia terus menatap jijik padanya.

Yunho terus menatap pada Wooby, itu nama samaran yang bagus menurutnya. Jika dilihat dari keseluruhan, Wooby termasuk tipe San juga, tapi karena dia bekerja sebagai pelacur tentu saja San merasa jijik padanya.

"Aku bilang jangan mendekatiku, sialan."

Wooyoung meringis pelan saat pria itu mencengkram kuat wajahnya, tapi dibandingkan rasa sakit ia malah membayang dia melakukan hal kasar seperti ini saat sedang berhubungan sex dengannya.

"Hei San, jangan bersikap kasar padanya."

San menatap kesal pada pelacur yang sedari tadi terus berusaha mendekat padanya, benar-benar menjijikan, bahkan pakaian yang dia gunakan sekarang, memang terlihat seperti pelacur rendahan.

Wooyoung tersenyum tipis, ia menjilat tangan San yang masih setia mencengkram wajahnya itu dan dengan cepat San melepaskan cengkeramannya.

"Tidak masalah, aku menyukainya."

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang