Wooyoung menggeliatkan badannya, ia dengan perlahan membuka matanya itu. Wooyoung menatap kesamping melihat San yang masih tertidur nyenyak disana.
Ia langsung memeluk San dengan erat, ia tak ingat sudah melakukan sex berapa kali dengan San tapi San benar-benar sangat bernafsu semalam, lubangnya terasa sakit.
Bahkan jika diingat San tak membiarkan dirinya untuk klimaks selama melakukan sex itu, dia berkata jika ia sudah klimaks sebelumnya, bukankah itu gila.
Bagaimana bisa ia hanya diijinkan klimaks satu kali saja, jika tau itu akan terjadi, ia akan memilih untuk menahan cairannya saat masturbasi semalam. "Menyebalkan."
Wooyoung tersenyum tipis, tapi tak bisa dipungkiri juga jika itu adalah yang ia inginkan, dimana seseorang dapat menunjukkan sisi dominannya padanya.
Ia sedikit mengintip kedalam selimut, ia benar-benar tak bisa mengabaikan penis San, tentu saja ia tak boleh membiarkan penisnya menganggur bukan.
Wooyoung menjilat bibirnya sendiri, ia mulai memegang penis San dan dengan perlahan ia mengurut penisnya. Ia sedikit mengocok penis San dibawah sana.
"Sekarang hari minggu, kamu tak bekerja bukan?"
"Tidak."
Wooyoung sedikit terkejut saat melihat San membuka matanya, ia pikir San masih tertidur. Apa karena ia bermain dengan penisnya itu, membuat San jadi terbangun.
San menatap Wooyoung yang tersenyum manis padanya disana, ini bahkan masih terlalu pagi untuknya, tapi mengapa dia melakukan hal seperti ini padanya.
"Apa yang–"
"Oh! lihatlah penismu mengeras."
Wooyoung terkekeh pelan melihat San yang menatap dingin padanya disana, ia tak memperdulikan tatapannya itu dan terus mengocok penis San dibawah sana.
"Shhh– ini masih terlalu pagi, aku bahkan masih mengantuk."
Wooyoung menggedikkan bahunya, itu salah San karena tak memakai celana dan membiarkan penisnya itu terlihat olehnya, tentu saja ia tak dapat mengabaikannya.
Tapi meskipun San memakai celana, ia tetap tak bisa menahan tangannya untuk tak memainkan penis San, karena itu benar-benar menyenangkan untuknya.
Wooyoung masuk kedalam selimut. Ia mulai menjilat kepala penis San dan menghisap kepala penisnya itu dengan tangan yang masih mengurut penis San.
"Kamu tidur saja dan aku akan membuat dia tertidur juga."
—
Yeosang menatap khawatir pada Jongho dihadapannya karena ia yang ceroboh membuat kakinya itu terluka. Yeosang terus mengusap punggung tangan Jongho.
"Aku baik-baik saja sayang."
"Tapi kamu terluka karena aku."
Jongho tersenyum manis pada Yeosang yang masih menatapnya dengan khawatir, ini tidaklah seberapa jika dibandingkan ia yang harus melihat Yeosang terluka.
Jongho menggenggam tangan Yeosang dan mengecup punggung tangannya itu. Perlakuan manis dari Jongho membuat pipi Yeosang terasa sangat panas sekarang.
"Kamu pulanglah sayang."
"Apa? tapi kenapa?"
"Kakakku akan datang, kamu tau bukan?"
Yeosang mengangguk pelan, tentu saja ia tau bahkan Jongho selalu mengatakannya tanpa henti, berkata jika kakaknya tak menyukai seorang pelacur dan lain-lain.
Lagipula bagaimana bisa kakaknya Jongho tau ia seorang pelacur jika mereka bertemu nanti, dan lagi sekarang ia bukan pelacur yang menggoda banyak pria.
Bahkan ia sudah menjadi kekasih Jongho, tapi entah mengapa Jongho masih saja menganggapnya sebagai pelacur pribadi. Itu cukup menyakiti perasaannya.
"Lain kali aku akan memperkenalkanmu pada kakakku sebagai kekasihku."
Yeosang membulatkan matanya, ia dengan cepat menganggukkan kepalanya. Ia sempat penasaran mengapa Jongho selalu dapat menebak apa isi dari pikirannya itu.
"Sekarang kamu pulang oke?"
"Hubungi aku jika kakakmu sudah pulang, aku akan kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
I am your Bitch! : Sanwoo/Woosan
FanfictionChoi San selalu memandang rendah seseorang yang bekerja sebagai pelacur. Dan Jung Wooyoung yang seorang pelacur itu berhasil membuat San termakan ucapannya sendiri dengan membuat San jatuh cinta padanya. - Homophobic do not interact this story. ⚠The...