San mendudukan dirinya ditepi ranjang, ia sedikit melirik kearah kamar mandi, sudah lebih dari 10 menit ia menunggu tapi pelacur itu belum juga keluar dari sana.
San mengedarkan pandangannya, sejak ia masuk kedalam apartment Wooyoung, San merasa jika Wooyoung benar-benar menggunakan uangnya itu dengan cukup baik.
Melihat beberapa barang mewah disini, membuat San yakin jika Wooyoung mendapatkan banyak uang dengan hanya menjual dirinya sendiri dan itu berhasil membuatnya semakin membenci seorang pelacur seperti Wooyoung.
"Menunggu lama, tuan?"
San mengalihkan pandangannya pada dan betapa terkejutnya San saat melihat Wooyoung yang memakai pakaian yang sangat terbuka, bahkan ia sampai tak bisa mengeluarkan kata-kata lagi.
Wooyoung tersenyum tipis, ia sudah lama memiliki lingerie ini dan ia tak pernah memakainya karena ia merasa malu, tapi demi mendapatkan San, ia membuang rasa malunya itu.
(Imagine Wooyoung wearing this lingerie.)
Wooyoung berjalan mendekat pada San yang masih terkejut disana, San bahkan terlihat sangat menggemaskan saat sedang terkejut, meskipun ia lebih suka saat San melakukan hal kasar.
"Would you like some milk, sir?"
San tersadar dari lamunannya dan melihat Wooyoung yang sudah duduk disampingnya sekarang, bahkan ia dengan spontan menelan ludahnya barusan.
Dan mengapa Wooyoung memakai pakaian seperti ini, jika dia berniat menggodanya dengan itu, itu tak akan berhasil, meskipun ia sempat tergoda tadi.
"Kenapa kamu harus bersusah payah memakai pakaian seperti ini? itu tak akan berguna."
"Benarkah? tapi sepertinya kamu menyukainya."
Wooyoung mulai mengelus dada San, mustahil jika San tak menyukainya karena saat San terkejut tadi, dia sama sekali tak berkedip, itu artinya San menyukainya bukan.
Wooyoung sedikit meremas dada San dan menjilat lehernya disana, mungkin jika ia dapat membuat San mabuk, itu akan memudahkan San untuk terangsang.
"Berhentilah berusaha menggodaku, kau menginginkan sex bukan? kita lakukan sekarang."
"Kenapa kamu terus saja bersikap dingin padaku, kita minum terlebih dahulu bagaimana?"
"Tidak."
Wooyoung sedikit memajukan bibirnya, jika ia tak dapat membuat San terangsang sama saja seperti hanya San yang dapat memuaskan dirinya dan sebaliknya ia tak dapat memuaskan San.
Wooyoung mulai mendudukan dirinya diatas paha San dengan memeluk leher San. Ia membuka satu persatu kancing kameja San, sepertinya San baru saja pulang bekerja dan langsung kemari.
"Apa kamu benar-benar tak menyukainya? aku memakai ini untuk menyambutmu."
"Lupakan tentang itu, aku tak bisa berlama-lama meladeni tingkah menjijikanmu."
"Kamu tau, semakin kamu menghinaku aku jadi semakin terangsang."
Wooyoung melepaskan kameja San dari tubuhnya, ia kembali meraba dada San yang sudah tak terbalut kain itu disana, benar-benar bagaimana bisa San menyimpan ini sendirian.
Wooyoung terus meraba tubuh San sampai akhirnya tangannya itu sampai ditempat dimana penis San berada, ia sedikit memundurkan tubuhnya, memasukkan tangannya kedalam celana San.
San tak bisa berhenti untuk menatap tubuh Wooyoung, kemarin malam ia sedikit mabuk dan tak bisa dengan jelas melihat Wooyoung, tapi sekarang, dia sungguh memiliki tubuh yang mulus.
Wooyoung mengeluarkan penis San dari dalam celananya itu, ia sedikit menunduk melihat penis San yang sedang ia pegang sekarang. Wooyoung mulai menggesekkan penisnya ke penis milik San.
"Tidakkah kamu terlalu menganggurkan penismu ini?"
"Berhentilah bermain-main."
San menggendong tubuh Wooyoung dan membalikkan posisi mereka, ia menidurkan Wooyoung diatas ranjang dengan dirinya yang berada diatas tubuh Wooyoung.
"Kamu benar-benar tak sabaran tuan, mengapa? sudah menegang?"
Wooyoung menekan penis San dengan lututnya dan tangannya mulai meremas kedua bongkahan kembar milik San. Ia masih berharap jika San marah sekarang.
"Marahlah padaku San dan lampiaskan kemarahanmu itu dengan melakukan sex denganku."
"Kau yakin dengan ucapanmu itu? karena aku memang sedang menahan amarahku sekarang."
Wooyoung menangkup wajah San dan menariknya sedikit untuk mendekat padanya, bahkan ia menginginkan itu sedari kemarin, bagaimana San memperlakukannya dengan buruk.
"Apapun untukmu tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I am your Bitch! : Sanwoo/Woosan
FanfictionChoi San selalu memandang rendah seseorang yang bekerja sebagai pelacur. Dan Jung Wooyoung yang seorang pelacur itu berhasil membuat San termakan ucapannya sendiri dengan membuat San jatuh cinta padanya. - Homophobic do not interact this story. ⚠The...