"Aku benar-benar kenyang!"
San tersenyum tipis menatap Wooyoung yang sudah terlentang di atas ranjang itu, ia berjalan mendekati Wooyoung dan ia mulai mendudukkan dirinya.
Wooyoung menidurkan kepalanya diatas paha San saat San duduk disampingnya itu. Ia tersenyum senang merasakan tangan San yang mengelus rambutnya itu.
San sedikit mengerutkan dahinya saat melihat Wooyoung yang tiba-tiba saja menatapnya dengan kesal disana, padahal baru sedetik yang lalu dia tersenyum.
"Ada apa?"
"Aku kekasihmu bukan?!"
"Tentu saja sayang."
Wooyoung kembali tersenyum senang karena San yang memanggilnya dengan sebutan sayang itu. Ia mulai mengendus perut San disana dan sedikit mengigitnya.
San menggelengkan kepalanya pelan, suasana hati Wooyoung benar-benar mudah berubah dengan cepat, itu lah mengapa ia harus terbiasa dengan itu.
"Apa kamu mencintaiku? seberapa banyak kamu mencintaiku?"
"Tak terhitung karena terlalu banyak."
Wooyoung sedikit mengerucutkan bibirnya meskipun San berkata seperti itu, tapi ia tetap merasa takut jika nanti San berhasil direbut kembali oleh Seonghwa.
San mengelus bibir Wooyoung yang sudah mengerucut itu, entah apa lagi yang menggangu pikiran Wooyoung sekarang, ia benar-benar tak mengerti.
"Mau melakukan sesuatu sayang?"
Wooyoung mengangguk dengan cepat, ia sudah sedari tadi menahan nafsunya, karena ia yang tertidur dipaha San dan tak sengaja pipinya itu terkena penisnya San.
Ia jadi berpikiran mesum karenanya, lagi pula lubangnya itu sudah tak sakit lagi, seharusnya San mau melakukan sex dengannya. Tapi ia ingin sex yang kasar.
"Can I?"
"You're a naughty fox, baby."
—
Yeosang berjalan mendekat pada Jongho yang sedang sibuk dengan ponselnya itu disana, semenjak dia naik jabatan dia menjadi semakin sibuk akhir-akhir ini.
Ia mendudukan dirinya disamping Jongho dan sedikit mengintip pada ponselnya disana, ia tak mengerti apa yang sedang dilakukan kekasihnya itu sekarang.
"Berhentilah bekerja."
Jongho mengalihkan pandangannya pada Yeosang, ia sungguh tak menyadari kehadirannya sedari tadi karena terlalu fokus pada ponselnya itu.
Jongho langsung menyimpan ponselnya diatas meja, ia memeluk Yeosang yang sudah mulai mengerucutkan bibirnya itu disana, sangat menggemaskan baginya.
"Maaf, aku juga bekerja untukmu."
"Tapi kamu terlalu sibuk sekarang."
Jongho mengecup bibir Yeosang. Ia juga tak ingin terlalu sibuk bekerja, hanya saja ia ingin cepat mengumpulkan banyak uang untuk dapat membeli rumah baru.
Karena rumah yang ia gunakan sekarang adalah rumah kakaknya, itu lah mengapa San memilih untuk membeli apartment dekat dengan kantornya itu.
Ia juga sebenarnya dapat mewarisi perusahaan ayahnya, hanya saja ia ingin mengikuti jejak kakaknya yang dapat membangun perusahaannya sendiri.
"Baiklah maafkan aku, bagaimana jika kita jalan-jalan keluar?"
Yeosang mengangguk, ia langsung menarik tangan Jongho untuk pergi keluar. Meskipun Jongho terlalu sibuk, tapi yang terpenting dia masih memikirkannya.
—
"Aku ingin hamil!"
San terkejut saat mendengar ucapan tiba-tiba dari Wooyoung, terlebih dia berkata jika dia ingin hamil, apakah itu mungkin, bahkan dia seorang lelaki.
San memijat pelipisnya perlahan, ini lah mengapa ia tak ingin membiarkan Wooyoung mabuk, dia selalu berkata yang aneh-aneh dan sekarang dia merengek.
"Aku ingin hamil, Sanie..."
"Tapi aku takut mengandung, bagaimana rasanya itu... menyakitkan!"
San menatap Wooyoung yang sudah mulai menangis disana, sudah lebih dari satu jam Wooyoung terus melantur tentang dia yang ingin hamil anak darinya.
Ia tak sempat menyetubuhi Wooyoung karena dia yang tiba-tiba mabuk. Ia bahkan sudah sangat terangsang sekarang, haruskan ia tetap melakukannya.
"Aku ingin mengandung anakmu! cepat hamili aku sekarang Sanie!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I am your Bitch! : Sanwoo/Woosan
FanfictionChoi San selalu memandang rendah seseorang yang bekerja sebagai pelacur. Dan Jung Wooyoung yang seorang pelacur itu berhasil membuat San termakan ucapannya sendiri dengan membuat San jatuh cinta padanya. - Homophobic do not interact this story. ⚠The...