30

5.8K 330 0
                                    

Wooyoung mulai memeluk leher San, ia menyukai posisi ini dimana ia bisa dengan jelas menatap wajah San, terlebih jika dia mau melakukan sex dengannya sekarang.

"You really want to have sex with me?"

Wooyoung mengangguk dengan cepat, ia bahkan sudah sangat menginginkannya. Mengapa San bertanya seperti itu, apakah dia mau melakukan sex dengannya.

San sedikit menyeringai, ia beranjak dari posisinya itu dan mendudukan dirinya disamping Wooyoung, dia benar-benar bertingkah layaknya pelacur yang nakal.

Wooyoung yang melihat seringai kecil dari San itu mulai merona malu, entah kenapa ia malah merona, tapi San benar-benar terlihat lebih tampan dengan seringainya.

"Masturbate first in front of me."

Wooyoung sedikit membulatkan matanya, sial ia sangat menyukai sisi San yang seperti ini, tidakkah itu terlihat seperti San adalah seorang daddy kink sekarang.

Wooyoung mendudukan dirinya dengan menghadap San. Ia sedikit menungging dan mulai memasukkan satu jarinya itu kedalam lubangnya dengan perlahan.

Ia sedikit mengigit bibir bawahnya, sudah lama ia tak melakukan hal seperti ini. Wooyoung melirik kearah San yang masih setia menatap padanya disana.

San yang sedang menatap padanya itu membuatnya lebih terangsang. Wooyoung mulai menggerakkan jarinya itu didalam lubangnya dengan berlawanan arah.

"Mmhhh..."

Wooyoung merasa sedikit kesulitan untuk melakukannya, karena ia sudah terbiasa merasakan jari orang lain dan bukannya jarinya sendiri.

Wooyoung mendongkakkan kepalanya, ia mulai mempercepat gerakan jarinya itu didalam lubangnya. Ia kesulitan karena lubangnya itu tak licin.

"Apa kau sedang bercanda?"

"Umhh??"

Wooyoung sedikit mengerutkan dahinya, ia menghentikan jarinya. Mengapa San menatapnya dengan dingin disana, apakah ia melakukan sesuatu yang salah.

"Kau merasa puas dengan satu jarimu itu? jangan bercanda! masukan kelimanya."

"Ba-bagaimana mungkin?"

"Kau tak ingin melakukan sex denganku?"

Wooyoung mengangguk, tentu saja ia ingin melakukan sex dengan San, tapi apakah itu mungkin untuknya memasukkan lima jarinya kedalam lubangnya.

Wooyoung menarik nafasnya pelan, ia sedikit mengigit bibir bawahnya dan dengan perlahan mulai memasukkan kedua jarinya terlebih dahulu.

"Sial, ini menyakitkan."

Wooyoung melirik kearah San yang seolah berkata untuk ia memasukkan sisa jarinya itu kedalam lubangnya. Ia mengalihkan pandangannya dari San.

Ia mencoba untuk mengabaikan rasa sakitnya dan kembali memasukkan dua jarinya kedalam lubangnya. Wooyoung mulai mendongkakkan kepalanya.

Merasakan rasa sakit pada lubangnya, tapi masih ada satu jari lagi yang belum masuk. Ia tak yakin jika satu jarinya itu dapat masuk kedalam lubangnya sekarang.

"San–"

"Masukkan."

Dengan terpaksa Wooyoung memasukkan satu jarinya lagi. Ia membulatkan matanya saat  merasakan tangannya yang sudah masuk sempurna kedalam lubangnya itu.

Wooyoung menggelengkan kepalanya, ia tak ingin menggerakkan tangannya, ini terasa sangat perih, bahkan sama seperti saat penis San masuk kedalam lubangnya.

Ia kembali melirik kearah San dimana San sedang menatap tak puas padanya, ia tak bisa melakukannya tapi jika terus seperti ini ia tak akan bisa memuaskan San.

"Akhhh shhhh..."

Wooyoung menundukkan kepalanya saat ia dengan paksa menggerakkan tangannya didalam lubangnya itu, benar-benar terasa menyakitkan, ia ingin memakai pelumas.

Mencoba untuk mengabaikan rasa sakit pada lubangnya, Wooyoung terus menggerakkan tangannya berlawanan arah dan mulai mempercepat gerakannya.

San tersenyum tipis melihat Wooyoung yang sedang menahan rasa sakitnya itu disana. Ia sedikit melirik kebawah dan penisnya sudah benar-benar menegang.

"Hahhhh akhhh San..."

Wooyoung sudah mulai merasa lubangnya sedikit melonggar, membuatnya mudah untuk menggerakkan tangannya didalam sana dan tak terlalu terasa sakit disana.

Ia terus mengigit bibir bawahnya dengan cukup keras, melampiaskan rasa sakitnya itu. Wooyoung terus menggerakkan tangannya dengan cepat dibawah sana.

"Mphhh ahhhh mmhhh–"

Wooyoung mendongak saat jarinya itu menekan titik prostat miliknya. Ia mulai mengarahkan jarinya ke titik prostatnya, membuatnya merasakan nikmat disana.

"Mmhhh arghhh San I'll cum!!"

Wooyoung menidurkan kepalanya dan mengeluarkan tangannya itu dari dalam lubangnya, ia bahkan tak menyangka jika ia benar-benar dapat melakukannya.

Ia mulai menatap kearah San, dimana dia sedang tersenyum padanya, itu membuat Wooyoung senang karena San tak pernah sekalipun tersenyum padanya.

"Let's have that sex you want, lil'bitch."

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang