43

4.8K 337 11
                                    

Wooyoung memeluk San tanpa berniat untuk melepaskannya, San tak lagi menjawab perkataannya itu dan sedari tadi dia hanya diam tak bersuara.

Ia sedikit melirik kearah San yang masih setia menatap padanya disana, itu membuatnya merona malu sekarang. Ia kembali menyembunyikan wajahnya.

Wooyoung tiba-tiba teringat sesuatu, ia tak pernah sekalipun mendengar San memanggilnya dengan nama, bahkan dia tak pernah menyebut namanya itu.

"Sanie."

"Hm? ada apa?"

Wooyoung beranjak dari duduknya dan mulai mendudukan dirinya dipangkuan San. Ia menangkup wajah San, menatap matanya itu dengan lekat.

San sedikit mengerutkan dahinya, ada apa dengan Wooyoung sekarang. Ia tersenyum tipis dan mulai emeluk pinggang Wooyoung dengan mengecup bibirnya itu.

"Kenapa kamu tak pernah memanggil namaku?"

"Nama pelacurmu itu? aku bahkan tak ingin nama itu keluar dari mulutku."

Wooyoung paham sekarang, ia baru sadar jika ia tak pernah memberitahu nama aslinya pada San. Wooyoung mendengus kesal, lagi pula mengapa San tak bertanya.

"Jung Wooyoung."

"Tapi lebih baik jika kamu memanggilku sayang atau baby, itu lucu juga!"

San mengangguk paham, ternyata nama aslinya itu tak terlalu jauh dengan nama pelacurnya. Ia lebih menyukai nama asli Wooyoung dibandingkan Wooby.

"Sekarang panggil namaku!"

"Aku mencintaimu sayang."

Wooyoung membulatkan matanya terkejut mendengar apa yang dikatakan San padanya barusan, apakah ia salah dengar atau dia sedang berkhayal karena mabuk.

San tersenyum tipis melihat Wooyoung yang membulatkan matanya itu, terlihat sangat menggemaskan. San mengecup bibir Wooyoung yang masih terkejut itu.

"Katakan sekali lagi!"

"Tidak mau."

"Katakan cepat!!"

"Tidak."

San terkekeh gemas saat Wooyoung mulai mengembungkan pipinya itu karena kesal, bagaimana bisa Wooyoung terlihat sangat menggemaskan.

Wooyoung mendengus kesal, tak mungkin ia berkhayal jelas-jelas ia mendengar San berkata jika dia mencintainya. Lihatlah itu mengapa San menertawakannya.

"Cepat katakan atau aku–"

"Atau apa hm?"

"Tch!"

San tak bisa lagi menahan rasa gemasnya itu pada Wooyoung, ia memeluk erat pinggangnya dan mulai mengecup leher Wooyoung terus-menerus disana.

"Aku mencintaimu."

Wooyoung tersenyum senang mendengar kalimat itu keluar dari mulut San. Tapi ada yang kurang dimana panggilan untuknya, mengapa San tak mengatakannya.

"Mana panggilannya!"

"Aku mencintaimu, Wooyoung."

"Bukan itu! kamu menyebalkan!"

San tertawa pelan, ini adalah kali pertama ia menyebut nama Wooyoung setelah selama ini mereka bersama, karena ia tak pernah bertanya siapa nama aslinya itu.

Wooyoung memutar bola matanya malas, tak ada yang bisa diharapkan dari San, dia menjadi sangat menyebalkan sekarang dan dia juga sering kali menggodanya.

Tapi itu tak masalah, karena sekarang ia tau jika San sudah mencintainya, selama ini ia berusaha mendekati San, ia pikir usahanya itu akan berakhir sia-sia.

"Aku mencintaimu sayang."

Wooyoung merona malu saat mendengar kalimat itu keluar dari mulut San untuk yang kedua kalinya, ia menangkup wajah San dan langsung mengecup bibirnya itu.

San tersenyum tipis saat melihat wajah Wooyoung yang memerah sempurna, sepertinya dia terlalu banyak minum tadi dan membuat wajahnya menjadi merah.

"Kenapa kamu baru mengatakannya?"

"Aku sengaja, karena ingin menggoda pelacur nakal sepertimu terlebih dahulu."

"Menyebalkan! aku tidak nakal."

"Bagaimana bisa kamu berkata jika kamu tak nakal dengan pakaianmu ini?"

Wooyoung terkekeh pelan, mengapa San masih saja membahas hal tersebut, padahal ia sudah meminta maaf bahkan tadi ia sampai harus berlutut padanya.

"Katakan lagi jika kamu mencintaiku!"

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang