7

6.3K 398 11
                                    

"Aku ada rapat sebentar lagi, kamu mau menunggu atau bagaimana?"

"Tidak, kamu tau jika aku tak suka menunggu bukan."

Hongjoong sebenarnya ia cukup takut untuk melepaskan pandangannya pada Seonghwa sebentar saja, terlebih semalam Seonghwa begitu memperhatikan San.

"Lalu kamu akan pergi kemana?"

"Aku akan pergi jalan-jalan sebentar."

"Kamu sungguh tak ingin menungguku? hanya sebentar saja."

Seonghwa menggelengkan kepalanya, sejak semalam Hongjoong terus berdekatan dengannya, ia senang dengan itu tapi itu juga membuat dirinya tak bisa menjemput San semalam.

Semalam ia berniat untuk menjemput San setelah Hongjoong mengantarkannya pulang, tapi ternyata Hongjoong membawa ia ke apartmentnya, dan itu membuat Seonghwa tak bisa pergi.

Sekarang ia akan pergi ke kantor San untuk melihat San, mengingat semalam San hanya berdua dengan pelacur itu, ia khawatir jika pelacur itu melakukan sesuatu hal yang buruk pada San.

"Baiklah, aku akan menghubungimu setelah aku selesai rapat."

Seonghwa mengangguk pelan, ia juga sebenarnya cukup kesal karena San tak membalas pesannya semalam, bahkan ia sempat menelpon San tapi dia tak mengangkatnya sekalipun.















San menghela nafasnya pelan, ia bahkan sudah tak ingin pergi ke club itu lagi, terlebih bertemu dengan pelacur itu untuk yang kedua kalinya, tapi mengapa kesialannya ini malah terus bertambah.

"Apa aku benar-benar harus kesana?"

San tersadar dari lamunannya saat ia mendengar suara pintu terbuka, ia dapat melihat Seonghwa yang menatapnya dengan kesal disana dan apa yang dilakukan Seonghwa disini sekarang.

Seonghwa menatap tajam pada San yang setia melihat kearahnya, bahkan dia tak melakukan pekerjaan apapun, tapi mengapa dia tak membalas pesannya.

"Kenapa kamu tak membalas pesanku?!"

San mengerutkan dahinya, ponselnya saja dicuri bagaimana bisa ia membalas pesan Seonghwa dan lagi mengapa Seonghwa mengirim pesan padanya, padahal dia terus mencoba mengabaikan dirinya.

"Ponselku tertinggal."

"Jangan berbohong! aku mengirimkan pesan semalaman! tapi kamu tetap tak membalasnya."

"Maaf, ada perlu apa memangnya?"

Seonghwa merasa kesal pada San yang terlihat tak peduli itu disana, ia berjalan mendekat pada San yang sengaja menyibukkan diri dengan laptopnya.

Seonghwa menarik tangan San untuk kembali menatap padanya, seharusnya San tau jika dirinya tak suka diabaikan, tapi mengapa San mencoba mengabaikan keberadaannya.

San menghela nafasnya berat, ia tak bisa terus menatap Seonghwa karena ia akan mengingat bagaimana semalam Seonghwa bercumbu dengan Hongjoong, bahkan itu membuatnya sangat cemburu.

"Ada apa?"

"Kau bersetubuh dengan pelacur itu kan?"

"Tidak."

"Aku bilang jangan berbohong! jika tidak mengapa ada tanda keunguan di lehermu itu?!"

San sedikit terkejut mendengar apa yang diucapkan Seonghwa, ia bahkan tak tau jika ada tanda seperti itu dilehernya. Sepertinya pelacur itu yang membuatnya.

San mulai menatap Seonghwa yang sedang kesal disana, sejak dia masuk tadi Seonghwa terus memasang wajah kesalnya itu, ia juga penasaran mengapa Seonghwa bisa sampai kesal sekarang.

"Aku memang bersetubuh dengannya, kau puas?"

"Apa kau bilang?!"

Seonghwa tak percaya dengan apa yang diucapkan San barusan, ia memang sempat curiga jika San akan bersetubuh dengan pelacur semalam tapi ia terus mengingat jika San tak menyukai pelacur.

Tapi apa San mengakui hal tersebut, entah mengapa itu membuatnya sangat marah sekarang. Selama ini San selalu berkata jika seorang pelacur itu menjijikan tapi dia bersetubuh dengan pelacur.

"Apa kamu sudah gila? kenapa kamu bersetubuh dengannya?!"

"Ya! aku sudah gila karena aku terlalu cemburu!!"

Seonghwa tersentak saat San tiba-tiba meninggikan suaranya, bahkan itu terdengar seperti San sedang membetak padanya. San tak pernah sekalipun meninggikan suaranya.

San juga terkejut dengan tindakannya barusan, ia tak sengaja membentak Seonghwa, ia terlalu kesal karena mengingat Seonghwa sudah memiliki kekasih baru.

"Kenapa?! kenapa kamu berani meninggikan suaramu padaku!"

"Maaf, aku– aku tak sengaja."

"Lupakan itu sialan, aku bahkan hanya mengkhawatirkanmu!"

San menatap kepergian Seonghwa dari ruangannya, ia benar-benar tak sengaja meninggikan suaranya barusan, ia terlalu cemburu. San mengusap wajahnya kasar, lagi dan lagi ia membuat Seonghwa marah.

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang