"He-hentikan San..."
Wooyoung menatap San dengan tatapan memohon, sudah lebih dari 2 jam San menggunakan mainan-mainan itu pada tubuhnya dan sekarang ia sudah lelah.
Ia tak ingin tenaganya habis begitu saja sebelum ia merasakan penis San dalam lubangnya itu. Wooyoung memeluk leher San dan menyembunyikan wajahnya.
"San– aku ingin penismu."
San menghentikan pergerakannya, ia juga sudah benar-benar menegang sekarang, mungkin sudah saatnya ia melakukan sex dengan Wooyoung.
San mengeluarkan vibrator yang masih menyala itu dari lubang Wooyoung, ia melemparkan vibrator itu ke sembarang arah dan menatap kearah Wooyoung.
"Menungging."
Wooyoung menuruti apa yang dikatakan San, ia melepaskan pelukannya dan mulai menungging tepat dihadapan San. Ia melirik kebelakang melihat San disana.
San menampar keras pantat Wooyoung dengan mulai mencium pundaknya. Ia sedikit meremas rambut Wooyoung dan menjilat pundaknya itu.
San meninggalkan beberapa tanda di pundak Wooyoung, kecupan lidahnya itu mulai turun kebawah, ia terus mengecup punggung Wooyoung dan menjilatnya.
Wooyoung sedikit membusungkan dadanya merasakan lidah San yang terus bermain dipunggungnya itu, ia ingin lebih dari sekedar kecupan dan jilatan.
San juga meninggalkan beberapa tanda disana, ia meremas kedua bongkahan kembar milik Wooyoung dan kembali menamparnya dengan cukup keras.
Wooyoung membulatkan matanya terkejut saat ia merasakan lidah San yang menjilat lubangnya disana, karena San tak pernah sekalipun menjilat lubangnya itu.
Wooyoung sedikit meremas spreinya untuk melampiaskan rasa nikmat yang ia rasakan akibat lidah San yang bermain pada lubangnya itu dibawah sana.
"Mmhhh Sanhhh–"
Wooyoung terus mengangkat pantatnya itu keatas karena San terlalu menekan kuat pantatnya. Pertama kali ia merasakan lidah San bermain dilubangnya, membuat ia tak bisa menahan desahannya itu.
San terus meremas pantat Wooyoung, ia sedikit memasukkan lidahnya kedalam lubang Wooyoung, tapi lubangnya terlalu ketat, ia kesulitan untuk memasukkannya.
"Hahhh ahhhh... mmhhh."
San mengigit pantat Wooyoung yang sudah memerah karena ia terus menamparnya, ia mengigitnya dikedua pantat Wooyoung dan langsung menghisapnya.
San mulai memasukkan ketiga jarinya sekaligus kedalam lubang Wooyoung yang masih ketat itu, membuat Wooyoung mendongkak merasakan perih disana.
"Akhhhh Sanhh!"
San mengabaikan rintihan dari Wooyoung, ia memilih untuk menggerakkan ketiga jarinya itu didalam lubang Wooyoung dengan cepat dan menahan punggungnya.
Wooyoung tak terbiasa dengan jari San yang langsung bergerak dengan cepat itu disana, padahal ia sudah menggunakan vibrator tapi itu masih terasa sangat perih.
Bahkan itu benar-benar menyakitkan, San sungguh melakukannya dengan kasar. Ia terus meremas sprei untuk melampiaskan rasa perih pada lubangnya itu.
"Sanhhh akhhh ahhh... s-slowly–"
San kembali mengabaikan Wooyoung, dan dengan sengaja ia terus mempercepat pergerakan jarinya itu yang menusuk kedalam lubang Wooyoung.
San tak berusaha untuk mencari dimana letak titik prostat milik Wooyoung karena ia tak pernah melakukan hal tersebut, ia hanya ingin mendengar rintihan darinya.
"Hahhh Sanhhh nghhh..."
San mengeluarkan jarinya itu dari dalam lubang Wooyoung, ia menatap lubangnya dan ada sedikit bercak darah disana, sepertinya ia terlalu keras melakukannya.
Tapi ia tak peduli, ia mulai memasukkan penisnya kedalam lubang Wooyoung dengan sekali hentakan. San sedikit meringis karena lubangnya masih ketat.
Wooyoung membulatkan matanya karena lagi-lagi San yang tiba-tiba memasukkan penisnya itu dengan sekali hentakan, dan itu benar-benar sangat menyakitkan.
"Arghhh Sanhh!! it hurts..."
"Sial, bagaimana bisa ini masih terasa ketat."
Wooyoung tak dapat menahan rasa sakit pada lubangnya itu, ia merasa jika lubangnya akan sobek karena penis San yang terlalu besar.
San mulai menggerakkan penisnya didalam lubang Wooyoung dengan cepat, tanpa memperdulikan Wooyoung yang merintih karena sakit yang dia rasakan.
"Hahhh mmhhh ahhh!"
San menahan tubuh Wooyoung agar tak memberontak dan terus menggerakkan penisnya itu dengan cepat, dan sesekali ia menghentakkan penisnya.
Wooyoung hanya bisa terus meremas sprei sebagai pelampiasan rasa sakitnya karena perbuatan San, itu menyakitkan tapi entah kenapa ia sangat menyukainya.
San tak dapat menahan nafsunya yang sudah memuncak karena desahan dan juga rintihan yang keluar dari mulut Wooyoung, ia terus merasa terangsang.
"Ahhhh anhhh I'll cum da-daddyhh!!"
San menghiraukan itu, ia masih terus menusuk lubang Wooyoung tanpa henti sampai ia mencapai klimaksnya juga. San dengan kuat menghentakkan penisnya.
Wooyoung mendongakkan kepalanya, penis San benar-benar masuk terlalu dalam dilubangnya itu, ia sudah mulai merasa mual dan juga pusing sekarang.
"If you pass out, you won't be able to feel my dick anymore, lil bitch."
KAMU SEDANG MEMBACA
I am your Bitch! : Sanwoo/Woosan
FanfictionChoi San selalu memandang rendah seseorang yang bekerja sebagai pelacur. Dan Jung Wooyoung yang seorang pelacur itu berhasil membuat San termakan ucapannya sendiri dengan membuat San jatuh cinta padanya. - Homophobic do not interact this story. ⚠The...