"Sanie, kamu sungguh tak mencintaiku?"
San menghela nafasnya berat, entah sudah berapa kali Wooyoung mengeluarkan kalimat itu padanya. Ini sudah satu bulan sejak Wooyoung keluar dari rumah sakit.
"Ada apa hm? apa yang kamu inginkan?"
Wooyoung mendengus kesal, sebenarnya ia ingin San berkata jika dia mencintainya, tapi akhir-akhir ini malah terlihat seperti San menganggap ia menginginkan sesuatu.
Wooyoung memeluk erat leher San, sudah satu bulan San benar-benar menunjukkan jika dia mencintainya, tentu itu membuat ia senang, tapi ia juga bosan.
Ia sedikit melirik San yang masih fokus pada pekerjaannya itu disana. Wooyoung mengusakkan wajahnya diceruk leher San, haruskah ia memancing amarah San.
San terlalu lembut dan romantis padanya sekarang, ia ingin sesuatu yang kasar. Tapi apakah San dapat melakukannya, terlihat mustahil, tapi ia akan mencobanya.
"Sanie aku bosan, ayo kita bermain."
"Tunggu sebentar sayang, aku sibuk."
"Kamu tak mencintaiku?"
San sedikit memijat pelipisnya, Wooyoung benar-benar mengandalkan kalimat itu untuk menggertaknya dan tentu saja jika sudah seperti ini ia harus melakukannya.
"Baiklah, kamu ingin bermain apa?"
"Kita bermain peran!"
"Bermain peran?"
"Umm! kamu menjadi seorang pelacur dan aku menjadi tuannya."
San tentu terkejut dengan apa yang dikatakan Wooyoung, bagaimana bisa dia mengajak bermain seperti itu, tidakkah berlebihan untuknya menjadi pelacur.
Tapi lihatlah itu mata Wooyoung yang berbinar membuatnya tak tega untuk menolak ajakan bermain darinya, apa ia benar-benar harus melakukannya.
"Tapi sayang, tidakkah itu sedikit-"
San tak melanjutkan kalimatnya saat melihat Wooyoung yang sudah mulai mengerucutkan bibirnya, sepertinya ia memang tak bisa menolak ajakannya.
"Aku tak tau bagaimana melakukannya, bisakah kamu mencontohkannya?"
"Itu mudah! kamu bisa melakukannya!"
Wooyoung beranjak dari duduknya itu dipangkuan San, ia menarik tangan San dan berjalan ke kamar, ia tak sabar untuk melihat San bertingkah seperti pelacur.
San tersenyum tipis, ia mendudukan dirinya ditepi ranjang dengan menatap Wooyoung yang masih berdiri disana, dia benar-benar terlihat cantik.
"Kamu perhatikan baik-baik! ini yang harus kamu lakukan nanti."
"Baiklah sayang, aku mengerti."
Wooyoung mengangguk pelan, ia mulai membuka bajunya. Ia sedikit melirik San yang terus menatap padanya. Itu cukup menyebalkan karena dia terlihat tampan.
San tersenyum manis pada Wooyoung, entah ia dapat menahan nafsunya atau tidak tapi Wooyoung benar-benar dapat membuat terangsang dengan cepat.
Wooyoung mulai meraba paha San dan merangkak diatas tubuhnya itu. Sudah lama ia tak melakukan hal seperti ini, mudah baginya membuat San terangsang.
"Kamu harus bisa membuatku terangsang nanti Sanie."
"Iya sayang."
San melihat Wooyoung yang mendudukan dirinya itu diatas penisnya, apakah ia dapat melakukan ini, bahkan ia tak dapat duduk diatas tubuh Wooyoung.
Wooyoung perlahan meraba bagian perut San dengan menggesekkan pantatnya itu ke penis San dibawah sana dan ia juga melepaskan kancing piyama San.
San tak bisa menahan tangannya untuk tak meraba pinggang Wooyoung disana, ia mulai memeluk pinggangnya itu dan sedikit mengusapnya, benar-benar halus.
Wooyoung sedikit bergerak mundur dan meremas penis San disana, ia cukup terkejut saat penisnya itu sudah mulai sedikit mengeras, tidakkah terlalu cepat.
Ia mulai menarik celana dan juga celana dalamnya San kebawah, benar saja penis San sudah sedikit tegang dan bagaimana ia dapat menahan hasratnya sekarang.
San sedikit mengerutkan dahinya saat melihat Wooyoung yang berdiam diri disana, dia terus menatap pada penisnya. Apa yang membuatnya diam sekarang.
"Sayang?"
"Sayang? ada apa?"
Wooyoung mulai mengerucutkan bibirnya, ia sudah tak ingin bermain peran lagi setelah melihat penis San yang mengeras itu, ia tak dapat menahan dirinya.
"Aku tak ingin bermain lagi."
San tentu terkejut, bagaimana bisa dia tiba-tiba tak ingin bermain lagi setelah ia sudah menegang, bahkan ia menunggu Wooyoung untuk melakukan sesuatu.
"Aku- aku ingin tukar peran!"
"Tukar peran?"
"Aku yang akan menjadi pelacurnya sekarang!"
San menyeringai, ia paham sekarang, mengingat Wooyoung yang memang selalu ingin bermain dengan penisnya itu, sepertinya dia tak dapat menahan dirinya.
Wooyoung tersentak saat San tiba-tiba mendorong tubuhnya kebelakang dan sekarang San berada diatasnya. Lihatlah itu mata San yang dipenuhi nafsu liar.
"Apa yang kamu lakukan?! aku belum menyelesaikannya!"
"Aku tuanmu bukan? seharusnya kamu mengikuti perkataanku."
"Tapi aku belum selesai menggodamu!"
"Kamu tak mau melakukannya? sex yang kamu sukai itu."
Wooyoung membulatkan matanya terkejut apakah yang San maksud adalah sex yang kasar, ia selalu menyukai sex seperti itu. Ia melihat San yang menyeringai disana.
"Do it rougher, because I am your bitch."
KAMU SEDANG MEMBACA
I am your Bitch! : Sanwoo/Woosan
FanfictionChoi San selalu memandang rendah seseorang yang bekerja sebagai pelacur. Dan Jung Wooyoung yang seorang pelacur itu berhasil membuat San termakan ucapannya sendiri dengan membuat San jatuh cinta padanya. - Homophobic do not interact this story. ⚠The...