8

5.9K 400 4
                                    

San menghela nafasnya pelan, ia sudah berada ditempat yang tak ingin ia kunjungi setelah semalam ia dibuat kesal oleh seorang pelacur yang akan ia temui sekarang.

San menatap wanita dihadapannya, ia sempat bertanya pada salah satu pelayan disana dan dia mengantarkan dirinya ke ruangan tersebut, ini benar-benar suatu kesialan baginya.

"Siapa yang kamu inginkan? kamu dapat memilihnya."

"Wooby."

"Ahhh dia sedang libur malam ini, bagaimana jika yang lain?"

San menghela nafasnya kasar, bagaimana bisa kesialannya terus bertambah, jika saja di ponselnya tak ada data penting ia tak akan peduli dengan ponselnya itu.

"Tidak perlu, katakan pada pelacur itu untuk mengembalikan ponselku."

Hye sedikit mengerutkan dahinya mendengar perkataan dingin dari pria dihadapannya itu, dia ingin memesan Wooby tapi dia berkata kasar sekarang.

Hye mengalihkan pandangannya pada ponsel miliknya yang tiba-tiba berbunyi disana, ia memberi isyarat pada pria dihadapannya untuk menunggu sebentar.

San memandang datar wanita tersebut, untuk apa ia harus menunggu jika pelacur itu tak ada sekarang. San mengabaikan perkataan wanita itu dan melangkahkan kakinya kearah pintu.

"Aku sudah bilang tunggu bukan tampan?"

Hye tersenyum tipis mendapatkan sikap dingin dari pria tampan itu, barusan ia mendapatkan telepon dari Wooby dan ia cukup yakin jika pria yang dimaksud Wooby adalah pria itu.

"Apa kau San? Wooby menitipkan pesan untukmu."

"Apa?"

"Dia berkata jika kau datang mencarinya, kau bisa ke apartmentnya dan jika kamu mau, aku dapat menuliskan alamatnya."

San mengangguk menjawab perkataan wanita tersebut, ia bahkan dapat membayangkan kesialan seperti apa yang akan terjadi padanya malam ini.















Wooyoung tersenyum tipis, mustahil jika San tak menginginkan ponselnya kembali. Wooyoung menyesap rokoknya, ia sengaja berendam cukup lama karena ia tau San akan datang sekarang.

Dan setelah cukup lama Wooyoung menunggu, ia sudah dapat mendengar bel apartmentnya berbunyi. Wooyoung tak dapat lagi menahannya senyumannya.

San memandang kesal pintu apartemen dihadapannya, sudah beberapa kali ia menekan belnya tapi tak ada seorangpun yang membuka pintunya.

Saat San ingin menekan belnya kembali, pintu apartemennya itu sudah terbuka, memperlihatkan Wooyoung dengan pakaian yang cukup terbuka disana.

"Kembalikan ponselku."

"Ohh ayolah, apa kamu tak ingin masuk terlebih dahulu?"

"Tidak."

San sedikit mengerutkan dahinya melihat Wooyoung yang mengerucutkan bibirnya disana, itu terlihat menggemaskan, hanya saja mengingat dia seorang pelacur itu jadi terlihat menggelikan.

"Kalau begitu aku tak akan memberikan ponselmu."

"Jangan bermain-main denganku sialan, kembalikan ponselku seka–"

"Bersetubuh denganku terlebih dahulu, lalu aku akan memberikan ponselmu."

San menatap datar Wooyoung saat ia mendengar apa yang diucapkan olehnya sesuai dugaannya, Wooyoung mencuri ponselnya dengan maksud tersembunyi.

Wooyoung tersenyum senang melihat San yang berjalan masuk kedalam apartment miliknya, ia mulai menutup pintunya dan berjalan mendekat kearah San.

"Kita lakukan dengan cepat dan kembalikan ponselku setelahnya."

"Tidak, kita akan melakukannya semalaman."

San bahkan tak percaya dengan apa yang ia dengar sekarang, apakah pelacur itu sudah gila sampai meminta melakukan hubungan badan semalaman.

San menghela nafasnya pelan, ia sudah terlalu lelah menghadapi pelacur itu, mungkin ia memang harus menuruti segala keinginan pelacur tersebut sampai ia mendapatkan kembali ponselnya.

"Jangan sampai kau mengecewakanku, aku sudah memperingatimu sebelumnya."

"Tidak akan, aku dapat memuaskanmu sekarang."

Wooyoung tersenyum manis pada San yang terus menatapnya dingin disana, itu tak masalah karena ia akan melakukan apapun agar ia dapat memuaskan San.

"Aku bahkan sudah menyiapkan sesuatu untuk malam yang panjang ini."

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang