Wooyoung menatap kesal kearah San dan juga Seonghwa disana, baru juga San meminta maaf padanya tapi ia sudah dibuat kesal kembali olehnya sekarang.
"Sampai kapan dia akan berada disini?"
"Aku– aku takut untuk pulang San."
San hanya mengangguk, ia juga masih khawatir pada Seonghwa jika dia harus pulang ke rumahnya karena bagaimana jika nanti Hongjoong datang kesana.
"Kamu dapat menginap disini, Hwa."
"Apa?! tak boleh!"
Seonghwa menatap memelas pada San saat Wooyoung menatapnya dengan tajam disana, ia sudah tau jika ia tak akan diijinkan untuk tinggal oleh Wooyoung.
Tapi meskipun begitu semua keputusan ada ditangan San dan tentu saja San tak akan tega melihatnya yang sedang terluka seperti sekarang.
"Wooyoung–"
"Sudah aku katakan jangan memanggilku dengan namaku! aku kekasihmu."
San menghela nafasnya pelan, ia menatap pada Wooyoung yang terlihat sangat kesal itu, padahal ia baru saja membujuknya tapi sekarang dia merasa kesal kembali.
San mulai mengelus pipi Wooyoung perlahan. Ini tak seharusnya ia lakukan, hanya saja ia benar-benar khawatir jika nanti terjadi sesuatu pada Seonghwa.
"Hanya sekali ini saja sayang, oke?"
Seonghwa meremas celananya menahan rasa kesal karena melihat San yang mencium Wooyoung disana, ia merasa sangat kesal dengan apa yang ia lihat itu.
Bahkan San bersikap lembut pada Wooyoung dan panggilan itu, seharusnya itu panggilan untuknya. Ia akan merebut kembali apa yang menjadi miliknya.
Wooyoung mengangguk pasrah, ia akan membiarkan Seonghwa untuk kali ini, tapi tentu ia tak akan membiarkan Seonghwa mengambil perhatian San darinya.
"Tapi aku tak ingin melihatmu berdua bersamanya lagi seperti tadi pagi."
"Baiklah sayang, aku mengerti."
Seonghwa memaksakan diri untuk tersenyum saat San menatap kearahnya, ia sebenarnya cukup merasa kesal dengan ucapan sinis dari Wooyoung barusan.
Wooyoung tetap merasa kesal karena sebenarnya ia tak ingin mengijinkan Seonghwa untuk tetap berada disini, tapi mau bagaimana lagi, San memintanya.
"Aku ke balkon sebentar."
Wooyoung menatap kepergian San dari hadapannya itu, ia kembali menatap kearah Seonghwa disana, sejujurnya ia merasa tak tega melihat lukanya itu.
Dan lagi mengapa dia harus datang kesini, kenapa dia tak pulang ke rumah orang tuanya atau temannya yang lain, mengapa harus ke rumah San.
"Berhenti menatapku seperti itu."
Wooyoung tersadar dari lamunannya, ia mendengus kesal, seharusnya dia sadar diri, dia juga seharusnya paham jika ia adalah kekasihnya San sekarang.
Seonghwa memutar bola matanya malas, sedari tadi Wooyoung terus menatap kearahnya, bahkan tatapannya itu seperti berkata jika ia tak boleh berada disini.
"Kau tau jika San sudah memiliki kekasih dan itu aku sendiri."
"Lalu?"
"Apa kau tak merasa malu? seharusnya kau pulang ke rumahmu sendiri."
"Apa peduliku? kau bahkan hanya pelacur yang beruntung, kau paham itu?"
Wooyoung merasa tak terima dengan apa yang dikatakan Seonghwa, ia dulunya memang seorang pelacur tapi sekarang ia adalah kekasihnya San, bukan pelacur.
Wooyoung benar-benar ingin memukul wajahnya itu sampai meninggalkan luka, seharusnya Hongjoong melakukan lebih dari sekedar pukulan pada Seonghwa.
"Benar-benar tak tau diri."
"Apa kau bilang?!"
Wooyoung menggedikkan bahunya tak peduli, tak seharusnya ia meladeninya. Mungkin ia akan menghubungi Hongjoong untuk membawa Seonghwa kembali.
San selesai menghubungi ibu Seonghwa, karena orangtuanya Seonghwa tinggal diluar kota, jadi mereka tak dapat menjemput Seonghwa sekarang juga.
Wooyoung menatap ke belakang saat ada yang mengelus rambutnya itu disana, ia melihat San yang sudah kembali, entah apa yang San lakukan di balkon tadi.
"Aku sudah menghubungi ibumu Hwa, dia berkata akan menjemputmu besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
I am your Bitch! : Sanwoo/Woosan
FanfictionChoi San selalu memandang rendah seseorang yang bekerja sebagai pelacur. Dan Jung Wooyoung yang seorang pelacur itu berhasil membuat San termakan ucapannya sendiri dengan membuat San jatuh cinta padanya. - Homophobic do not interact this story. ⚠The...