66

4.8K 293 9
                                    

Keesokan harinya, dan besoknya, dan juga seterusnya, selama seminggu penuh, Wooyoung terus hadir saat Yeonjun dan juga San membahas tentang proyeknya itu.

Itu cukup membuat San tak dapat lagi menahan rasa cemburunya, ia juga kesal karena terus melihat kemesraan mereka berdua dihadapannya terus-menerus.

"Bisakah kau tak membawanya saat kita sedang bertemu?"

"Maaf, apakah itu mengganggumu?"

Wooyoung mengerucutkan bibirnya dan ia mulai mengeratkan pelukannya itu pada lengan Yeonjun. Ia menatap memelas pada Yeonjun agar ia tetap diijinkan bersama.

Yeonjun yang melihat raut memelas dari Wooyoung itu merasa tak tega, tapi jika San merasa tak nyaman dengan ini, itu juga dapat mengacaukan semuanya.

Karena San yang memang gegabah, dia bisa saja tiba-tiba membatalkan kerjasamanya hanya karena dia kesal atau merasa tak puas dengan hasilnya.

"Urus saja kekasihmu terlebih dahulu, aku akan pergi."

Siyeon mengikuti langkah kaki bos nya, ia cukup penasaran mengapa bos nya itu merasa kesal sejak kemarin dan lagi Wooyoung, bukankah dia kekasih bos nya.

Ia tak pernah melihat Wooyoung datang kembali ke kantor dan malah Seonghwa lah yang terus datang kesana, itu cukup membuatnya bingung dan penasaran.

"Yeonjun maafkan aku, gara-gara aku–"

"Tidak masalah Woo, itu akan baik-baik saja, mungkin San memang sedang dalam suasana hati yang buruk."

Wooyoung mengangguk pelan, ia sedikit menyeringai, tentu saja San sedang dalam suasana hati yang buruk, dia bahkan terus terlihat kesal saat menatap padanya.

Tapi besok San sudah akan kembali ke seoul dan itu lah masalahnya, ia tak dapat melakukan apapun lagi setelahnya karena ia tak mungkin pergi kesana.















"Wooyoung."

Wooyoung mengalihkan pandangannya pada Hongjoong disana. Ya, hanya dia saja yang mengetahui password apartmentnya itu, mengingat ini memang dibeli oleh dia.

"Sudah saatnya kau memberiku imbalan."

"Apa?"

Hongjoong mulai mendudukan dirinya, ia tau jika San sedang melakukan melakukan bisnis karena besok dia akan pulang, Seonghwa juga akan datang kemari untuk menjemput San.

Dan ini lah saat yang tepat dimana ia akan menggunakan Wooyoung sebagai cara agar Seonghwa mau kembali lagi padanya, meskipun ia merasa tak tega untuk itu.

Tapi apa pedulinya, Wooyoung bukanlah siapa-siapa untuknya, dia hanya menjadi batu pijakan untuk ia dapat membuat Seonghwa kembali lagi padanya sekarang.

"Biarkan Seonghwa melukaimu."

"Apa kau bilang?! bagaimana mungkin?"

Wooyoung tentu tak terima dengan apa yang diingkan Hongjoong, bagaimana mungkin ia mau menerima itu, ia bahkan tak sudi hanya untuk sekedar disentuh.

Wooyoung melihat Hongjoong yang menatapnya dengan datar, itu benar ia tak memiliki pilihan untuk menolak, karena ia sudah berjanji pada Hongjoong kemarin.

"Aku mengerti."

Hongjoong sedikit menyeringai, nanti ia akan membuat Seonghwa mabuk dan dia tentu masih merasa kesal pada Wooyoung bukan, dia pasti akan melukai Wooyoung.

Dan itu lah saatnya ia akan merekam Seonghwa yang sedang menyakiti Wooyoung, ia akan menggunakan video tersebut untuk mengancam Seonghwa.















"Sial, dimana si Hongjoong itu sekarang."

Seonghwa mendengus kesal, ia sudah berkeliling mencari tapi ia tak dapat menemukannya, dia berkata jika San mabuk disebuah club.

Itu lah mengapa ia berada disini sekarang, lagi pula mengapa San masih sempat datang ke club saat sedang melakukan bisnis, apakah dia terlalu kelelahan.

"Halo sayang, akhirnya kamu datang juga."

Seonghwa melepaskan tangan Hongjoong yang seenaknya memeluk pinggangnya. Ia membalikkan badannya, menatap Hongjoong yang tersenyum padanya itu.

"Dimana San."

"Dia ada, dia datang bersamaku dan dia malah mabuk."

Seonghwa mengabaikan Hongjoong, dia menghubunginya menggunakan nomor yang baru karena ia sempat memblokir nomornya itu, benar-benar menyebalkan.

"Sebelum itu, temani aku minum terlebih dahulu, bagaimana?"

"Tidak, aku harus membawa San pulang."

"Tapi aku belum memberitahumu diruangan mana San berada."

Seonghwa menatap kesal pada Hongjoong, jika saja dia tak menggunakan San, sudah pasti ia tak mau datang kemari sekarang, ia akan benar-benar memarahi San nanti.

"Tch baiklah."

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang