"San?!"
San mengalihkan pandangannya pada Wooyoung, ia sedikit terkejut saat melihat pakaian yang dipakai olehnya sekarang, tapi ia mencoba untuk tak peduli.
Berbeda dengan Wooyoung, ia masih tak percaya dengan apa yang ia lihat, apakah orang yang memesannya sekarang adalah San atau ia salah memasuki ruangan.
Tapi itu tak mungkin, selama ia bekerja ia tak pernah sekalipun salah memasuki ruangan. Kenapa San ada disini, apa dia datang untuk bertemu dengannya.
Wooyoung mencoba untuk menaha rasa senangnya itu sekarang, ia berniat untuk mengabaikan San, tapi apakah ia dapat mengabaikannya jika dia sudah ada disini.
"Kemarilah."
"Kenapa kamu ada disini?"
Wooyoung terus menatap San yang masih sibuk menyesap rokoknya itu disana, dia yang hanya memakai kameja dan juga vest abu, terlihat benar-benar sangat tampan.
Dan lihatlah itu, dia memakai kacamata, mengapa dia berpakaian seperti sekarang, disaat ia ingin mengabaikan San terlebih dahulu, jika terus seperti ini, ia jadi ingin menggodanya.
"Mengapa? aku tak boleh berada disini?"
"Bukan seperti itu, tap–"
"Tapi kau mengharapkan pria lain?"
Wooyoung mengerutkan dahinya bingung mendengar perkataan San, bagaimana mungkin ia mengharapkan pria lain disaat pria yang ia harapkan sudah ada disini.
Tapi mengapa nada bicara San terdengar seperti dia sedang marah, apakah karena pakaian yang ia pakai sekarang atau dia marah karena ia mengabaikannya.
"Ya aku mengharapkan pria lain, karena kamu tak menyukai pelacur sepertiku."
San hanya menatap Wooyoung dan tak berniat untuk menjawab perkataannya. San mengalihkan pandangannya dan kembali menyesap rokoknya itu.
Dan cukup lama Wooyoung diabaikan oleh San, bahkan sudah hampir 4 batang rokok yang terus San hisap, tak ada satu katapun yang keluar dari mulut San selama itu.
Tentu saja itu membuat Wooyoung kesal, untuk apa ia berada disini jika San saja terus mengabaikannya, haruskah ia mulai menggodanya saja, tapi jika seperti itu.
"Rencanaku akan gagal."
Wooyoung membulatkan matanya terkejut saat San tiba-tiba saja menciumnya sekarang, dan itu bukan hanya kecupan, tapi memang benar-benar sebuah ciuman.
San menahan dagu Wooyoung dan mulai melumat bibirnya perlahan, ia mengigit bibir bawah Wooyoung dengan kuat, membuat Wooyoung membuka mulutnya.
Wooyoung masih tak bisa mempercayai apa yang dialaminya sekarang. Lidah San yang bermain didalam mulutnya itu membuat Wooyoung mulai terangsang.
San memiringkan wajahnya, ia menekan kepala bagian belakang Wooyoung untuk membuat ciumannya lebih dalam lagi dengan sesekali ia menghisap bibirnya itu.
Saat Wooyoung ingin membalas ciuman dari San, San terlebih dahulu melepaskan ciuman mereka dan ciuman itu meninggalkan air liur entah milik siapa.
San mengusap air liur yang tertinggal di bibir Wooyoung. San sedikit melirik kebawah, melihat penis Wooyoung yang sudah menegang dibawah sana.
Pakaian yang digunakan oleh Wooyoung benar-benar terbuka, bahkan hampir semua bagian tubuh Wooyoung, terlihat dengan sangat jelas sekarang.
Wooyoung mengerutkan dahinya bingung saat melihat San yang bersiap-siap untuk pergi disana, apa maksudnya itu, apakah dia datang hanya untuk satu ciuman saja.
Wooyoung dengan cepat menahan tangan San yang akan benar-benar berjalan pergi itu disana, bagaimana bisa dia pergi begitu saja setelah dia membuatnya terangsang.
"Mau kemana?"
"Aku akan pulang."
San melepaskan genggaman Wooyoung dari tangannya, ia tak bisa terlalu lama berada ditempat sepeti ini, karena itu hanya akan membuat dirinya mengingat tentang Wooyoung yang seorang pelacur.
"Bersenang-senanglah dengan pria lain, aku mengijinkanmu untuk kali ini saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
I am your Bitch! : Sanwoo/Woosan
FanfictionChoi San selalu memandang rendah seseorang yang bekerja sebagai pelacur. Dan Jung Wooyoung yang seorang pelacur itu berhasil membuat San termakan ucapannya sendiri dengan membuat San jatuh cinta padanya. - Homophobic do not interact this story. ⚠The...