"Apa yang kamu lakukan disini?"
Tak menjawab pertanyaan San, Wooyoung terus berjalan maju, mendorong tubuh San untuk masuk kedalam. Ia meremas penis San dibawah sana.
Wooyoung juga mencium bibir San dengan penuh nafsu, ia melumat bibirnya itu. Ia memasukkan tangannya kedalam celana San dan kembali meremas penisnya.
San tak membalas ciumannya, tubuhnya terus didorong oleh Wooyoung sampai berakhir ia yang terduduk diatas sofa. Ia merasa terangsang karena tangannya itu.
Wooyoung sedikit menyeringai, ia senang karena ia dapat membuat San terangsang, tapi disatu sisi ia juga merasa kesal karena San tak membalas ciumannya.
Ia melepaskan ciumannya itu dan mulai menatap San. Wooyoung sedikit menjilat bibir San dan menekan kepala penis San dengan ibu jarinya itu.
"Apa yang kau lakukan?"
"Aku menginginkanmu, tidakkah kamu menginginkannya juga?"
"Tidak, aku lapar."
"Kamu bisa memakanku."
San benar-benar tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Wooyoung, apakah dia berpikir jika memakannya itu dapat menghilangkan rasa laparnya.
Wooyoung akhirnya menyerah, mungkin jika ia memasakkannya sesuatu, San akan menyentuhnya. Wooyoung menangkup wajah San dan mengecup bibirnya itu.
"Baiklah, aku akan memasak, apa yang kamu inginkan?"
"Apapun."
"Kalau begitu temani aku."
San sedikit mengangguk, ia beranjak dari duduknya dan berjalan mengikuti langkah kaki Wooyoung. Ia baru menyadari jika dia masih memakai pakaian sebelumnya.
Dan sepertinya selama dia datang kemari, dia memakai pakaian yang sangat terbuka itu. Entah mengapa itu juga membuatnya marah, karena orang-orang dapat melihat tubuh Wooyoung.
San menatap Wooyoung yang sudah mulai fokus memasak disana, semenjak dia yang selalu memasak dirumahnya, ia jadi menyimpan beberapa bahan makanan.
"Kenapa kau masih memakai pakaian itu?"
"Aku tak sempat menggantinya."
"Ganti sekarang."
"Kenapa? kamu tak menyukainya?"
Mustahil jika San tak menyukainya, tapi itu berlaku jika Wooyoung memakainya didalam rumah dan tidak diluar rumah, jika begitu maka ia tak menyukainya.
San menatap Wooyoung dari atas sampai bawah, meskipun tadi dia memakai jaket tapi tetap saja pahanya itu masih terlihat jelas oleh orang lain yang melihatnya.
"Berhenti memakai pakaian yang terbuka keluar rumah."
Wooyoung tersenyum tipis, ia merasa jika San seperti kekasih yang posesif dan tentu saja ia menyukainya, terlihat sangat menggemaskan dengan wajah tampannya.
Setelah Wooyoung selesai memasak, ia menata makanannya diatas meja, tapi itu membuat San sedikit kebingungan karena porsi yang dibuat oleh Wooyoung sedikit.
"Aku tak makan karena sedang diet."
"Hm, mandilah dan ganti bajumu itu."
San menatap kepergian Wooyoung, ia sedikit penasaran mengapa dia melakukan diet, padahal Wooyoung sudah cukup kurus, ia lebih suka dia yang sedikit berisi.
Setelah hampir 15 menit, San yang sudah selesai makan berjalan pergi kearah kamarnya, entah apa yang dilakukan Wooyoung sampai dia belum selesai juga.
San sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Wooyoung dikamarnya, apa yang dia pikirkan dengan tak memakai satu helai benangpun ditubuhnya itu.
"San–"
"Jangan mendekat."
Wooyoung mengerucutkan bibirnya kesal, padahal ia ingin memeluk San tapi kenapa dia malah berkata seperti itu. Wooyoung mulai mendudukan dirinya ditepi ranjang.
"Aku menyuruhmu untuk mengganti baju, tapi kenapa kamu telanjang sekarang?"
"Untuk apa aku menggantinya? bukankah kita akan melakukan sex?"
San mengerutkan dahinya, sejak kapan ia berkata jika mereka akan melakukan sex, dan mengapa Wooyoung selalu berpikiran mesum, apakah otaknya sedikit rusak.
San menggelengkan kepalanya pelan, ia berjalan kearah lemari dan mengambil piyama yang muat untuk Wooyoung. Ia melemparkan piyama itu pada Wooyoung.
"Aku tak mau memakainya."
"Jangan membantah."
"Kalau begitu, bantu aku memakainya."
San menghela nafasnya pelan, Wooyoung benar-benar bertingkah seperti anak kecil, beruntung karena ia sudah terbiasa dengan sifat kekanak-kanakan seseorang.
Wooyoung sedikit menyeringai, saat ia melihat San berjalan mendekat, ia dengan cepat menarik tangan San dan membuat San menindih tubuhnya sekarang.
"I'm so horny, daddy."
KAMU SEDANG MEMBACA
I am your Bitch! : Sanwoo/Woosan
FanfictionChoi San selalu memandang rendah seseorang yang bekerja sebagai pelacur. Dan Jung Wooyoung yang seorang pelacur itu berhasil membuat San termakan ucapannya sendiri dengan membuat San jatuh cinta padanya. - Homophobic do not interact this story. ⚠The...