37

5K 309 3
                                    

"Sanie, apa aku benar-benar harus melakukannya?"

San menghisap rokoknya dan mengangguk menjawab perkataan Wooyoung. San terus menatap tubuh tanpa busana Wooyoung diatas ranjang miliknya itu.

Wooyoung mengerucutkan bibirnya kesal, padahal penis milik San sudah menegang, tapi kenapa San masih saja menyuruhnya untuk bermain dengan ini semua.

San sungguh tak menyerah agar ia dapat bermain dengan semua mainan sex ini, dia sampai berjanji akan memberikan sex yang menyenangkan untuknya.

Dan tentu saja ia tergoda dengan apa yang dijanjikan oleh San, terlebih San memang dapat memuaskan hasrat nakalnya itu. Wooyoung sedikit melirik pada San disana.

"What are you waiting for?"

San berjalan mendekat kearah Wooyoung yang masih berdiam diri sejak tadi, ini sudah hampir 20 menit ia menunggu untuk dia bermain dengan mainan sex itu.

San memegang dagu Wooyoung dan sedikit mengangkatnya. Ia mengecup bibir Wooyoung dan kembali menatapnya, ia mengusap bibirnya itu dengan ibu jarinya.

"You don't want it?"

"I would, but–"

"Hm?"

"Aku tak mau ini semua, kamu tau itu."

Wooyoung sedikit mendongak menatap San yang sudah mulai menatapnya dengan tatapan dingin disana, ia tau San sedang marah padanya sekarang karena itu terlihat sangat jelas dari tatapan matanya.

San melepaskan tangannya dari dagu Wooyoung dan ia kembali menyesap rokok miliknya. Mengapa dia masih saja berani membantah apa yang ia perintahkan.

"Aku pikir aku harus mencari pelacur lain yang dapat menuruti semua perintahku."

Wooyoung membulatkan matanya saat mendengar apa yang dikatakan San, apa maksudnya itu, bagaimana bisa San berbicara seperti itu padanya sekarang.

"No! you can't!"

"Hm? tentu saja aku bisa."

"Kamu tak akan bisa menyukai pelacur lain selain aku, San!"

San mendudukan dirinya dikursi tepat dihadapan Wooyoung. Dia memang benar, ia dapat menyukai pelacur lain selain Wooyoung, bahkan itu terdengar mustahil.

Wooyoung mengerucutkan bibirnya, San tak lagi menjawab perkataannya. Apakah San benar-benar akan mencari pelacur lain untuk menggantikan dirinya.

"Aku– aku akan melakukannya! tapi berjanjilah padaku, kamu tak akan mencari pelacur lain."

"Lupakan saja, aku sudah tak ingin melihatnya."

Wooyoung dengan cepat menahan tangan San yang berniat pergi meninggalkannya. Sepertinya San benar-benar marah padanya sekarang, ia seharusnya tau itu.

Ia pikir San akan melupakan tentang ini semua dan akan langsung menyetujuinya jika ia terus menolak, tapi ternyata tidak, San sudah sangat marah.

"Aku akan melakukannya, kamu duduk disana dan lihat aku."

"Lakukan."

Wooyoung mengangguk pelan, ia menatap semua mainan sex yang memenuhi ranjang itu, ia cukup merasa bingung apa yang harus ia lakukan pertama-tama.

Karena ia tak pernah sekalipun bermain dengan mainan sex seperti ini, bahkan jika diingat saat dulu ia masih melacur di club ia tak pernah menggunakan itu semua.

Wooyoung menatap vibrator yang berbentuk penis disana, ia mengambilnya. Vibrator ia pernah menggunakannya, tapi ini terlalu kecil, apa ia akan merasa puas.

Wooyoung menghela nafasnya, ia sedikit melirik pada San yang masih setia menunggunya untuk bermain dengan ini semua disana.

"Ada apa? butuh bantuan?"

Wooyoung mengangguk dengan cepat, ia lebih memilih San untuk membantunya menggunakan semua ini dibandingkan ia yang harus menggunakannya sendiri.

"Tapi aku tak suka bermain lembut, apa kamu tak masalah dengan itu?"

"Umm, melakukannya dengan kasar akan terasa lebih baik daddy."

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang