11

6.3K 376 0
                                    

Wooyoung terbangun dari tidurnya dan yang pertama ia rasakan adalah sakit di seluruh badannya, bahkan ia juga merasa pusing dan mual sekarang.

Ia mendudukan dirinya, menyandar pada kepala ranjang, ia mulai mengedarkan pandangannya, tak ada siapapun disini dan sepertinya San sudah pergi.

Ia juga tak ingat kapan terakhir kali ia sadar semalam, tak mungkin jika ia pingsan bukan atau ia tertidur karena sudah terlalu lelah. Wooyoung akui jika San memiliki stamina yang besar.

"Kepalaku benar-benar pusing, bagian selangkanganku juga terasa perih."

Wooyoung meraba meja disampingnya, mulutnya terasa hambar, ia ingin merokok sekarang. Wooyoung sedikit mengerutkan dahinya saat ia memegang sebuah kertas.

Wooyoung sedikit tersenyum tipis, ia dapat melihat sebuah cek disana dan tentu saja San yang meninggalkannya, ia jadi merasa jika ia sedang melacur pada San.

"Aku memang berharap dapat menjadi pelacur pribadi San."















San memandang ponselnya dengan kesal, saat ia terbangun tadi ia langsung terburu-buru mencari ponselnya ditempat Wooyoung, tapi apa ini ponselnya malah terkunci.

"Sialan, pelacur itu benar-benar mempermainkanku."

San menghela nafasnya pelan, seharusnya ia mengecek ponselnya terlebih dahulu sebelum ia pergi begitu saja dari tempat Wooyoung, jika sudah seperti ini apa yang harus ia lakukan.

Ia bahkan sudah tak ingin bertemu dengan pelacur itu lagi untuk yang ke sekian kalinya, tapi Wooyoung sepertinya paham betul apa yang harus dia lakukan.

Dan lagi yang paling terburuk dari semua kesialannya sekarang, Wooyoung mengganti locksreen ponselnya itu dengan fotonya. Entah bagaimana dia bisa terus membuatnya kesal seperti ini.

"San."

San mengalihkan pandangannya dan melihat Yunho bersama Mingi disana, apa yang mereka lakukan disini sekarang, ia sedang dalam suasana hati yang buruk.

"Kau baik-baik saja San?"

"Aku baik-baik saja, ada apa?"

"Kami khawatir padamu karena kamu tak membalas pesan ataupun telepon."

San sebenarnya merasa cukup kesal pada teman-temannya karena mereka meninggalkan dirinya sendirian bersama pelacur itu, tapi jika ia mengeluh pun kesialannya tak akan pernah berubah.

"Ponselku hilang dan aku baru menemukannya barusan."

Yunho sedikit melirik kearah Mingi, ia tau jika San sedang merasa kesal sekarang melihat dari ekspresi wajahnya yang seolah meminta dirinya dan Mingi pergi sekarang.

Mingi tersenyum tipis melihat Yunho yang sedikit bersembunyi dibelakang tubuhnya itu. Berbeda dengan Yunho, Mingi sudah terbiasa melihat San kesal.

"Baguslah jika kau baik-baik saja, aku dan Yunho akan pergi makan siang, mau bergabung?"

"Tidak, aku tak terlalu lapar."

"Baiklah, kalau begitu kita pergi."

San mengangguk menjawab perkataan Mingi, setelah ia menatap kepergian mereka dari ruangannya, ia kembali menatap ponsel di mejanya itu.















"Apa menurutmu San marah pada kita?"

Mingi menatap kearah Yunho yang terlihat sedih disana, dia benar-benar menyayangi San, itu tak membuatnya cemburu tapi ia tak bisa melihat Yunho bersedih.

Mingi mengusap punggung tangan Yunho, mencoba untuk menenangkannya, seharusnya ia juga tak membiarkan San sendirian waktu lalu, tapi ia ingin melihat San menikmati hidupnya itu.

"Tidak sayang, jangan terlalu dipikirkan."

"Benarkah? tapi San terlihat sangat kesal tadi."

"Sudahlah, ini bukan pertama kalinya kamu melihat dia kesal bukan? bisa jadi San kesal karena sesuatu yang lain."

Yunho sedikit mengangguk, meskipun Mingi berkata seperti itu, ia masih merasa bersalah pada San, mungkin nanti ia akan membujuk San untuk memaafkannya.

"Aku ingin makan sushi!"

"Apapun untuknu little puppy."

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang