42

4.8K 324 0
                                    

"Apa yang kamu sukai dari San?"

"Penisnya!"

San terkejut saat mendengar jawaban dari Wooyoung, ia bahkan tak pernah berpikir sampai kesana dan bagaimana bisa dia berkata dengan sangat lantang seperti itu.

Berbeda dengan San, Yeosang hanya bisa menggelengkan kepalanya, sudah tak aneh baginya mendengar jawaban seperti itu darinya, otak dia memang sangat mesum.

"Aku juga menyukai wajahnya, uangnya, tubuhnya, aku menyukai semuanya!"

"Tapi aku lebih menyukai penisnya itu."

San tak bisa berkata-kata lagi, Wooyoung memang selalu saja memegang penisnya entah dimanapun itu. Tapi ia tak menyangka jika dia berpikiran seperti itu.

Yeosang menggedikkan bahunya, ia sudah tak dapat lagi melihat Wooyoung yang sedang mabuk, dia selalu berkata apapun yang ada di otak mesumnya itu.

"Aku akan pulang."

"Ikut, bagaimana bisa kamu meninggalkan aku sendirian disini."

"Ada kekasihmu dibelakang."

Wooyoung membulatkan matanya, ia menatap kebelakang dan benar saja San ada disana, sejak kapan dan apakah dia mendengar semua perkataannya tadi.

Ia belum benar-benar mabuk karena ia masih harus pulang, tapi jika seperti ini seharusnya ia mabuk saja. Sangat memalukan karena San mendengarnya.

Wooyoung mengalihkan pandangannya pada Yeosang tapi dia sudah tak lagi disana, dia sudah pergi, tak ada siapapun disini selain ia dan juga San sekarang.

"Jadi kamu lebih menyukai penisku?"

Wooyoung tersentak mendengar suara San dibelakangnya, bagaimana sekarang. Semenjak ia mulai menyukai San, ia jadi malu untuk dapat berkata jujur pada San.

"Kenapa kamu tak memberitahuku jika kamu pergi ke club? Dan pakaian itu, apa kamu berniat untuk menggoda pria lain?"

Wooyoung kembali menatap San, ia sedikit menggelengkan kepalanya. Ia beranjak dari duduknya dan langsung memeluk San dengan erat.

Wooyoung sudah sangat merindukan San dan mengapa mereka bertemu disaat-saat seperti ini, San pasti akan marah karena ia memakai pakaian yang cukup terbuka.

"Ayo pulang..."

San menghela nafasnya pelan, bahkan Wooyoung tak menjawab pertanyaan darinya. San sedikit menunduk dan ia sedikit berbisik pada Wooyoung.

"Aku akan menghukummu nanti."















Wooyoung mengerucutkan bibirnya, San berjalan cepat dan meninggalkannya, ia menatap San yang sudah masuk terlebih dahulu tanpa menunggunya.

Ia masuk kedalam dan menutup pintunya, San benar-benar marah padanya, bahkan saat diperjalanan pulang San sama sekali tak membuka suaranya itu.

Ia juga sudah mulai merasa pusing akibat efek alkohol yang ia minum selama di club tadi, tapi sekarang ia harus membujuk San agar tak marah lagi padanya.

"Sanie–"

"Aku sudah mengatakannya bukan?"

Wooyoung mengangguk pelan, ia berjalan mendekat pada San dan duduk disamping San. Dia bahkan tak mau menatapnya, hanya karena pakaian yang ia pakai itu.

"Aku tak pernah melarangmu untuk pergi kemanapun kamu mau."

"Kamu harus memberitahuku dan jangan memakai pakaian yang terbuka."

"Tapi apa ini? apa kau mau melacur lagi?"

Wooyoung menggeleng dengan cepat, ia tak mau kembali melacur. Wooyoung mulai memeluk San erat, ia tak berpikir jika pakaiannya itu cukup terbuka.

"Tidak San, aku tak mau. Maafkan aku."

"Lepas."

Wooyoung tak mendengarkan ucapan San, ia malah mempererat pelukannya itu dan tak ingin melepaskannya. Bagaimana ini, San sudah benar-benar marah padanya.

"Mengapa kamu tak memberitahuku?"

"Aku kesal karena kamu terus-menerus tak pulang kerumah, aku merindukanmu."

"Hanya karena kamu kesal, kamu pergi ke club dengan pakaian seperti ini begitu?"

"Maaf."

San menghela nafasnya berat, ia melihat Wooyoung yang menatapnya dengan wajah memelas disana. Ia tak masalah jika dia pergi ke club, tapi pakaiannya itu.

San mulai menangkup wajah Wooyoung, ia marah pada Wooyoung sekarang, tapi mungkin salahnya juga karena ia tak memperhatikan Wooyoung akhir-akhir ini.

"Apa kamu benar-benar lebih menyukai penisku?"

"Iy– tidak!! aku menyukaimu!"

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang